Sabtu, 11 Juli 2020
[Media] No Impact Man : Antara Inspirasi dan Idealisme
Judul : No Impact Man
Tahun : 2007
Genre : Dokumenter
Pemain : Colin Beavan, Michelle Conlin, Isabella Beavan
Produksi : An Eden Wormfeld films, Shadowbox Film and Laura Gabbort Film Production
Produser : Julia Parker Benello, Diana Barrett dan Dan Cogan
Editor : William Haugse A.C.E dan Matthew Martin
Durasi : 1 jam 29 menit
Bahasa : Bahasa Inggris dengan subjudul dalam bahasa Indonesia
Film ini merupakan kisah perjalanan seorang warga Amerika Serikat, Colin Beavan yang mencetuskan gerakan untuk tidak menghasilkan dampak terhadap bumi. Semua perjalanan gagasannya ini didokumentasikan dalam film dan buku yang berjudul No Impact Man.
Beavan yg pula seseorang penulis merasa sangat prihatin menggunakan gaya hidup orang Amerika yang sangat konsumtif & serba mewah. Ia mencoba hayati menggunakan nilai-nilai yang diyakininya sahih. Cara yg ia tempuh bukan menggunakan membahas proteksi beruang kutub ataupun mempermasalahkan es yg tengah mencair di kutub utara, tapi lebih ke bagaimana kehidupan insan pada kota, yg beraktivitas tanpa meninggalkan efek buruk terhadap lingkungan.
Proyek ini awalnya disampaikan ke istrinya, Michelle, yang kecanduan menonton televisi dan hobi belanja. Meski merasa berat & tersiksa, Michelle mendukung gagasan suaminya. Apalagi proyek ini akan dilakukan selama lima-12 bulan dan diujicobakan dalam famili mereka sendiri, terhadap Michelle & anak mereka, Isabella.
Satu persatu kebiasaaan jelek dalam keluarganya yang mempunyai imbas terhadap lingkungan perlahan dikurangi, bahkan ditinggalkan. Misalnya, menggunakan nir memakai tisu toilet, berjalan kaki atau bersepeda buat mengurangi emisi karbon, mengurangi pemakaian plastik, mengganti popok sekali gunakan dengan popok kain, dan sebagainya. Ke pasar pun membeli produk lokal sebagai kepedulian melestarikan tanaman lokal. Mereka pula membeli cacing buat menciptakan kompos di rumah.
Di dalam film tersebut juga terdapat adegan dimana Beavan dan keluarga melakukan sarapan terakhir di sebuah rumah makan dan berkomitmen tidak akan makan di rumah makan yang jarak tempuhnya lebih dari 250 mil dari rumah. Yang tak kalah menariknya, Michelle terpaksa menahan keinginannya untuk minum kopi espresso, karena kopi tersebut bukan produk lokal.
Secara bertahap proyek ini dilakukan dengan cara belajar sembari melakukan. Beberapa perkara ada, waktu Michelle ingin menambah anak dan menginginkan pembagian tugas yg seimbang buat pekerjaan domestik antara Michelle & suaminya. Ada rasa murka dan putus harapan pada diri Michelle. Sampai waktu proyek keluarga mereka memasuki bulan keenam, waktu menuju ke tahapan hayati tanpa listrik. Apakah Anda bisa membayangkan hayati tanpa listrik? Beavan permanen menggunakan panel matahari untuk kegiatan yg membutuhkan suplai listrik, misalnya mengetik perkembangan proyek keluarganya pada laptop & mengunduhnya pada blog pribadinya. Prinsip Beavan adalah, apapun mampu dilakukan tanpa merusak alam.
Dengan proyek yg dijalankannya itu, Beavan menjadi terkenal dan diwawancara oleh aneka macam media baik berdasarkan dalam juga luar negeri. Banyak komentar yg menyatakan tak putusan bulat dengan apa yg dilakukannya, akan tetapi ada juga yg termotivasi. Meski sempat pesimis, Beavan bersemangat sebagai relawan pada beberapa tempat & belajar banyak hal menggunakan beberapa sahabat yg telah melakukan gerakan lingkungan yang berkelanjutan.
Dua minggu menjelang berakhirnya proyek ini, Beavan diundang ke beberapa sekolah buat menyebarkan pengalamannya tentang hidup tanpa impak lingkungan. Hasilnya, tak kurang dari 200 orang mahasiswa Universitas New York termotivasi buat mencoba hayati tanpa imbas lingkungan dalam waktu seminggu. Salah satu jawaban Beavan yg cukup menyentuh yaitu jawaban atas pertanyaan berikut, ?Jika saya akan menjalankan hayati tanpa pengaruh lingkungan, manakah yang usahakan saya pilih, tidak menggunakan kantung plastik atau tidak memakai gelas plastik??. Jawaban Beavan cukup sederhana dan bahkan di luar ekspektasi orang-orang, yaitu ?Apabila saya hanya akan melakukan satu hal, saya memilih menjadi relawan di organisasi lingkungan. Karena di sana terdapat komunitas?.
Beavan merupakan salah seseorang yg bisa menginspirasi orang-orang lain yg menghuni planet ini. Memang, kisah Beavan sepertinya sangat sulit buat dilakukan. Bahkan, apabila segala hal pada dalam film itu benar-benar dijalankan, mungkin mampu membuat frustrasi orang yg menonton film ini. Anggapan terlalu idealis, sok mencintai lingkungan, terlalu mengada-terdapat dan lain sebagainya pasti akan terlontar. Tapi setidaknya, kita mampu mencoba terlebih dahulu buat mengurangi pengaruh terhadap lingkungan. Ada beberapa hal bisa dilakukan, ada yang sulit, dan sama sekali tidak dapat dilakukan, namun semuanya itu butuh proses.
Sayangnya, film ini masih menyisakan pertanda tanya. Bagaimana hidup Beavan sekeluarga sehabis proyek ini selesai? Apa saja yang sampai saat ini masih dilakukan buat mengurangi efek lingkungan? Apa dampak publikasi proyek ini terhadap lingkungan sekitar?
Film ini sangat menginspirasi & WAJIB ditonton oleh mereka yg ingin melakukan perubahan bagi dunia. Kalau kita mau berubah & konsisten terhadap perubahan yg kita pilih, kita pun mampu menginspirasi orang lain buat berubah. Dari hal-hal yg kecil saja, yang mampu kita lakukan pada kehidupan sehari-hari. Untuk mengurangi efek negatif & menaikkan dampak positif pada menciptakan gerakan lingkungan yang berkelanjutan.
(Melly Amalia)
Jumat, 10 Juli 2020
[Profil] Perempuan Pejuang Lingkungan
Anilawati Nurwakhidin (Koordinator Tim Kampanye Zero Waste YPBB)
Sosoknya begitu sederhana & wajahnya tanpa polesan make up. Dengan kerudung & sandang kalem yg biasa dikenakan, senyumnya yang ramah nir pernah lepas saat kita menyapa. Perempuan kelahiran 3 Juni ini poly menghabiskan hari-harinya di Bandung meski berdomisili menggunakan nenek dan kakeknya pada Cimahi.
Tidak pernah terpikir sebelumnya Anil akan menjadi seperti sekarang ini, sebagai aktivis lingkungan. Mengenang masa kecilnya, Anil mengaku tidak punya cita-cita, ingin jadi seperti apa. Hari-harinya dihabiskan dengan sekolah. Orang tuanya tidak terbiasa berdiskusi tentang visi hidup dengan anak-anaknya. Di sekolah, katanya, Anil tidak ikut kegiatan berorganisasi. Baru di dunia kampus, dia mengenal kegiatan berorganisasi walaupun sifatnya lebih ke sebagai kegiatan pengisi waktu. Yang terpikir saat itu adalah menjalani sekolah sesuai jenjangnya. Kemudian, setelah lulus kuliah, ya kerja. Kerja itu harus yang menjanjikan di masa tua (baca: pensiun), begitu ucapan orang tuanya saat itu. Meski kuliah di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia, dulu namanya IKIP) yang lulusannya identik dengan menjadi guru, tapi Anil tidak berminat menjadi guru di pendidikan formal atau menjadi PNS sesuai keinginan orang tuanya.
Sampai akhirnya pada tahun 2004, hati Anil terusik ketika mendengarkan siaran salah satu radio swasta di Bandung yang secara rutin menayangkan topik lingkungan. Ia pun menyadari, selama ini ia selalu mencari keterkaitan antara kondisi lingkungan yang ada dengan aktivitas kesehariannya. Di kesempatan lain, Anil menemukan informasi tentang kegiatan kereta kota dari YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi, salah satu organisasi lingkungan yang fokus pada isu gaya hidup organis) di mading kampus. Tidak menunggu lama, Anil langsung mendaftar dan terlibat dalam kegiatan relawan. Di sana, Anil mendapat suasana yang berbeda. Hal ini membuat Anil termotivasi untuk belajar dan bisa berperan sesuai dengan minatnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Anil mengajukan diri menjadi staf YPBB. Anil menemukan sosok yang menginspirasi dan mengubah jalan hidupnya. David Sutasurya (Direktur YPBB) meyakinkan dirinya bahwa kalau kita mau serius di dunia ini pasti ada jalan. Saat itu kondisi YPBB sedang kesulitan pendanaan, tapi hal itu tidak menyurutkan Anil untuk tetap bergabung. Proses pembelajaran di YPBB dijalankan Anil secara bertahap dengan mengkoordinir teman-teman relawan. Untuk peningkatan kapasitas diri, Anil magang di lembaga lain dengan menjalankan peran yang berbeda seperti menjadi notulen, maupun memfasilitasi pelatihan. Sampai akhirnya Anil mendapat tanggung jawab yang lebih besar sebagai Koordinator Program Kampanye Zero Waste.
![]() |
Anil, duduk di depan, menggunakan kaus hijau, pada pembinaan Cara Berpikir Sistem |
yg diselenggarakan sang KAIL
Menjalankan peran sebagai Koordinator Program Kampanye Zero Waste, Anil belajar mengenal jenis-jenis orang yang “berbeda” dan sekaligus melihat bahwa di dunia ini, ada pilihan lain dalam beraktivitas. Adanya dukungan sesama koordinator menjadi penyemangat Anil dalam mengemban tugasnya. Suasana kerja, nilai-nilai di dalamnya dan adanya teman yang saling mendukung menjadi faktor penguat mengapa Anil bisa bertahan sampai enam tahun di YPBB.
Ketika ditanya soal visi hidup, “Ini selalu menjadi bagian yang sulit dijawab”, kata Anil. “Secara gampangnya, saya cukup bahagia bila bisa kumpul dan senang-senang bersama. Saat ada masalah, ada teman untuk tempat bercerita, tukar pikiran dan menyebarkan semangat ber-zero waste. Juga bila hidup ini bermanfaat untuk orang lain”, lanjut Anil. Biasanya Anil sangat membutuhkan teman-teman yang bisa diajak ngobrolsebelum membuat keputusan apapun. Mungkin itu juga sebabnya Anil tidak bisa diam dan merasa efektif berpikir kalau sambil berbicara. Sampai ada salah satu teman yang memberi saran kepada Anil untuk mencoba mencatat apa yang Anil bicarakan, sebagai bentuk apresiasi tidak bisa diamnya Anil.
Yang paling menarik dari Anil adalah, ke mana pun dia pergi baik urusan kerja atau pun pribadi, Anil selalu mengkampanyekan gaya hidup organis. Di dalam tasnya tidak pernah ketinggalan satu paket botol minuman (tumbler), wadah makanan, sapu tangan kain dan tas kain bila sewaktu-waktu diperlukan. Jadi dalam membeli sesuatu diusahakan untuk tidak menghasilkan sampah (zero waste) atau paling tidak mengurangi sampah dari awal.
Kekonsistenan dan komitmen untuk menjalankan hidup yang tidak menghasilkan sampah atau tidak berdampak besar pada lingkungan ia coba untuk terapkan dalam kesehariannya. Misalnya kebiasaan menggunakan kendaraan umum, menolak menggunakan sedotan untuk minum, dan lain sebagainya. Kebiasaan ini juga ditularkan Anil ke beberapa teman kuliah yang sering kumpul bersama dan awalnya tidak mengenal isu zero waste sama sekali. Sampai-sampai ada istilah yang cukup trend di kalangan aktivis lingkungan yaitu ‘dosa ekologis’. Lewat sikapnya ini Anil ingin menunjukan pada orang lain bahwa kita bisa hidup selaras dengan alam dan mengingatkan kepada kita bahwa daya dukung alam itu ada batasnya. Hidup nyaman dan bahagia pun bisa dicapai kalau kita bisa hidup zero waste.
Contoh lainnya, dia pernah mengirim liputan di media sosial tentang sepatunya yang bolong & terpaksa harus membeli sepatu baru. Usia sepatu tersebut sudah relatif usang dan seringkali tembus air apabila hujan. Itu satu-satunya sepatu yg Anil punya. Ternyata, yang menanggapi kiriman keterangan tersebut sampai 32 orang. Juga hal lainnya seperti baju. Orang akan melihat baju yang dipakai Anil itu-itu saja. Padahal dibalik itu semua, Anil mencoba berkampanye buat menggunakan atau memakai barang apapun selama mungkin, termasuk baju yang dikenakannya.
Maria Hardayanto (Penggagas Komunitas Engkang-Engkang dan Komunitas Sukamulya)
Adakah yg pernah mendengar kudapan manis brownies ganyong dan tumpeng menurut singkong? Ganyong sendiri merupakan nama jenis tumbuhan lokal orisinil Jawa Barat dan disulap sebagai kue oleh bunda Maria. Biasanya pada setiap kegiatan yg diikuti oleh komunitas binaan ibu Maria selalu terdapat kudapan manis tersebut, sebagai alternatif penganan lain pada hal ketahanan pangan.
Komunitas Engkang-engkang dan Komunitas Sukamulya adalah kumpulan ibu-ibu yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sekitar rumah, baik dalam pengelolaan sampah, pemanfaatan pekarangan rumah (urban farming) dan pembuatan jenis makanan dari bahan-bahan lokal. Walau komunitas ini belum genap dua tahun tapi secara perlahan melangkah maju dengan caranya sendiri. Siapakah yang menjadi penggagas komunitas ini?

