Tampilkan postingan dengan label Debby Josephine. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Debby Josephine. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Juni 2020

[JALAN-JALAN] Mengintip Toko Buku Kecil di Kota Bandung

Oleh: Debby Josephine

Rubrik jalan-jalan edisi kali ini akan mengajak kita untuk menemui salah satu toko buku indie di Kota Bandung yang dapat menjadi pilihan destinasi saat hendak menyalurkan hobi, yaitu Tobucil & Klabs. Berdiri sejak 2001, Tobucil hadir dengan tagline: “buku, hobi dan komunitas” Jika kita tarik mundur ke belakang tepatnya pada masa munculnya budaya kreatif di Kota Bandung tahun 90’an, maka kita akan melihat wajah pergerakan independen yang ramai bermunculan. Terlebih pada krisis ekonomi 1998 yang mendorong munculnya pergerakan dan wirausaha kreatif di Kota Bandung, dan ya! embrio Tobucil mulai terbentuk pada masa itu.

Tobucil saat ini
Lahirnya Tobucil pada tahun 2001 merupakan jejak awal munculnya toko buku alternatif di Kota Bandung. Tidak hanya menawarkan buku, Tobucil pun dapat menjadi wadah pergerakan komunitas dengan memberikan ruang-ruang pengembangan diri aktivis sehingga tak heran jika klab-klab tobucil terdengar di mana-mana.

Buku-buku yang ditawarkan oleh Tobucil cukup beragam meskipun kebanyakan buku yang hadir adalah buku-buku tentang seni dan budaya. Apalagi ketika tahun-tahun awal berdiri menurut beberapa sumber banyak ditemukan buku-buku ke-”kiri”-an. Jelas, cukup sulit untuk bertahan dengan idealisme pada masa itu. Masa di mana pergerakan paham “kiri” mendapat “perhatian” lebih dari pemerintah, dan Tobucil merupakan salah satu toko buku yang cukup lestari karena dapat bertahan hingga sekarang.

Kini wajah Tobucil menjadi tak asing bagi kebanyakan komunitas dan masyarakat. Tak hanya di Kota Bandung tapi juga di kota-kota lainnya, apalagi jika berkenaan dengan penyaluran hobi. Bertempat di Jalan Aceh no. 59, Bandung, Tobucil membuka kelas-kelas yang dapat diikuti oleh siapa pun, seperti: “kelas merajut, public speaking, sama kelas foto cerita” tutur mbak Mutia yang sedang berjaga di Tobucil.

Memang, beberapa kegiatan jurnalistik dan kerajinan tangan adalah ciri khas yang dimiliki Tobucil & Klabs dari awal hingga saat ini. Kelas-kelas yang diadakan Tobucil bekerjasama dengan pengajar-pengajar dari luar – biasanya merupakan teman dari penggagas Tobucil yaitu Tarlen Handayani -- dan khusus untuk kelas merajut, pengajarnya berasal dari Tobucil sendiri.

Ketika berkunjung ke Tobucil & Klabs, pertama kita akan menjumpai beberapa meja dan kursi yang disediakan untuk pengunjung dan tempat berlangsungnya kegiatan. Lalu setelah masuk ke ruangan, kita akan menemui buku-buku yang tersusun rapi di rak-rak serta hasil karya kerajinan.

Tobucil juga menyediakan alat dan bahan untuk kerajinan tangan yang cukup beragam dan harga yang bersaing dengan toko lainnya.

Pojok alat dan bahan kerajinan tangan
Saya pun akhirnya tertarik untuk membeli benang rajut dan alat merajut di sana karena pilihan jenis bahan dan warna benang cukup menggoda iman saya. Barang-barang jadi lainnya pun tak kalah menarik. Beberapa di antaranya merupakan barang hasil karya teman-teman yang berkegiatan di sana. Penasaran ingin berkunjung? Atau ingin menyalurkan hobi di sana? Silahkan saja berkunjung ke Tobucil & Klabs yang buka setiap hari dari pukul 09.00 – 20.00. Psst, dengar-dengar Tobucil akan pindah tempat di awal Agustus 2016 nanti! untuk kabar selanjutnya dan info mengenai Tobucil silahkan mengunjungi situs resmi di www.tobucil.net juga media sosial yang dimiliki Tobucil seperti instagram dan twitter: @tobucil.

Rabu, 03 Juni 2020

[JALAN-JALAN] 5 TEMPAT INI BISA JADI PILIHAN ANDA UNTUK MENGENAL DIRI LEBIH DALAM LAGI!