Dalam membangun komunitas dampingannya, bunda mengalami pasang surut. Tapi itu semua tidak membuat bunda mundur. Mendukung lingkungan hidup secara nyata melalui pembuatan kompos skala rumah tangga, menanam sayuran segar dan membuat penganan non beras. Biasanya kalau ada program membuat kue, kue tersebut adalah hasil patungan anggota komunitas. Ada yang membawa telur, terigu, mentega, dsb. Jadi, program tersebut berbasis prinsip dari anggota, untuk anggota dan dinikmati oleh anggota pula. Juga mengolah hasil kebun yang hasilnya dikumpulkan untuk kepentingan komunitas. Kesibukannya mendampingi komunitas Engkang-Engkang dan komunitas Sukamulya cukup menyita sebagian waktu bunda.
Kesenangannya mengulik dan mengupas suatu masalah ternyata sudah ada sejak duduk di bangku SMA. Termasuk keprihatinan bunda terhadap kondisi lingkungan kota Bandung. Misalnya masalah air PAM yang hanya keluar di malam hari dan orang-orang menunggui air tampungan sampai penuh. Juga adanya peristiwa Bandung lautan sampah di tahun 2005. Banyak orang yang memberi tanggapan, bahkan kritik pedas terhadap aparat pemerintah. Tapi agak berbeda yang ada dalam benak bunda. Beliau malah berpikir jangan-jangan sampah yang ada di TPA Leuwigajah dan menjadi bencana longsor itu salah satunya adalah sampah saya? Hal ini menjadi kegelisahan bunda. Sampai-sampai ia berlangganan salah satu media lokal Bandung karena ada tulisan dari (alm) bapak Otto Soemarwoto yang mengulas tentang gaya hidup. Bunda sangat termotivasi oleh tabloid yang mengulas tentang isu lingkungan dan event-event pameran lingkungan. Sampai akhirnya bunda mencari data lewat internet dan mendatangi satu persatu LSM lingkungan dengan melakukan diskusi dengan orang-orang yang dianggap bunda bisa menjawab kegelisahannya.
Orang-orang pada lebih kurang komunitasnya banyak yang memberikan apresiasi beragam tehadap apa yang dilakukan bunda, tapi bunda tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain. Yang penting bunda sanggup mengukur diri. Pada prinsipnya bunda ingin melakukan sesuatu sampai tuntas. ?Makin saya menahan, maka lingkungan akan makin hancur?, begitu kata beliau.
Bunda mempunyai kesenangan tersendiri kalau bertemu dengan banyak orang. Dia merasa menemukan energi yang berbeda. Setelah diusut lebih jauh, ternyata dahulu bunda sempat demam panggung kalau berbicara di depan umum dan tidak tahu bagaimana cara membuat bahan presentasi, misalnya dalam bentuk power point. Akhirnya bunda minta diajarkan oleh anak-anaknya dalam menuangkan semua ide yang ada ke dalam tulisan melalui blog. Sebelumnya bunda belum pernah membuat blog. Jadi, ia benar-benar belajar secara otodidak. Sampai sekarang ada enam blog yang dikelola bunda dengan genre yang berbeda, termasuk secara rutin menulis di blog bersama, Kompasiana. Tulisannya pun sering menempati posisi teratas karena temanya menarik dan mudah dipahami orang. Dari cerita bunda banyak pembelajaran untuk kita semua, bahwa kalau ada kemauan dan usaha keras, maka semua yang kita impikan akan tercapai.
(Melly Amalia)
Rabu, 08 Juli 2020
[PROFIL] Usia Bukan Penghalang Untuk Menjadi Relawan

Meski usia telah kepala empat, tepatnya 43 tahun, bukan sebagai penghalang buat seseorang Tini MF menjadi relawan di mana-mana.
Kenapa pada mana-mana?
Ya, karena setiap kali kegiatan komunitas-komunitas di Bandung yang mengusung isu lingkungan, anak, pendidikan dan sosial hampir dapat dipastikan, akan bertemu dengan beliau. Beliau adalah relawan di YPBB (Yayasan Pengembangan Bioteknologi dan Biosains), KSK (Komunitas Sahabat Kota), Kail (Kuncup Padang Ilalang), Bandung Berkebun, GSSI (Garage Sale Sekolah Ibu), Madrasah Nurul Iman dan kegiatan PKK di sekitar rumah. Belum lagi aktivitas rutinnya mengajar di salah satu bimbingan belajar.
Layaklah Tini disebut seseorang aktivis. Menurut beliau, aktivis adalah seorang yang merelakan sebagian waktunya buat orang lain, tanpa berharap buat dibayar. Aktivis adalah seorang dengan visi yg jelas. Hal itu terbukti menggunakan kegiatan Tini yg menekuni global relawan selama empat tahun belakangan ini. Sampai-sampai anak sulungnya, Aghnie Hasya Rif sudah turut dan sebagai agen perubahan mulai dari taraf Sekolah Menengah pertama hingga sekarang.
Kenapa mak dua anak ini mau meluangkan saat & tenaganya, bahkan tak jarang juga mengambil kocek sendiri buat sebagai relawan? Apa yang melatarbelakanginya ? Mari kita telusuri perjalanan Tini menjadi relawan di beberapa komunitas & lembaga berikut.
Sejak dahulu, Tini suka dengan dunia anak-anak. Bungsu berdasarkan tujuh bersaudara ini memiliki pengalaman masa kecil yg kurang mengasyikkan. Masih membekas pada ingatannya, waktu nir boleh keluar tempat tinggal buat bermain menggunakan teman sebaya. Tini kecil hanya melihat aktivitas anak-anak pada sekitarnya menurut pada tempat tinggal yg dibatasi sang pagar. Alasan orang tuanya menahan Tini pada rumah merupakan, lingkungan sekitar tempat tinggal nir terlalu baik buat mendukung perkembangannya sebagai seseorang anak mini . Akhirnya Tini terpaksa berdiam pada pada tempat tinggal dengan kegiatan seadanya.
Lantaran nir punya saudara termuda, masa remaja Tini dilewatinya menggunakan bermain beserta keponakan-keponakan, sambil mengasuh mereka. Sebagai seorang remaja, Tini mulai berinteraksi menggunakan anak-anak lain ketika Tini mengajar privat. Padahal saat itu Tini masih duduk pada bangku SMA kelas 1.
Berkaca berdasarkan pengalaman masa kecil tadi, akhirnya waktu kuliah Tini bergabung menggunakan komunitas masjid Salman yang mengadakan aktivitas dampingan anak-anak. Kesukaannya menggunakan dunia anak terus diasah & disalurkan dengan sebagai relawan di KSK (Komunitas Sahabat Kota). Tini nir pernah bosan buat mencari & belajar mengenai apa saja yg sebagai kebutuhan global anak.
Untuk menambah wawasan diri, Tini sering ikut pelatihan yang diadakan oleh komunitas atau lembaga lain. Tak jarang akhirnya menjadi relawan di komunitas atau lembaga tersebut. Salah satu contohnya saat mengikuti Pelatihan Pengembangan Diri yang diselenggarakan oleh Tim Kail pada bulan Juni 2011. Setelah itu Tini merasakan jadi relawan di beberapa kegiatan Kail. Sempat pula menjadi bagian dari tim trainer pelatihan zero waste lifestyle YPBB, meski akhirnya tidak dilanjutkan.
Panggilan hayati Tini merupakan dunia anak-anak & pendidikan. Sampai ketika ini Tini dan suami membuka bimbingan belajar buat siswa Sekolah Dasar, SMP & Sekolah Menengah Atas. Di sela-sela kesibukannya, dia permanen mendampingi mak -bunda PKK pada membina pendidikan dasar bagi usia dini, menjadi ketua sekolah di Madrasah Nurul Iman tanpa dibayar & memanfaatkan huma hijau yg terdapat pada kurang lebih rumah buat menanam.
Ada hal menarik menurut kehidupan sehari-hari seorang Tini. Meskipun orang tua Tini telah tewas dunia sejak ia remaja, akan tetapi pengalaman manisnya bersama mereka, termasuk tidur beserta orang tuanya nir pernah lepas menurut ingatan Tini. Sampai waktu ini pun, Tini nir pernah & tidak sanggup tidur sendirian. Selalu ada suami & anak-anak yg senantiasa menemaninya tidur, termasuk mendukung Tini pada setiap aktivitasnya.
(Melly Amalia)
Senin, 06 Juli 2020
[MEDIA] Petualangan Banyu dan Elektra Menyalakan Kota
Judul : Petualangan Banyu & Elektra Menyalakan Kota
Tahun : 2012
Kategori film : Animasi
Konsep & Skenario : Kandi Sekarwulan, M. Bijaksana
Produksi : Greeneration Indonesia dan Sahabat Kota
Produser Eksekutif : WWF Indonesia
Produser : BNI, The Body Shop, Hilo
Durasi : 9 menit 58 detik
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Yuk, hemat penggunaan energi!

Film animasi berjudul “Petualangan Banyu dan Elektra Menyalakan Kota” merupakan seri ketiga dari rangkaian film petualangan Banyu tentang kepeduliannya terhadap kota di mana ia tinggal. Serial film animasi pertama diproduksi pada tahun 2009, dengan judul “Petualangan Banyu Bersama Titik Air”. Seri kedua berjudul “Petualangan Banyu di Negeri Sampah”, diproduksi pada tahun 2011.
Pembuatan film animasi “Petualangan Banyu & Elektra Menyalakan Kota” ini merupakan kolaborasi antara Greeneration Indonesia dan Sahabat Kota. Greeneration Indonesia adalah sebuah organisasi kewirausahaan yang bergerak di isu lingkungan, sedangkan Sahabat Kota adalah sebuah komunitas di Bandung yang memiliki kepedulian terhadap tumbuh kembang anak-anak perkotaan dalam mengenal, berinteraksi dan peduli lingkungan.
Film animasi ini diawali dari kebiasaan Banyu yang menghidupkan semua alat elektronik di rumah saat malam hari. Ibu Banyu sudah mengingatkan untuk tidur, tetapi Banyu masih saja menonton televisi. Sementara itu, lampu meja, kipas angin dan radio masih terus menyala. Meski kipas angin menyala, Banyu tetap merasa kepanasan. Ia pun memutuskan untuk menyalakan pendingin ruangan. Tepat saat Banyu menekan remotependingin ruangan, semua alat elektronik berhenti berfungsi. Seluruh ruangan menjadi gelap! Tak hanya di rumah, ternyata listrik di seluruh kota juga padam. Banyu semakin terkejut ketika sekonyong-konyong muncul seorang anak perempuan dengan kain berkibar di punggungnya, seperti super hero. Anak perempuan itu memperkenalkan dirinya sebagai Elektra. Elektra hadir bersama teman ciliknya, bernama Ion.

Dengan gelembung udara, mereka mengajak Banyu untuk berpetualang mengelilingi kota dan menyelidiki mengapa listrik di kota tersebut mati. Banyu melihat seluruh rumah dalam kondisi gelap. Kota kehabisan listrik. Bagaimana bisa, kota kehabisan listrik? Elektra pun menjelaskan, bahwa hampir semua masyarakat di kota tersebut sangat boros dalam menggunakan listrik. Itu sama artinya dengan menggunakan energi secara berlebihan. Padahal kebutuhan listrik untuk setiap alat elektronik cukup besar dan beragam.Misalnya, untukmenyalakan radio dan lampu belajarmembutuhkan listrik sebanyak 12 watt/jam. Kipas angin butuh 103 watt/jam, TV butuh 68 watt/jam dan AC butuh 430 watt/jam. Dapat dibayangkan, bila dalam waktu bersamaan masing-masing rumah menyalakan beberapa peralatan elektronik, berapa jumlah kebutuhan energi listrik dalam satu RT, RW, kelurahan bahkan satu kota?
Akhirnya Banyu dan Elektra memadamkan peralatan listrik yang tidak diperlukan, lalu menghitung kebutuhan energi listrik kota tersebut dengan ketersediaan energi yang ada. Hasilnya? Listrik di kota Banyu menyala!
Pagi harinya, Banyu terbangun dari tidur dan memulai hari dengan menyalakan listrik secukupnya. Saat ia berangkat ke sekolah, ternyata Banyu bertemu dengan Elektra yang sesungguhnya.
Inti dari film ini adalah mengenai ajakan untuk menghemat listrik. Oleh karena itu, WWF sebagai produser film ini sekaligus pencetus kampanye gerakan Earth Hour, memasukkan muatan kampanye gerakan Earth Hour ke dalam dialog antara Elektra dan Banyu sebagai berikut : "Kita juga bisa ikutan gerakan Earth Hour lho, semua orang diseluruh dunia mematikan lampu secara bersamaan untuk hemat energi."
Gerakan Earth Hour ini telah berlangsung dalam kehidupan yang sesungguhnya sejak tahun 2007, diawali di Kota Sydney, Australia. Ini merupakan ajakan bagi seluruh dunia, baik perumahan maupun perkantoran untuk memadamkan listrik selama satu jam, setiap hari Sabtu terakhir di bulan Maret.
Hal lain yang menarik di film ini, Banyu menganalogikan gerakan menghemat listrik dengan cara mengatur uang jajan. Kalau uang jajan dipakai berlebih, maka akan cepat habis. Bagi anak-anak, analogi yang sangat dekat dengan pengalaman sehari-hari tentu lebih mudah diingat. Film animasi ini sangat mengedukasi dan menarik, tidak hanya untuk anak-anak, tapi juga kita semua. Bisa jadi, setelah menonton film ini anak-anak akan mengingatkan orang tua atau orang-orang di rumahnya untuk menghemat penggunaan energi listrik.
Selain itu, Greeneration Indonesia dan Sahabat Kota juga membuat modul tentang isu hemat energi yang sudah diujicobakan di sekolah-sekolah sekitar Bandung. Akan digunakan secara subsidi silang agar banyak pihak yang bisa mendapatkan manfaat dari film dan modul ini.
Karena film ini ditujukan untuk anak-anak, ada baiknya dibuat ilustrasi proses tentang bagaimana sumber energi ini berasal, diambil dan dimanfaatkan oleh manusia. Anak-anak perlu diberi pemahaman bahwa energi listrik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti batu bara, air dan gas. Artinya, jumlah sumber daya alam penghasil energi listrik ini terbatas dan bisa habis. Dari gambaran ini, anak-anak akan memahami pentingnya menghemat penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan timbul kesadaran tinggi dari setiap orang untuk berhemat energi (apapun itu), agar tidak menghabiskan lebih cepat dari dihasilkannya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui di bumi ini.
Hemat energi itu juga bisa dilakukan dengan menyalakan listrik secukupnya, dan mematikan selebihnya. Tidak cukup hanya satu jam, satu hari atau satu tahun. Tapi untuk seterusnya, selama bumi ini masih ada dan manusia tidak serakah.
Kami anjurkan pula untuk menonton petualangan Banyu episode sebelumnya, yang tidak kalah seru dan asyik. Semuanya ini untuk membangun kesadaran dan kepedulian anak-anak terhadap isu air, sampah dan energi.
Selamat menikmati.
(Melly Amalia)
Sabtu, 04 Juli 2020
[MASALAH KITA] Mempersiapkan Anak Menghadapi Tantangan Jaman
Pengantar
Ibu EG memiliki seorang putri yang berusia 7 tahun . Akhir-akhir ini putrinya menggemari makanan-makanan yang dijajakan di sekolah. Biasanya Bu EG menyiapkan bekal makanan dari rumah untuk putrinya, namun karena ada teman sekolah yang sesekali merayakan ulang tahun dan memberikan bingkisan ulang tahunberisi makanan ringan, putrinya pun mau tidak mau berkenalan dengan makanan tersebut. Awalnya Bu EG langsung menyeleksi makanan-makanan itu karena khawatir dengan kandungan seperti MSG, pengawet, dan pewarna. Akan tetapi dengan pertimbangan untuk mendidik anaknya mengenai rasa dan kesehatan makanan, Bu EG mengizinkan putrinya untuk mengonsumsi makanan seperti itu namun dibatasi dan diberikan pengertian agar menyadari dampak makanan tersebut pada dirinya. Dengan penerapan disiplin tersebut, Bu EG berharap putrinya akan tetap lebih memilih makanan rumahan daripada yang dijajakan di sekolah.Berbicara mengenai tumbuh kembang anak, berdasarkan masa ke masa, memiliki tantangannya masing-masing;
mulai dari pola pengasuhan, pendidikan, lingkungan, & teknologi. Setiap generasi menghadapi masalah & tantangannya masing-masing, begitupun menggunakan orang tua dan anak di masa kini , yang kita rasa mungkin akan semakin berat ke depannya. Seperti yg dihadapi oleh Bu EG, tantangan yg beliau hadapi menjadi orang tua adalah menanamkan pemahaman soal makanan sehat kepada putrinya, ad interim lingkungan sekolah umumnya tak jarang dijejali dengan pedagang makanan yg nir kentara kandungannya. Orang tua dimanapun mengharapkan anak-anaknya berada dalam keadaan sehat, tumbuh dengan penuh kebahagiaan. Namun, lingkungan terkadang tidak turut mendukung.
Selain di pada keluarga, tumbuh kembang anak juga dipengaruhi sang lingkungan tempatnya dibesarkan. Lingkungan yg nir mendukung, sanggup mengakibatkan anak tumbuh lebih cepat dari usianya karena mencontoh perilaku yang belum ia mengerti. Atau malah menyebabkan anak tumbuh lebih lambat lantaran tertahan oleh aneka macam macam larangan. Yang relatif sering kita lihat kini ini adalah perilaku anak-anak yg tampak misalnya orang dewasa. Mungkin kita akan tertawa geli melihat konduite demikian karena situasi tersebut dicermati aneh. ?Anak-anak tapi perilakunya sok telah dewasa?, mungkin itulah pikiran yang mengiringi reaksi geli kita. Tapi apakah Anda masih akan tertawa bilamana mendapati anak perempuan berusia 6 tahun yg lebih seringkali berbicara mengenai pacaran, ciuman, & bagaimana bersikap pada versus jenis? Anak perempuan ini dari luar tampak seperti anak-anak pada umumnya, yg bermain kejar-kejaran atau bermain kiprah. Tidak terdapat yang tidak sama jika hanya melihat sekilas, tetapi pada saat dilihat lebih jauh, apa yg beliau bicarakan benar-benar mengejutkan. Seolah-olah dia sudah tahu apa yang dimaksud dengan pacaran ataupun ciuman. Lalu mengapa anak perempuan ini mampu berbicara misalnya itu?
Anak-anak merupakan makhluk pembelajar yg luar biasa, begitupun menggunakan anak wanita tersebut, dia menilik semuanya itu dari apa yang dia lihat. Di lingkungan tempatnya tumbuh, seringkali kali beliau mendapati orang-orang dewasa mengumbar kemesraan. Ditambah dengan anak-anak remaja yang sedang puber, bergaya menggunakan dandanan yang menor, anak perempuan itu menyaksikannya. Kemudian ditambah lagi dengan tontonan sinetron yg sangat nir mendidik, jadilah anak wanita itu benar-sahih dipenuhi menggunakan fakta yang belum sahih-benar dia pahami, tapi dia serap menggunakan baik.
Ada pula kasus seorang anak laki-laki yang getol bermain game online pada warnet (warung internet), yang harus dijemput orang tuanya buat pergi. Anak itu menghabiskan semua uang saku hadiah orang tuanya hanya buat bermain game online, sekalipun lapar, beliau akan menahannya hanya demi bermain game online. Ataupun anak-anak yg gemar bermain Playstation (PS) berjam-jam, tidak ingat makan dan minum.
Kasus-perkara demikian, menjadi keprihatinan bersama yg mengundang tanya, apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan kita?
Tantangan bagi para orang tua masa kini
Tim KAIL sudah melakukan wawancara dengan orang tua yg memiliki anak dengan rentang usia 1 ? 13 tahun. Wawancara ini dilakukan buat melihat, tantangan misalnya apa yang dihadapi oleh para orang tua tersebut. Ada lima orang yang sudah bersedia menjadi responden dalam wawancara ini, menggunakan komposisi 4 orang bunda & 1 orang ayah.
Para responden menjawab bahwa tantangan yang dihadapi mereka menjadi orang tua, meliputi pendidikan, perkembangan teknologi, tontonan televisi, lingkungan pergaulan, & kuliner.
Tantangan pendidikan yang dirasakan oleh para responden terkait bagaimana anak-anak dididik sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya, serta memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan cukup kasih sayang dalam proses pendidikan tersebut. Pendidikan di rumah dipandang sebagai hal yang sangat penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi berbagai tantangan ke depannya. Yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menjalankan peran sebagai teman yang turut serta mendukung proses belajarnya. Walau ada yang merasa dukungan tersebut tidak selalu berhasil, tapi hal tersebut tetap diberikan agar anak-anak senang dengan kegiatan belajar.
Tantangan dari perkembangan teknologi adalah pengawasan terhadap arus informasi yang didapatkan oleh anak. Ada dua responden yang menyoroti hal ini. Koneksi internet yang semakin cepat dan mudah, membantu anak-anak untuk memperluas wawasannya, namun di situ terdapat bahaya bilamana informasi yang boleh diakses tidak dipilah sesuai dengan usia. Konten porno, kekerasan, ataupun hal-hal lain yang belum bisa dicerna oleh anak-anak beredar bebas di internet. Dampak dari informasi tersebut kemungkinan akan mempengaruhi perilakunya.
Televisi yang sudah lekat dengan kehidupan masyarakat perkotaan juga menjadi tantangan tersendiri, terutama karena tontonannya yang sangat tidak bersahabat dengan anak-anak. Sinetron, berita infotainment, lagu-lagu Indonesia, dirasakan tidak mendidik. Responden merasa cemas dengan tontonan televisi Indonesia.
Tantangan dari lingkungan juga terkait dengan informasi, meliputi nilai-nilai yang berpotensi mempengaruhi anak. Apabila nilai-nilainya sejalan dengan yang diajarkan di rumah, tentu orang tua tidak khawatir. Anak-anak di masa pertumbuhannya perlu berinteraksi dengan lingkungannya agar tidak merasa asing bila berhadapan dengan dunia luar. Interaksi yang terjadi tidak hanya dengan lingkungan tapi juga dengan manusia yang ada, yaitu teman-teman sebaya. Namun, kondisi setiap anak tidaklah sama karena berbagai hal, entah faktor kondisi keluarga ataupun lingkungan tempat ia dibesarkan. Oleh karena itu, di dalam interaksi yang terjadi dengan teman-temannya juga terjadi pertukaran informasi, yang mungkin tidak pantas. Pergaulan tidak mungkin dihindari karena bagaimanapun merupakan bagian dari proses pendidikannya dan juga hakikatnya sebagai makhluk sosial. Tantangan ini disorot oleh 3 responden.
Anak-anak dalam umumnya belum memiliki kepekaan tentang kuliner sehat lantaran umumnya hanya mempertimbangkan kepada rasa saja. Manakala ketika ini kuliner-kuliner yg beredar pada pasaran ataupun yang dijajakan pada pinggir jalan banyak mengandung penyedap rasa dan bahan-bahan kimia lainnya, anak-anak suka dengan cita rasanya namun belum tentu baik buat tubuhnya. Dua orang responden ibu sangat menyadari hal ini, mereka melihat pentingnya buat mengatur pola makan anak-anak agar asupan gizinya tercukupi setiap hari. Tidak dipungkiri bahwa anak-anak perlu diperkenalkan tentang berbagai rasa serta sehingga nir terjebak dalam satu jenis kuliner saja.
Strategi para orang tua menghadapi tantangan
Menjawab tantangan-tantangan tersebut, para responden mengungkapkan cara-caranya tersendiri yg dirasa sempurna buat anak-anaknya.
Terkait dengan pendidikan, orang tua diharapkan untuk tidakmemaksa anaknya dengan tuntutan harus bisa ini dan itu. Tidak juga dengan membebani dengan suatu capaian prestasi yang luar bisa. Orang tua disarankan untuk menyikapi pendidikan anaknya dengan memberikan semangat dan dukungan agar anak-anak terpacu untuk belajar, merasakan pengalaman positif dalam pembelajarannya. Pemberian semangat dan dukungan merupakan wujud kasih sayang orang tua, tentu perlu dikomunikasikan lebih lanjut dengan sang anak, apakah dia benar-benar merasakan kecukupan kasih sayang dari mereka. Di sini orang tua perlu membangun keterbukaan anak untuk menceritakan apa pun yang mereka dapatkan dan rasakan, sehingga orang tua kemudian bisa mengetahui nilai-nilai yang sedang dibentuk di dalam dirinya pula.
Keterbukaan anak sebagai upaya untuk mengatasi seluruh tantangan tersebut karena apabila orang tua bisa mengetahui apa yang terjadi pada anaknya, orang tua bisa mencari solusi buat mengatasinya.
Lebih lanjut, selain keterbukaan anak, diperlukan langkah-langkah lain untuk meminimalisir dampak buruk dari tantangan-tantangan yang lain, terutama mengenai akses informasi. Media-media menuju informasi harus dibatasi penggunaannya, terutama lama penggunaan serta kontennya. Gadget memang bisa bermanfaat untuk membantu pendidikan dengan adanya fasilitas games yang edukatif, namun games yang dimainkan terlalu lama bisa menjadi tidak edukatif lagi, melainkan adiktif atau kecanduan. Hal tersebut bisa berpengaruh buruk kepada anak-anak. Sementara televisi jelas harus dibatasi, kapan boleh menonton dan berapa lama boleh menonton. Sulitnya membatasi televisi adalah karena tontonannya tidak dapat diatur, televisi nasional maupun lokal tidak memiliki segmentasi dan juga tidak dapat diblokir. Untuk itu bila menonton, walaupun acaranya mungkin tampak diperuntukkan bagi anak-anak, orang tua sebaiknya selalu mendampingi untuk dapat memberikan pengertian.
Mengatasi masalah pola makan anak, orang tua disarankan buat menjalankan disiplin yg relatif ketat, walau bukan berarti melarang anak buat mengkonsumsi kuliner eksklusif. Membangun pencerahan anak dalam menentukan makanan yg terbaik baginya adalah pilihan yg lebih tepat & membangun karena di kemudian hari, sang anak akan mewariskannya kepada keturunannya menggunakan penuh kesadaran. Apabila anak masih ingin mengonsumsi makanan-kuliner yang dirasa kurang relatif sehat, maka ijinkan untuk mengonsumsinya sambil selalu diberikan pengertian.
Penutup
Perkembangan jaman tidak dapat ditahan dan tidak dapat pula dihindari. Siapapun akan menjadi bagian di dalam perkembangan jaman, kita tidak hanya sekedar menerima perubahan yang terjadi, namun juga menghadapinya. Sebagai orang tua, mempersiapkan anak-anak dengan berbagai keterampilan hidup adalah sebuah upaya yang menjadi harus dilakukan. Untuk mendukung upaya tersebut, orang tua harus senantiasa belajar dan belajar, menambah wawasan agar bisa mendampingi anak dengan baik terutama dalam memberikan pengertian. Selain itu, harus diingat bahwa bagaimanapun juga orang tua adalah teladan utama untuk anak-anaknya. Baiklah kiranya orang tua menyesuaikan diri dengan jaman, mencoba memahamianaknya, dan terus membimbing anaknya.
(Melly Amalia & David Ardes)
Keduanya merupakan staff Kuncup Padang Ilalang (KAIL) Bandung
Kamis, 02 Juli 2020
[Media] ARPILLERA : Sebuah Seni Perca Untuk Perubahan
Jarum jahit, jarum pentul, benang sulam, kain perca dan kain dasar menjadi rangkaian bahan pembuatanArpillera. Dalam proses pembuatannya, biasanya kita berimajinasi dulu, membayangkan akan membuat apa dan pesan apa yang ingin disampaikan, lewat sebuah pola gambar yang bercerita. Bukan hanya sekedar memanfaatkan kain perca, tapi ada suatu maksud di balik itu. Melainkan seni perca untuk melakukan perubahan.
PenulisanArpillera yaitu A-r-p-i-l-l-e-r-a, tapi pengucapannya menjadi ‘Arpiyera’.Arpillera adalah sarana menyampaikan pesan, mengekspresikan suatu maksud melalui media kain perca.Arpillera umumnya melukiskan kehidupan sehari-hari, kejadian atau peristiwa tertentu baik dari pengalaman pribadi maupun dari orang lain. Bisa juga mengandung rekaman suatu peristiwa sejarah. Dalam dunia aktivis,Arpillera biasa digunakan untuk mengatasi trauma
dan menjadi bagian dalam proses fasilitasi.

Bagaimana asal muasal keluarnya Arpillera? Arpillera dari menurut Chile, Amerika Latin. Bermula pada tahun 1973, waktu pemerintah yang sah, presiden sosialis Salvador Allende digulingkan sang Augusto Pinochet melalui sebuah kudeta militer. Ribuan aktivis pro-Allende ditangkap & sebagian akbar dibunuh, & ribuan orang hilang. Pembunuhan dan penculikan itu dilakukan terhadap kaum lelaki yg dicurigai sebagai pemberontak. Amnesty International pada Amerika Latin, memperkirakan sebesar 90.000 orang hilang di masa kediktatoran Pinochet dalam 20 tahun terakhir.
Akhirnya tinggal kaum wanita, terutama para mak yang merasakan pengaruh kehilangan suami atau anak lelakinya. Saat mencari liputan kehilangan sanak saudaranya, mereka saling bertemu & bercerita satu sama lain mencurahkan isi hatinya. Pihak Gereja Katolik mulai menyadari kegelisahan ini dan lewat Vikariat Solidaritas sebagai wadah berkumpulnya para aktivis HAM, yang berani menyerukan pelanggaran HAM di masa kediktatoran militer.

Kaum ibu terpaksa sebagai tulang punggung keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka mencari nafkah dengan menjahit. Jadi mereka bisa bekerja sambil mengasuh anggota keluarga yang masih mini . Mereka menjahit sembari mengembangkan cerita dan berbagi berita mengenai anggota keluarganya yang hilang.
Dari sinilah lahir seni sulam Arpillera. Arti sesungguhnya Arpillera adalah 'kain goni', namun demikian dalam proses pembuatannya menjadi kain perlawanan. Curahan hati ibu-ibu yang dituangkan ke dalam potongan kain yang bercerita ini, kemudian diselundupkan ke luar negeri dan akhirnya meluas ke dunia internasional. Dalam Arpillera tersebut ada gambaran tentang bangunan yang hancur, proses penculikan yang terjadi, demo kaum ibu, juga harapan mereka tentang perdamaian, cinta dan keadilan.

Tahun 1990, rezim tiran Pinochet runtuh. Meskipun begitu, bunda-bunda penghasil Arpillera permanen melanjutkan usaha mereka, menggunakan menuliskan sejarah lewat kain perca, agar sebagai bukti bagi generasi mendatang.
Di Indonesia, dari beberapa cerita teman-teman aktivis,Arpillera digunakan untuk melakukan pendampingan terhadap korban bencana alam Tsunami dan gempa di Aceh, korban gunung Merapi di Jogja dan korban penggusuran di Jakarta. Pengalaman saya sendiri pertama kali membuatArpillera bercerita tentang pemisahan tempat sampah. Latar belakang saya membuat ini karena rasa keprihatinan dengan sistem pengelolaan sampah yang ada. Kalaupun ada tempat sampah, pembuangannya selalu tercampur. Jadi pesan yang ingin saya sampaikan sangat sederhana, yaitu pisahkan sampah dari awal.


Pengalaman David, salah seorang staf Kail lain lagi. Dia pernah membuatArpillera dengan tema kehidupan malam di perkotaan. Yang ingin dipaparkan adalah aktivitas manusia di malam hari, ada yang sudah tidur lelap dan di sisi lain ada yang masih hura-hura dengan datangnya malam. Ini menjadi pengalaman belajar tentang seni untuk menyuarakan kepedulian sosial. Walaupun pembuatanArpilleranya belum selesai, tapi ini menjadi pengalaman belajar, dimana dia jadi tahu tentang adanya gerakan perubahan yang lembut namun sangat kuat.
Membuat Arpillera tidak perlu keterampilan khusus, cukup dengan keterampilan menjahit menggunakan tusuk feston sebagai dasar ilmu menjahit dan keterampilan memadupadankan warna. Saya yakin setiap pasti bisa membuat Arpillera. Seni perca yang bukan sekedar berkreasi dengan kain, melainkan memiliki maksud dan pesan yang ingin disampaikan untuk membawa perubahan.

Melly Amalia
Penulis merupakan bunda dua orang putri Rahima & Raifa.
Aktivitas keseharian bermain bersama anak-anak, menjadi bagian famili akbar Kail menjadi koordinator Pelatihan dan Lokakarya dan juga terlibat dalam kampanye zero waste YPBB.
Senin, 29 Juni 2020
[TIPS] Tips Hidup Sehat dan Hemat
Dalam menjalankan aktivitas rutinnya, seorang aktivis harus selalu dalam kondisi fit dan sehat, baik secara jasmani dan rohani. Apalah artinya bila tubuh kuat, tapi jiwanya rapuh. Begitu pula sebaliknya, jiwa kuat tapi tubuh kita mudah lelah, stres dan tidak semangat. Bagaimana ingin mencapai mimpi bila hidupnya dikelilingi oleh kondisi yang rentan dengan penyakit. Saya percaya bahwa semua orang ingin mempunyai
hayati yg sehat. Nah, gaya hayati sebagai kunci pada pencapaian hidup yg sehat. Tidak perlu mahal kok.
Gaya hayati warga waktu ini membuka peluang munculnya berbagai macam penyakit, mulai berdasarkan ragam jenis makanan sampai impak lingkungan yg tidak sehat. Saya sangat mengerti tubuh saya dan peka mengetahui jika tubuh ini mulai mengalami tanda-tanda sakit dengan mengenali tanda-tandanya. Biasanya jika waktu tidur saya sangat sedikit, pastinya kepala merasa pusing dan terdapat rasa tidak nyaman beraktivitas. Yang saya lakukan merupakan saat itu jua aku perlu memejamkan mata dan beristirahat sejenak. Hal-hal lainnya yg menjadi norma adalah perbanyak minum air putih & memasak masakan sendiri tanpa menggunakan zat aditif seperti MSG. Setidaknya saya mencoba mencegah penyakit-penyakit tadi hinggap pada tubuh aku . Lantaran jikalau aku sakit, maka saya nir dapat menjalankan kegiatan & dampaknya mampu merugikan diri sendiri & orang lain. Satu hal lagi yg paling krusial menurut aku , kita wajib berpikiran positif buat menghindari penyakit hati. Semua jenis penyakit bersumber pada pikiran dan hati kita.
Ada banyak cara untuk mencapai hidup sehat yang tidak selalu harus mahal. Hampir semua orang bisa melakukannya, asal punya kemauan yang kuat. Berikut tips murah meriah untuk hidup sehat :
1. Istirahat yg relatif, minimal 6-8 jam. Hal ini akan menaruh ruang buat tubuh kita beristirahat, memulihkan & mengembalikan energi. Saat bangun, tubuh kita telah balik segar & siap beraktivitas kembali. Tau gak sih? Ternyata kurang istirahat mampu menyebabkan penuaan dini loh!
2. Minum air putih secukupnya, atau tidak hiperbola. Artinya, tidak lebih menurut 0,03 liter per kg berat badan kita. Misalnya seseorang berat badannya 5- kg, maka konsumsi air minum yg diperbolehkan tidak lebih berdasarkan 1,lima liter per hari. Jadi kebutuhan minum air putih tiap orang tidak sinkron, tergantung berukuran tubuh & kebutuhannya. Umumnya tubuh kita memerlukan dua,7-tiga,7 liter air yg berasal dari kuliner (20%) & air yang kita minum sekitar dua-tiga liter air atau sekitar 8-10 gelas per hari. (Sumber : http://www.Tipscaraterbaik.Com/berukuran-minum-air-putih-perhari-yang-benar.Html)
Tanamkan dalam pikiran kita bahwa ‘air putih adalah minuman sehat dan kesukaan saya’. Hindari minuman yang bersoda dan beralkohol.
3. Konsumsi kuliner sehat misalnya sayuran dan buah. Sayuran & buah-buahan banyak mengandung vitamin yang tidak bisa tergantikan oleh sebuah vitamin atau suplemen. Perbanyak makan sayur & butir akan menciptakan tubuh kita sehat dan bertenaga .Hindari kuliner yg diawetkan, junkfood,cepat saji dan olahan kuliner yang mengandung zat aditif seperti MSG. Biasakan memasak sendiri memakai bumbu/rempah alami. Selain sehat, pula menghemat pengeluaran.
4. Olahraga teratur minimal 15-20 menit. Olahraga yang dilakukan secara rutin dan teratur akan terasa dampaknya. Selain tubuh menjadi fit dan segar, olahraga juga mengurangi stres dan menghindari resiko penyakit. Sebentar tidak masalah, asalkan rutin dilakukan. Banyak jenis olahraga yang murah meriah dan tidak memerlukan biaya yang mahal, misalnya jalan kaki, lari santai, bersepeda atau naik turun tangga dengan memanfaatkan taman-taman kota di sekitar kita.
5. Hindari rokok. Banyak orang yg tahu akan bahaya rokok, tapi banyak pula yang mengabaikannya. Selain berbahaya bagi kesehatan, rokok pastinya akan menguras kantong kita. Alangkah baiknya apabila anggaran membeli rokok dialihkan ke hal-hal yg lebih berguna, contohnya menciptakan menu makanan yang sehat pada dapur beserta famili atau teman.
6. Berpikiran positif. Selalu berpikiran positif terhadap hayati yg engkau jalani. Hindari pikiran negatif yg terdapat pada diri kamu, termasuk pula orang-orang negatif yang ada dalam bundar kamu. Saatnya buat berkembang & bebas dari penyakit. Kalau kita terbiasa berpikiran positif, maka kita akan poly-banyak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan.
Ternyata tidak terlalu sulit ya bila kita ingin mendapatkan hayati yg sehat. Semua terdapat pada lebih kurang kita & nir memerlukan porto yang mahal. Yang perlu diingat merupakan kita menjalani pola hayati yang sehat secara seimbang. Yang sewajarnya saja & mudah buat dilakukan. Ayo mulai hidup sehat!
******
Sabtu, 27 Juni 2020
[JALAN-JALAN] Bandung Berkebun
Ada satu komunitas di Bandung yang mengajak orang-orang khususnya warga Bandung untuk berkebun. Gerakan ini sudah dimulai sejak tahun 2011 yang digagas oleh Ridwan Kamil, walikota Bandung saat ini. Diawali dari Jakarta Berkebun dan sampai saat ini sudah ada 30 kota berkebun (Bandung, Banten, Jogja, Bogor, Solo, Madiun, Pontianak, Aceh, Bali, dll) dan 8 kampus yang bersama-sama bergerak di bawah gerakan nasional Indonesia Berkebun. Cita-cita komunitas ini sederhana tapi gaungnya sangat besar yaitu mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk senang berkebun. Melalui berkebun, komunitas ini berupaya memanfaatkan ruang-ruang yang awalnya tidak produktif dan terbatas menjadi area produktif sehingga tercipta kualitas ruang kota yang baik.


KEGIATAN dan PROGRAM .BdgBerkebun
Kegiatan rutin yang dilakukan dan dapat melibatkan siapa saja yang tertarik bergabung adalah acara ngebon(berkebun) di kebun Laboratorium .BdgBerkebundi daerah Tubagus Ismail. Biasanya kegiatan ini diadakan setiap Sabtu atau Minggu setiap bulannya. Tempat lainnya yang menjadi kebun laboratorium adalah Sekolah Alam Bandung di Dago, Dago Pakar dan jl. Sukamulya Indah di Pasteur. Yang agak membedakan antara Sukamulya dengan lainnya adalah yang mengelola kebunnya warga masyarakat sendiri. Kegiatan yang ditawarkan .BdgBerkebunbukan melulu tentang berkebun tapi banyak ide-ide kreatif lainnya yang masih berkaitan dengan berkebun misalnya belajar membuat kompos, membuat orang-orangan sawah dari barang bekas, membuat instalasi berkebun dengan memanfaatkan barang bekas, terkadang mereka berkumpul untuk sekedar masak dan makan bersama. Tentunya bahan masakan yang didapat itu dari hasil panen kebun, bahan makanan lokal yang dipetik sendiri, diolah sendiri dan dimakan bersama-sama. Semua orang terlibat dalam tahapan kegiatan tersebut. Menarik bukan?
Selain kegiatan rutin diatas, komunitas .BdgBerkebun juga mempunyai berbagai program lainnya yang berupa kegiatan agent dan event. Yang dimaksud dengan agent adalah siapapun yang ingin lahan tidak produktif didaerahnya ingin dimanfaatkan menjadi kebun, dapat bergabung menjadi agent berkebun. Ada beberapa peluang belajar dan berbagi yang bisa diikuti dengan menjadi agent berkebun seperti Akademi Agen Berkebun dan Bandung Belajar Berkebun. Selain itu juga mengadakan event seperti Urban Farming Workshop, mengisi stand di acara-acara lingkungan, dll. Program lainnya adalah Urban Farming Installation (UF-I), School Urban Farming (S-UF) dan Kampong Urban Farming (K-UF), Campus Urban Farming(C-UF), Unused Land, Street Urban Farming, Office Urban Farming dan pengadaan Merchandise yang kreatif. Intinya .BdgBerkebun ingin mengajak dan menginspirasi masyarakat kota Bandung bahwa berkebun itu mudah dan dapat dilakukan di mana saja dengan menjadikan lahan yang ‘menganggur’ menjadi lahan produktif dan menghasilkan.

Dalam keseharian kegiatannya, yang ditanam sebagian besar adalah jenis sayur-sayuran yang masa tanamnya relatif singkat dan bisa langsung dikonsumsi seperti kangkung, bayam, pakcoy, timun, kacang panjang dan salada. Ini bisa menjadi penyemangat bagi orang-orang yang baru belajar berkebun. Selain itu, juga ada tanaman buah, tanaman hias dan tanaman antipolutan. Pengadaan bibit tanaman bersumber dari mitra, donatur, sponsor dan dari anggota. Bagi .BdgBerkebunkalau mau berkebun di kota itu hanya membutuhkan sedikit lahan kosong, ada kemauan dan kreativitas.
CIRI KHAS .BdgBerkebun
Bandung dengan karakteristik morfologi kota yang “akrab” (ke mana-mana mudah), generasi muda yang aktif dan kreatif. Maka di .BdgBerkebun lebih menonjolkan inovasi dan kreativitas dalam berkebun yang disebut sebagai Creatifarming TM(creative-farming), baik melalui kegiatannya maupun instalasi berkebunnya. Bahwa berkebun di kota bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja karena mudah dan dapat memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, seperti pemanfaatan barang bekas, dll.

ANGGOTA .BdgBerkebun
Anggota .BdgBerkebun yang terdaftar sekitar 200 orang, tapi yang aktif ada sekitar 30 orang. Biasanya dalam kegiatan insidentil hampir semua anggota hadir. Mereka terdiri dari berbagai kalangan usia dan profesi, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Untuk menjadi anggota dan mengikuti kegiatan .BdgBerkebun, tidak dipungut biaya apapun, yang penting tidak takut bermain dengan tanah dan terpapar sinar matahari. Mudah ya syaratnya? Peluang bergabung sangat terbuka lebar dan bisa mengambil peran di kegiatan rutin ngebon, menjadi EO event dan program, serta jadi agen berkebun. Sedang basecamp-nya terletak di Bale-bale, Jl Bukit Pakar Timur No.86, Dago Pakar, Bandung.
Yang menjadi tantangan bagi .BdgBerkebun dalam menjalankan programnya adalah soal SDM dan pendekatan yang berbeda di tiap kalangan masyarakat.
KERJA SAMA
Beberapa sekolah dan lembaga yang sudah bekerjasama dengan .BdgBerkebun adalah TK Bintang Ceria, SD Semi Palar, SD Pardomuan, SD IT Rabbani, Universitas Pasundan, UPI, Unpad dan masih banyak lagi. Juga ada beberapa kelompok warga diantaranya RW 04 Taman Sari, RW 03 Kelurahan Merdeka, Cigadung, dll. Yang tidak kalah pentingnya, saat ini juga sedang menjalani program Bandung Kampung Urban Farming bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

.BdgBerkebun & KEDAULATAN PANGAN
Kedaulatan pangan adalah ranah kebijakan pemerintah dalam mengimpor /tidak pangan dalam skala nasional. Komunitas .BdgBerkebunmengkampanyekan untuk berkebun di lahan kosong/lingkungan perkotaan masing-masing. Kampanye ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan terbengkalai di kota sekaligus mengangkat isu pangan kepada khayalak umum. Mereka juga berkolaborasi dengan komunitas lain yang mendukung produk lokal untuk kemandirian pangan. Dan lagi tujuan kampanye ini adalah mengangkat isu bukan secara langsung menyelesaikan persoalan pangan yang ada di indonesia.
Harapan komunitas .BdgBerkebun adalah agar warga umum dan generasi muda Indonesia terinspirasi untuk berkebun di lahan-lahan terbengkalai kota, menghargai kota dan tanah di dalamnya, serta tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang persoalan pangan di Indonesia. Kenapa generasi muda? Karena siapa tahu mereka menjadi pengambil keputusan kebijakan pangan di masa depan.
Ada yang cukup menggelitik rasa penasaran saya dengan adanya tulisan “.BdgBerkebun”, ada tanda titik di depan kata Bdg (.) dan menggunakan Bdg sebagai singkatan dari kota Bandung, bukan ditulis lengkap menjadi Bandung. Kata mereka, inisebagai trademark bahwa Bandung sebagai kota kreatif. Bentuknya baku seperti yang terlihat pada logo. Yang membuat idenya adalah salah satu komunitas kreatif di Bandung. Hal tersebut diharapkan menjadi spirit . Bdg B erkebun untuk menyebarluaskan idenya. Benar-benar kreatif ya!
Nah, siapapun yang menemukan lahan tidak produktif bisa sama-sama digarap menjadi lahan yang produktif dengan melakukan berkebun di kota (Urban Farming). Hal ini merupakan salah satu cara mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan melalui aksi nyata dan pastinya membangun kemandirian dalam ketahanan pangan. Yuuk kita ngebon!
Jumat, 26 Juni 2020
[TIPS] Makanan Sehat, Badan Sehat
Saat ini gempuran makanan dari aneka macam macam bahan pangan & olahannya telah semakin banyak. Slogan makanan sehat sepertinya hanya iming-iming belaka, & yang lebih dipentingkan merupakan rasa kuliner tersebut yang enak. Padahal bila kita mengkonsumsi kuliner yg sehat, akan mempengaruhi kesehatan kita jua. Kalau kita mengkonsumsi makanan sehat, maka berpotensi berakibat badan sehat. Makanan sehat belum tentu 4 sehat 5 paripurna, tapi kandungan yang ada pada makanan sehat tersebut kaya akan nutrisi & bebas menurut toksin, bakteri & bibit penyakit. Makanan sehat mempunyai kandungan gizi, kaya serat & zat yg diharapkan oleh tubuh (karbohidrat, vitamin, protein, mineral dan air). Kita perlu lebih cermat dalam memilih bahan makanan dan mengolahnya, sebagai akibatnya resiko penyakit yang ditimbulkan bisa diminimalisir.
Berikut pedoman pada memilih makanan sehat :
Bahan organik. Bahan makanan organik adalah salah satu pilihan terbaik dan sehat, karena proses olahannya tidak menggunakan bahan kimia seperti pestisida. Memang harga pasaran bahan organik lebih mahal dibanding yang biasa, tapi dari segi kualitas bahan organik lebih sehat dan segar. Bila kita belum bisa menjangkau bahan organik, perlu lebih hati-hati dalam memilih makanan atau paling tidak dalam proses mengolahnya agar tidak terpapar pestisida, seperti mencuci sayuran di bawah air mengalir, mengkonsumsi berbagai variasi makanan, dll.

Banyak mengkonsumsi sayur dan buah. Sayur dan buah-buahan banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti antioksidan dan folat. Sebaiknya sediakan selalu sayuran dan buah-buahan dalam keadaan segar. Pilih sayuran terutama daun-daunan dan kacang-kacangan serta variasi sayuran aneka warna dan jenis.
Bebas dari zat aditif, pengawet dan pewarna kimia. Hindari penggunaan zat aditif pada makanan seperti MSG (Mono Sodium Glutamat), ini sejenis penyedap makanan/mecin yang banyak terdapat pada makanan kemasan atau makanan jadi. Selain zat aditif, banyak bahan berbahaya seperti boraks dan formalin yang terkandung dalam makanan. Kita perlu lebih cerdas dan cermat dalam memilih. Biasanya bahan ini banyak terdapat pada olahan makanan seperti baso, tahu, mie, lontong dan ikan. Kita dengan mudah bisa membedakan mana makanan yang mengandung borkas atau formalin, misalnya pada tahu atau lontong. Bila teksturnya kenyal dan tidak mudah pecah, kemungkinan mengandung boraks/formalin. Pada jajanan anak, perlu diwaspadai pula karena banyak mengandung pengawet, perasa dan pewarna kimia. Sebaiknya anak tidak dibiasakan untuk jajan, apalagi jajan sembarangan tanpa tahu kandungan yang ada dalam makanan atau minuman tersebut. Bila Anda ragu-ragu, sebaiknya tidak usah dibeli. Dalam olahan kue atau bolu pun perlu waspada. Banyak pengawet dan pengembang pada bolu yang juga mengandung bahan kimia berbahaya. Kalau kita terbiasa tidak menggunakan bahan pengawet dan perasa berbahaya, lidah kita akan cukup jeli untuk merasakan dan membedakan mana makanan yang aman atau tidak.
Hindari Junk Food , produk olahan daging dan makanan ringan. Makanan yang dijual di luar biasanya banyak mengandung garam, lemak dan gula yang tinggi. Kalau kita ingin merasakan makanan junk food, kita pun bisa memasaknya sendiri dirumah. Pada produk olahan seperti sosis dan nugget, senyawa nitrat yang digunakan sebagai pengawet produk ini, dalam jumlah berlebihan berpotensi mengganggu kelancaran aliran darah. Sekarang mudah didapat resep cara membuat sosis, nugget dan sejenisnya yang bisa kita modifikasi dengan tambahan sayuran dan tanpa pengawet/penyedap. Untuk makanan ringan, seperti gorengan, kue manis dan biskuit bisa kita alihkan dengan mengkonsumsi buah-buahan. Perlahan kurangi makanan ringan sampai benar-benar mampu tidak mengkonsumsi lagi.
B iasakan memasak makanan sendiri. Meski sekarang ini banyak dijual makanan/minuman yang sangat menggiurkan dan lezat di lidah, tapi lebih baiklagi bila kita memasak dan mengolahnya sendiri. Belum tentu makanan lezat tersebut makanan sehat. Kalau kita memasak sendiri, kita akan terlibat langsung dalam proses pembelian bahan baku, pengolahan dan penyajiannya. Kalau kita mengolah masakan sendiri, pastikan bebas dari penggunaan zat penyedap seperti MSG dalam bentuk apapun. Gunakan bumbu rempah dan kaldu yang kita olah sendiri. Hal ini dapat membuat kita merasa aman dan nyaman dalam menyantap makanan sehat hasil olahan sendiri.
Olahan makanan sehat. Pengolahan makanan yang sehat sangat mempengaruhi kondisi tubuh kita. Jika kita salah dalam mengolah bahan makanan tersebut, maka bisa jadi akan menimbulkan bakteri yang menyerang tubuh. Jadi kita perlu tahu bagaimana baiknya mengolah makanan yang baik dan benar. Misalnya dalam mengolah brokoli menjadi sayur olahan, baiknya memasak brokoli tidak terlalu matang supaya kandungan nutrisi yang ada dalam sayur tersebut tidak hilang atau berkurang. Juga makanan olahan yang digoreng, yang banyak mengandung lemak jenuh akan menjadi salah satu penyebab tingginya kolesterol. Bila dirasa perlu memasak daging atau ayam, masaklah hingga matang agar bakteri atau parasit yang ada di dalamnya mati. Jadi akan semakin baik bila semakin sedikit proses yang dilewati bahan-bahan tersebut sebelum disajikan. Yang perlu diperhatikan adalah cara memasak, suhu makanan saat disajikan dan bahan makanan yang mudah dicerna.


Menanam sayuran sendiri. Dengan menanam bahan makanan sendiri, kita merasa puas karena tahu asal sumber makanan yang kita makan. Apalagi itu berasal dari tanaman lokal dan bebas pestisida, tinggal tanam-petik-masak. Biasakan mengkonsumsi makanan lokal, hal ini akan mengurangi jejak ekologis kita dalam pengadaan sumber makanan.
Pembiasaan gaya hidup sehat dari sisi menentukan makanan yg sehat, akan membuat tubuh kita sehat. Selain itu perlu didukung pula menggunakan olah raga teratur, tidur relatif, makan teratur dan nir merokok. Jika kita terbiasa bergaya hidup sehat menggunakan mengkonsumsi kuliner sehat, berpikir sehat insya Allah akan memperpanjang hayati kita. Kitalah yg memilih arah hidup kita, ingin tetap sehat atau gampang sakit. Ingin makanan sehat atau sekedar kuliner yang lezat akan tetapi belum tentu sehat. Pilihannya terdapat dalam diri kita masing-masing.
Senin, 22 Juni 2020
[PROFIL] Srikandi Nusantara : Perjuangan yang Tak Pernah Padam
Dari masa perjuangan sebelum Proklamasi sampai mencapai kondisi seperti sekarang, Indonesia tidak akan bisa besar tanpa adanya uluran tangan para Srikandi Nusantara. Dengan gigih mereka berjuang, mengajak menggali harapan dan membangun perubahan demi kemajuan bangsa Indonesia. Tanpa pamrih, tanpa lelah, tanpa tanda jasa mereka terus berjuang dalam segala kondisi.Di masa sebelum proklamasi banyak tokoh-tokoh perempuan yang berjuang melawan penjajah. Lalu perlahan di masa orde lama peranan perempuan mulai dihargai dan mereka memperjuangkan hak-haknya untuk memperoleh pendidikan walaupun masih sangat terbatas. Kemudian di masa orde baru, mulai muncul kesetaraan bahwa perempuan punya hak untuk mengeluarkan pendapat dan pemikirannya. Di masa reformasi peranan perempuan semakin dihargai dalam banyak hal. Perempuan juga bisa memegang jabatan atau posisi tertentu, punya banyak kesempatan dalam hal pendidikan, berpendapat, pemikiran bahkan berkarya. Bentuk gerakan perubahan yang dilakukan oleh kaum perempuan ini setiap masa berbeda, ada yang melakukannya secara individu atau dalam satu wadah komunitas/organisasi.
Disini kita akan mengulas lebih dalam bagaimana para Srikandi Nusantara ini memulai gerakannya, apa yang melatarbelakangi perjuangannya, bagaimana cara mereka melakukan usaha & perubahan apa saja yang telah mereka kontribusikan berdasarkan masa ke masa.
Srikandi masa sebelum kemerdekaan
Dewi Sartika
Rd. Dewi Sartika |
Dewi Sartika adalah salah satu pejuang pendidikan wanita pada tanah Sunda. Dari umur sepuluh tahun beliau telah terlihat berbakat menjadi pengajar. Dewi Sartika mini sering mengajarkan baca-tulis dan bahasa Belanda ke anak-anak pembantu pada Kepatihan dengan memakai media bantu papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting. Kejadian ini sangat mengejutkan masyarakat Cicalengka. Lalu dalam usia delapan belas tahun (1902), Dewi Sartika merintis pendidikan bagi kaum perempuan . Ia mengajarkan merenda, memasak, menjahit, membaca, menulis & sebagainya ke kaum perempuan disekitar kehidupannya. Dewi Sartika mendidik anak-anak perempuan bisa menjadi mak tempat tinggal tangga yg baik, bisa berdikari, luwes, dan terampil. Maka dari itu, pelajaran yg diberikan merupakan yang herbi training rumah tangga.Dia ingin perempuan jua mempunyai kesempatan buat menuntut ilmu. Akhirnya beliau pulang ke Bandung dan meneruskan cita-citanya.
Sakola Istri |
Dua tahun kemudian (1904) Dewi Sartika mendirikan sekolah khusus buat kaum perempuan yang bernama Sakola Istri (Sekolah Perempuan), sekolah wanita pertama se-Hindia Belanda. Murid-siswa angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang, & mereka melakukan aktivitas menggunakan ruangan pendopo kabupaten Bandung. Lama kelamaan muridnya bertambah poly dan membutuhkan ruangan yg cukup besar .Dengan berbekal tabungan pribadinya, Dewi Sartika membeli lokasi baru didaerah Kebon Cau. Meski awalnya menerima kontradiksi berdasarkan warga dampak budaya pengekangan dalam kaum perempuan , tetapi berkat kegigihannya, Sakola Istri mulai menerima tanggapan positif berdasarkan rakyat.
Nyi Ageng Serang
Nama aslinya merupakan Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi. Ia merupakan keturunan Sunan kali Jaga dan memiliki seseorang cucu yang kelak menjadi pahlawan pendidikan Indonesia, yaitu Ki hajar Dewantara. Meskipun namanya nir sepopuler R.A. Kartini, akan tetapi perjuangannya sangat bermanfaat bagi bumi Indonesia.
Di usia 16 tahun, dia mempunyai kepribadian yg luwes, cerdik, pandai dan berwatak keras. Harapannya buat membebaskan warga berdasarkan jajahan Belanda sangat kuat. Beliau selalu berbagi benih-benih nasionalisme ketengah-tengah rakyat buat melawan penjajah.
Ditengah norma yg masih kuat, Nyi Ageng Serang rajin mengikuti latihan militer beserta kaum lelaki. Ia jua tak jarang mengikuti ayahnya, seorang yg ahli dibidang keprajuritan yg terjun ke medan perang melawan penjajah Belanda. Sampai ayahnya wafat, Nyi Ageng Serang menggantikan posisi ayahnya menjadi penguasa Serang. Barulah nama gelar Nyi Ageng Serang ini diberikan kepada dia. Dengan kegigihannya, Nyi Ageng Serang membantu rakyatnya dan melakukan perlawanan fisik buat mengusir pasukan Belanda.
Nyi Ageng Serang juga membantu perjuangan Pangeran Diponegoro melalui laskar Semut Ireng-nya. Pangeran Diponegoro menganggap Nyi Ageng Serang adalah sesepuh dan seorang yang ahli dalam strategi perang. Yang paling membuat sedih Nyi Ageng Serang adalah bukan sekedar berjuang melawan penjajah, tapi ia harus melawan bangsanya sendiri yang sudah menjadi antek-antek Belanda.Perjuangannya tidak sampai disini, bahkan di usia lanjut pun beliau masih memimpin pasukannya meski dari atas tandu.
Di usia 76 tahun, beliau mangkat dan menyisakan Serang sebagai daerah yang merdeka. Banyak teladan yang ditinggalkan menurut seorang Nyi Ageng Serang. Semangat pengabdian, kegigihan, kesetiaannya terhadap bangsa Indonesia bahkan rela meninggalkan kemewahan demi perjuangannya.
Srikandi masa kini
Di era transformasi, kita menemui banyak kaum perempuan yang memperjuangkan hak-haknya. Diantaranya ada Mama Yosefa , pendiri Yayasan Hak Asasi dan Kemanusia di Papua, yang berjuang membela kaum perempuan yang menjadi korban pelecehan, penganiayaan, pemerkosaan dan pembunuhan di pedalaman Kabupaten Mimika, Papua. Mama Yosefa juga mengimbau agar kaum pria menghargai hak dan martabat perempuan sehingga kasus-kasus yang dialami perempuan di pedalaman Kabupaten Mimika, Papua tidak terulang lagi. Selain itu ada Ni Made Indrawati di Bali yang mengupayakan reaktualisasi sistem tradisional dalam mengelola manajemen lingkungan. Indra bersama penduduk desa Sumber Kelampok di Taman Nasional Bali Barat membuat KUB (Kelompok Usaha Bersama) untuk mengatasi konflik yang terjadi dengan program peningkatan pendapatan, pertanian, konservasi hutan dan kelompok kerajinan tradisional dengan melibatkan nilai-nilai adat disana. Baru-baru ini bertepatan di Hari Ibu tanggal 22 Desember 2014, seorang aktivis perempuan Eva Susanti Hanafi Bande mendapat grasi dari Presiden jokowi. Eva dituduh melakukan tindak pidana penghasutan karena memperjuangkan hak agraria masyarakat di Sulawesi Tengah.Eva menjadi korban kriminalisasi karena melawan ketidakadilan dan menyuarakan hak-hak rakyat serta mengadvokasi konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan kelapa sawit.
Gerakan Perempuan Indonesia
Selain pejuang perempuan yang individu, poly jua gerakan-gerakan dalam bentuk organisasi atau serikat yang berita garapannya memperjuangkan & memfasilitasi kebutuhan kaum wanita. Diantaranya merupakan :
Suara Ibu Peduli
Suara Ibu Peduli (SIP) adalah suatu komunitas atau perkumpulan yang mayoritas pengurus dan anggotanya adalah kaum hawa. Awal didirikan untuk menjadi wadah bagi ibu-ibu yang memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap permasalahan yang ada dalam lingkungan sekitarnya. Masa krisis moneter tahun 1998 menjadi titik awal terbentuknya SIP. Kondisi waktu itu adalah harga sembako sangat mahal dan masyarakat miskin tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal ini menginspirasi sekelompok ibu rumah tangga untuk mendirikan komunitas. Waktu itu SIP salah satu bagian divisi sosial organisasi Jurnal Perempuan. Kemudian tahun 2002 SIP berdiri sendiri dan menjadi perkumpulan yang independen dan mempunyai ketertarikan dengan isu sosial, yang akhirnya bisa menjadi suara keprihatinan ibu dan perempuan. Pengurus SIP bersifat relawan . Mereka berjuang demi kepentingan sosial dan kepentingan masyarakat banyak dengan menggali potensi yang ada diantara mereka. Sebagai aktivis perempuan, anggota SIP tetap bisa menyeimbangkan antara mengurus keluarga dan aktivitasnya di SIP. Motto yang dianut oleh anggota SIP adalah : Karena kami manusia Kami bersuara, Karena kami ibu Kami peduli, Karena kami perempuan Kami berdaya.www.suaraibupeduli.org
The Urban Mama
The Urban Mama sebagai salah satu lembaga yg relatif menarik perhatian para orang tua dan calon orang tua. Hal-hal yg diulas pada The Urban Mama terkait dengan global parenting.
Kalau kita menengok websitenya http://theurbanmama.com/, ada berbagai tema menarik yang bisa kita ulik seperti breast feeding, parenting,finance, home&kitchen, recipes, health &fitness, dan ruang forum. Artikelnya sangat beragam dan sangat bermanfaat bukan hanya untuk yang sudah menikah tapi juga untuk calon orang tua, bahkan juga yang belum menikah. Mereka percaya bahwa setiap orang tua mempunyai gayanya sendiri dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. The Urban Mama mempunyai forum khusus untuk memfasilitasi para membernya berbagi informasi dari topik bisnis sampai topik kesehatan maupun pendidikan.
https://www.facebook.com/theurbanmama |
AMAN Indonesia
The Asian Muslim Action Network (AMAN) adalah jaringan Muslim dan non Muslim -baik individu maupun institusi- di Asia. Didirikan tahun 1990, AMAN bekerja untuk mempromosikan keadilan dan perdamaian, termasuk pemberdayaan masyarakat, dialog antar umat beragama, serta advokasi atas hak-hak asasi manusia dan perempuan. Sedang AMAN Indonesia adalah lembaga yang bekerja untuk Pembangunan Perdamaian melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan dan mulai berdiri pada tahun 2007.
AMAN mempunyai visi terciptanya masyarakat harmoni tanpa kekerasan melalui peningkatan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan dengan spirit cinta kasih, saling pengertian dan tanpa kekerasan. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh AMAN dalam program pendidikan dan pendampingan adalah membuat Sekolah Perempuan untuk Perdamaian. .http://amanindonesia.org/
###
Sabtu, 20 Juni 2020
[TIPS] Menjadi Ayah Yang Dibanggakan Oleh Anak
Ayah adalah salah satu sosok yang dibanggakan oleh anak. Peran ayah dan ibu bisa disejajarkan dalam beberapa hal, misalnya berbagi peran dalam hal pengasuhan anak, mengerjakan pekerjaan domestik, dan sebagainya. Sebagian besar anak menganggap ayah itu adalah seorang pemimpin keluarga, pahlawan dan menjadi kebanggaan anaknya. Sosok yang disegani selain ibu tentunya. Dari seorang ayah, anak pun bisa belajar banyak hal tentang kehidupan, bercerita dengan bebas tentang cita-cita dan harapannya.
Anak merupakan eksklusif yg tumbuh & berkembang dari asuhan dan didikan ayah & ibu. Seiring masa pertumbuhan, seseorang anak membutuhkan sosok langsung yg bertenaga, sanggup sebagai panutan & pelindung yang sanggup mengayomi dirinya. Sehingga anak sanggup tumbuh menjadi dirinya yg terbaik .
Dalam beberapa aspek, terdapat peran ayah yg ternyata nir bisa tergantikan oleh ibu. Dan ini hanya didapat menurut seseorang ayah. Sosok ayah ideal bagi masing-masing anak niscaya akan berbeda-beda. Bisa jadi citra ayah ideal diambil berdasarkan pengalaman & impian sepanjang hidup seseorang.

Berikut ini tips bagaimana sebagai sosok ayah yang ideal berdasarkan beberapa aktivis :
- Ayah bisa menjadi tempat curhat. Mau mendengarkan curahan hati atau cerita anak-anaknya. Bisa menjadi teman atau sahabat bagi anaknya. Termasuk memberikan solusi bila dimintai pendapat oleh anak.
- Mempunyai waktu yang berkualitas dan interaksi yang cukup untuk keluarga. Misalnya mengajak anak-anaknya melakukan aktivitas sehari-hari atau bagi ayah yang senang bertualang, mengajak anak-anaknya melakukan kegiatan bertualang bersama.
- Demokratis dan tidak memaksakan kehendak. Anak-anak bebas memilih jalannya sendiri tapi tetap memberikan arahan.
- Bisa menjadi pelindung, inspirasi, dan teladan buat anak-anaknya. Biasanya anak akan meniru sikap dari orang tuanya. Apa yang dilihat dan dirasakan oleh anak-anak dari kecil, itulah yang ditiru oleh mereka. Jadilah teladan yang baik bagi anak-anak.
- Bersikap tegas, adil dan bijaksana. Bukan dalam arti menakutkan atau pemarah. Ayah menjadi sosok yang disegani karena respek, bukan karena takut.
- Bertanggung jawab secara finansial atau mencari nafkah untuk keluarganya. Dalam hal ini, kita sering terjebak bahwa seorang ayah harus memberi kelimpahan materi. Dengan begitu keluarga akan bahagia. Padahal dari sisi materi, terkadang malah menjerumuskan. Ayah lebih memilih hanya mencari nafkah atau keasyikan bekerja tanpa mau tahu urusan keluarga. Bahkan melupakan bahwa mendidik anak-anak itu adalah tanggung jawab ayah dan ibu, bukan semata urusan seorang ibu.
- Bersikap jujur akan kesalahan dan kebenaran. Memberi teguran bagi yang salah dan memberi sanjungan bagi yg benar, dengan cara yang tepat sesuai dengan karakter anak.
Masing-masing anak memiliki gambaran yg tidak selaras terhadap sosok yg dibanggakannya ini, sosok seseorang ayah. Pastinya ayah yang sayang keluarganya, sayang menggunakan anak-anaknya. Meski itu diungkapkan dengan cara yg bhineka, mulai menurut bahasa tubuh, ucapan bahkan menggunakan doa. Doa yg tak pernah putus sepanjang usia seorang ayah. Bagi yang telah menjadi seorang ayah, jadilah seorang ayah yang dibanggakan sang anaknya. Dan bagi yg belum sebagai seorang ayah, jangan pernah putus untuk belajar bagaimana menjadi langsung yang baik buat orang lain, terutama bagi anak-anak.(MA)
***
Kamis, 18 Juni 2020
[JALAN-JALAN] Liburan ala Aktivis
Di sela-sela kesibukan menjadi seorang aktivis, kadang kita nir ada saat untuk rehat sejenak bersama orang-orang terkasih. Apakah itu dengan orang tua, pasangan, anak atau bahkan sahabat. Berlibur merupakan galat satu aktivitas menarik yg patut sebagai pertimbangan pada mengisi ketika luang. Berlibur bukan sekedar tidak ?Bekerja?, akan tetapi sahih-benar memanfaatkan saat dengan mengisi kesenangan & berkumpul beserta. Mungkin ada yg sekedar jalan-jalan pada sekitar kota atau ada pula yg sengaja merencanakan jauh-jauh hari sebelumnya buat berlibur ke luar kota.
Kebanyakan bagi seorang aktivis, waktu libur dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan dan refreshing dari aktivitas keseharian. Pilihan lokasi liburan menjadi salah satu pertimbangan utama. Ada yang memang pilihan sendiri, diskusi dengan pasangan atau bahkan memenuhi keinginan/minat anak.
Dari output wawancara menggunakan beberapa aktivis, loka favorit mereka buat berlibur adalah pulang ke alam terbuka atau wilayah wisata alam seperti pegunungan, pantai, & bahari. Tujuannya pun majemuk, mulai dari menikmati estetika alam dan keagungan Tuhan, menikmati udara segar dan menenangkan jiwa. Menyaksikan keindahan alam yg ada dapat menciptakan kita merasakan kebesaran Tuhan menggunakan menyaksikan ciptaan-NYA.
Bila lokasi liburan menyesuaikan dengan permintaan anak, biasanya kriteria tempat yang dipilih adalah tempat yang nyaman dan aman untuk aktivitas anak. Ada arena bermain yang ramah anak, terutama yang mengandung unsur edukasi untuk perkembangan anak. Contohnya mengajak anak ke museum, taman kota, taman hutan raya, outbond, dsb. Selain berwisata, anak-anak juga dikenalkan dengan budaya setempat termasuk potensi yang ada disana. Misalnya tentang jenis hewan dan tumbuhan yang ada, sejarah kawasan tersebut, dan sebagainya.
Pergi berlibur sanggup dilakukan bersama siapa saja. Bagi yg sudah memiliki pasangan atau famili, tentunya waktu libur mereka dihabiskan bersama pasangan atau keluarga. Sedang buat aktivis yg belum berkeluarga, umumnya mereka bersenang-senang beserta kerabat atau sahabat. Bahkan terdapat juga yang merasa nyaman menikmati liburan sendirian saja.
Tapi kita pula sanggup menikmati liburan di tempat tinggal menggunakan cara yg menyenangkan, diadaptasi menggunakan minat dan hobi masing-masing. Misalnya membuat kue, memasak bersama anak-anak,, berkebun, membuat karya seni atau membaca kitab beserta anak-anak. Jadi, berlibur tidak melulu menggunakan bepergian ke luar kota atau keliling kota. Kita pula sanggup melakukannya di rumah. Yang krusial kualitas beserta famili tetap menjadi prioritas.
Selamat berlibur!
Sabtu, 13 Juni 2020
[PROFIL] Yayasan Hotline Surabaya (YHS)
Oleh: Melly Amalia
Hotline Surabaya adalah sebuah organisasi nirlaba yang berdiri sejak tahun 1989. Pada awalnya, Hotline Surabaya merupakan divisi sosial Harian SURYA yang memberikan pelayanan konseling psikologis melalui surat, telepon, tatap muka dan konsultasi di rubrik “Hotline” SURYA. Pada tahun 1992 YHS menjadi sebuah yayasan mandiri dengan nama Yayasan Hotline Service Surya (YHSS) terlibat dalam kampanye penanggulangan HIV&AIDS khususnya untuk kelompok beresiko tinggi di kalangan pekerja seks di Surabaya. Di akhir tahun 1999 YHSS berubah nama menjadi Yayasan Hotline Surabaya dan berpisah dengan harian SURYA menjadi satu LSM mandiri yang punya kepedulian terhadap kesehatan reproduksi perempuan, khususnya perempuan yang berpenghasilan rendah di Surabaya.
Pada tahun 2004 YHS mulai masuk pada isu anak setelah menemukan masalah yang kompleks pada pelacuran, bahwa banyak hak anak yang terabaikan. YHS masuk melalui pencegahan dan penanganan traficking dan eksploitasi seksual anak. YHS menganggap anak di bawah usia 18 tahun memiliki kemungkinan mendapatkan pola asuh yang salah serta tindak kekerasan, baik itu kekerasan fisik, psikologis, sosial, dan seksual, serta penelantaran dan hak-haknya sebagai anak untuk hidup, tumbuh dan berkembang, untuk dilindungi dan berpartisipasi dilanggar. Semua itu tidak bisa diterima dan ditoleransi terutama tindak eksploitasi seksual.
Yayasan Hotline Surabaya mempunyai Shelter (rumah singgah) untuk anak-anak korban eksploitasi seksual yang diberi nama Omah Sahabat Arek (OSA) yang berarti Rumah Sahabat untuk Belajar dan Transformasi. Rumah Singgah ini berfungsi sebagai Community Center for Learning dengan kegiatan-kegiatan rutin sebagai berikut: Perpustakaan Komunitas untuk anak-anak, Diskusi Film, Membaca Buku, Terapi dengan Tulisan, serta karate praktis untuk melatih anak-anak memiliki perlindungan diri apabila mengalami kekerasan seksual. Selain itu di diadakan pula diskusi dan Konseling Kelompok serta layanan konseling pribadi yang dilakukan oleh konselor dari YHS dan Psikiatri dari Rumah Sakit Dr. Soetomo.
Saat ini, ada dua program besar yang dijalankan oleh Yayasan Hotline Surabaya yaitu :
- Program pelatihan anak rentan, penarikan dan rehabilitasi anak korban eksploitasi seksual. Mengadakan program anti-trafficking sejak tahun 2000 melalui kampanye publik, penarikan dan reintegrasi ke dalam keluarga. Yayasan Hotline Surabaya berjaringan dengan berbagai pihak dalam mengatasi masalah eksploitasi seksual pada anak, di antaranya adalah lembaga perlindungan anak, dinas sosial, dinas pendidikan, kepolisian, lembaga pendidikan, dll. Peran Yayasan Hotline Surabaya bertindak fasilitator pemberdayaan anak, orangtua dan komunitas serta pemerintah.
- Program HIV & AIDS. Program yang dijalankan pertama-tama adalah konsultasi psikologi melalui telpon, tatap muka, surat menyurat. Ribuan klien yang masuk sebanyak 90% perempuan berusia 15-30 tahun dan masalah yang dihadapi adalah seksualitas yakni soal keperawanan dan mastubasi. Berdasarkan data ini Hotline mengadakan program remaja (jurnalis dan HIV-AIDS). Studi yang dilakukan menemukan bahwa program pencegahan melalui Komunikasi Perubahan Perilaku kalau mau efektif maka perlu ada pelayanan kesehatan. Lalu tahun 2003 mendirikan Klinik Kesehatan Reproduksi Esensial dengan satu pintu pelayanan untuk ibu anak, infeksi saluran reproduksi dan kontrasepsi. Yayasan Hotline Surabaya juga merespon masalah-masalah yang terkait dengan pekerja seks.
Dalam memberikan layanan dan bantuan Yayasan Hotline Surabaya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Kesadaran: bahwa semua staf dan semua yang terlibat pada program anak Yayasan Hotline Surabaya menyadari masalah eksploitasi seksual anak dan risiko yang dihadapi;
- Pencegahan: melakukan praktek terbaik untuk mencegah eksploitasi seksual anak;
- Dokumentasi dan Laporan: untuk menjamin tidak adanya eksploitasi seksual terhadap anak, maka semua proses dan peristiwa penting didokumentasikan dan dicetak sebagai buku agar masalah dan tindakan yang telah dilakukan bisa dipelajari pihak lain yang mendukung;
- Memberi Respon: situasi eksploitasi seksual ada yang belum diantisipasi. Karena itu kalau ada kejadian yang tidak terduga, seluruh staf yang terlibat harus memberi respon positif (sekali pun tidak ada dalam uraian tugas yang ada).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Yayasan Hotline Surabaya
Jl. Indrapura No. 17, Surabaya - 60176, Jawa Timur, Indonesia
Telp : (031) 356 6232 | Fax : (031) 356 6233
Website : http://www.hotlinesurabaya.or.id/
Email : yhs@hotlinesurabaya.or.id
Konseling Telepon : (031) 352 6118 - 352 6119
[PROFIL] LBH APIK (Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia Untuk Keadilan)
Oleh: Melly Amalia
Mari kita ulas sedikit mengenai kekerasan terhadap anak dan kekerasan terhadap wanita. Kekerasan terhadap anak merupakan tindak kekerasan yang dilakukan baik sengaja maupun nir sengaja baik secara fisik, seksual, penganiayaan emosional/psikologis, atau pengabaian terhadap anak. Kekerasan terhadap perempuan merupakan setiap tindakan yg mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan dalam perempuan secara fisik, non fisik (seksual) atau psikologis/jiwa, termasuk ancaman tindakan eksklusif, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan generik atau pada lingkungan kehidupan eksklusif. ( Disarikan dari aneka macam sumber)
Salah satu penyebab kekerasan merupakan syarat mental pelaku yang nir sehat. Sebaliknya kekerasan ini pula potensial menimbulkan masalah mental bagi para korban kekerasan. Apabila syarat ini berlanjut maka terjadilah yang diklaim menjadi bundar setan kekerasan. Diperlukan penanganan khusus baik bagi pelaku & korban kekerasan supaya mental mereka dapat sembuh kembali.
Maraknya kekerasan terhadap anak dan wanita menjadi perhatian banyak pihak, galat satunya ditandai dengan keluarnya lembaga yang memberi perhatian & donasi terhadap korban kekerasan. Profil Proaktif Online kali ini memperkenalkan LBH APIK, sebuah lembaga yang spesifik menangani korban kekerasan pada perempuan & anak-anak. Mari kita simak profil organisasi tadi dalam tulisan di bawah ini yang disarikan berdasarkan website mereka.
LBH APIK adalah forum yang bertujuan mewujudkan warga yg adil, makmur dan demokratis, dan menciptakan kondisi yg setara antara perempuan dan laki-laki pada segala aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya. LBH APIK menaruh bantuan hukum buat wanita berdasarkan nilai-nilai keadilan, kerakyatan, persamaan, kemandirian, emansipasi, persaudaraan, keadilan sosial, non sektarian & menolak kekerasan dan memenuhi kaidah kelestarian lingkungan.
LBH APIK Jakarta dibuat oleh APIK (Asosiasi Perempuan Indonesia buat Keadilan), yang didirikan oleh tujuh orang perempuan pengacara dalam lepas 4 Agustus 1995. Sejak 21 Februari 2003 LBH APIK Jakarta secara resmi sudah menjadi Yayasan LBH APIK Jakarta, dari Akte Notaris Rusnaldy No.112/2003.
Visi LBH APIK Jakarta yaitu terwujudnya rakyat yang inklusif, setara, adil, & berkelanjutan melalui perubahan sistem aturan. Sedangkan misinya adalah menyediakan layanan aturan bagi perempuan pencari keadilan, mengupayakan perubahan aturan ditingkat substansi, struktur, & kultur & menciptakan gerakan sosial untuk keadilan bagi wanita. Untuk mencapai visinya, LBH APIK melakukan kegiatan-aktivitas menjadi berikut:
(1) melakukan pembelaan aturan bagi perempuan pencari keadilan yang lemah secara politik, ekonomi, maupun sosial budaya di pada dan pada luar pengadilan,
(dua) memberikan training & pemberdayaan kepada lapisan masyarakat dan aparat penegak aturan baik pada penanganan korban juga upaya pencegahannya,
(tiga) melakukan advokasi perubahan kebijakan baik terhadap substansi, struktur, maupun budaya hukum pada masyarakat,
(4) melakukan kajian kritis serta penyusunan, pembuatan, penyebarluasan serta pendokumentasian banyak sekali berita mengenai penegakan hak-hak wanita & informasi mengenai cara-cara penyelesaiannya,
(lima) melakukan kerjasama dengan aneka macam organisasi & forum dan mendorong terbentuknya organisasi dan lembaga menggunakan visi misi serupa,
(6) melakukan penguatan kelembagaan, dan
(7) melakukan kegiatan-aktivitas lain yang sesuai dengan tujuan yayasan.
Beberapa aktivitas yang sudah dilakukan oleh LBH APIK di antaranya adalah training penanganan kasus korban kekerasan, pemenuhan akses keadilan bagi perempuan korban disabilitas, dll. Selain berkegiatan, LBH APIK jua menerbitkan kitab , lembar warta, buletin, & melakukan penelitian terkait wanita. Selain pada Jakarta, LBH APIK pula masih ada pada Aceh, Medan, Jogja, Semarang, Mataram, Pontianak, Kalimantan Timur, Manado,Palembang, Padang, NTB, dan Makasar.
Untuk menerima berita lebih lanjut mengenai LBH APIK, silahkan menghubungi :
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum APIK Jakarta
Jl. Raya Tengah No.31 RT 01/09, Kramat Jati, Jakarta Timur 13540
Telepon. 021 87797289, Fax 021 8779 3300
Email: apiknet@centrin.Net.Id,
website: http://lbh-apik.or.id/
Bila anda atau orang yang anda kenal mengalami kekerasan, jangan merasa takut atau malu buat segera berani bertindak dan melaporkan. Anda berhak menerima keadilan dan berani bersuara. Sudah banyak forum yang bersedia mendapat & menampung keluhan atau perkara anda. Pekerjaan rumah kita masih panjang buat melakukan penyadaran dan pendidikan tentang anti kekerasan terhadap wanita & anak.
***