Oleh: Debby Josephine

?The better you know yourself, the better your relationship with the rest of the world.?

-Toni Collette-

Kemampuan mengenal diri secara utuh diketahui memiliki banyak manfaat bagi diri sendiri yg mana akan bermanfaat juga bagi kurang lebih. Kemampuan mengenal diri secara utuh merupakan Anda bisa melihat diri sebagai entitas yang dipengaruhi oleh yang kuasa yang berada dalam jiwa Anda dan bentuk fisik yang Anda miliki waktu ini, lalu secara sadar menerimanya. Dengan kemampuan ini maka Anda dapat memilih jalan hayati Anda sekaligus berkompromi dengan kelebihan & kekurangan diri. Apalagi, apabila Anda merupakan pelaku perubahan yg secara aktif dan tekun menjalani visi misi buat dunia yang lebih baik, maka terlebih dahulu masuk dan kenalilah diri Anda lebih dalam lagi.

Kemampuan mengenal diri secara utuh bisa diasah melalui aneka macam cara, Anda bisa mencoba dan memilih cara yg seperti apa yang cocok buat Anda. Salah satu cara yang bisa membantu Anda mengenal diri secara utuh merupakan melakukan hubungan menggunakan diri sendiri dan merefleksikan bepergian hayati Anda. Sesi hubungan ini dapat dilakukan menggunakan berbagai cara pada berbagai tempat, yang terpenting merupakan Anda melakukannya sendirian ? Bukan berarti Anda mengusir orang di kurang lebih Anda ? Namun menggunakan melihat lebih kurang Anda, masuklah ke dalam diri & gali lebih dalam mengenai diri Anda. Berikut merupakan 5 tempat & jenis aktivitas yang bisa jadi pilihan buat berinteraksi menggunakan pikiran, tubuh, dan jiwa Anda:

1. Rumah/Kamar Pribadi

Begitu padatnya aktivitas yg Anda lakukan baik itu rutinitas sehari-hari juga usaha-perjuangan yg Anda lakukan mengakibatkan sedikitnya waktu yang Anda luangkan buat memperhatikan tempat Anda tinggal, baik itu pada tempat tinggal ataupun kamar eksklusif Anda. Padahal ruang eksklusif ini dapat membantu merefleksikan diri Anda dan mengisi ulang energi Anda yang tersita sesudah berkegiatan seharian.

Luangkanlah ketika khusus buat mengenali setiap sudut tempat tinggal Anda. Carilah loka yang paling nyaman & diamlah di sana buat beberapa waktu. Sapalah dan hargai loka itu menjadi tempat yang menaruh Anda proteksi dan kenyamanan. Perhatikan loka tadi, bagaimana teksturnya, warnanya, & apa saja yg mata Anda tangkap di sudut tadi? Kemudian, berinteraksilah menggunakan tempat tadi. Anda bisa duduk, bersujud, merebahkan diri, hingga berguling-guling dan rasakan betapa sudut yg Anda tempati saat ini hadir buat Anda. Apabila telah, tanyakan pulang dalam diri Anda, apa yang dimiliki tempat tersebut sehingga membuat Anda nyaman? Mengapa tempat tersebut nyaman?

Interaksi seperti ini akan membantu mengenali kebutuhan Anda dan mendorong Anda buat berakibat sudut-sudut lain pada rumah ataupun kamar eksklusif Anda hadir dengan ketenangan yg sama. Tentu saat melakukan hubungan menggunakan loka tinggal Anda pada kenyataannya ada saja yg mengganggu pandangan seperti benda-benda yg berserakan output eksperimen anak Anda (jika Anda sudah berkeluarga) ataupun eksperimen Anda sendiri. Ada sebuah metode yg ditawarkan sang Marie Kondo, perempuan berkewarganegaraan Jepang buat merapikan tempat Anda lebih efektif dan bertahan usang, metode ini dinamakan The KonMari Method.

Marie Kondo menceritakan hubungan merapikan tempat Anda tinggal dengan perubahan baik yang terjadi secara misterius pada diri Anda. “Tidying up means confronting yourself” begitu tertulis pada bukunya The Life-Changing Magic of Tidying Up. Penasaran dengan The KonMari Method? Silahkan kunjungi www.konmari.com atau lihat pada www.youtube.com dengan kata kunci pencarian: How to Clean Your Room Kon Mari Method yang diunggah oleh akun Kristsoup. Semoga kegiatan mengenali dan merapikan tempat Anda tinggal dapat membantu mengenali diri Anda.

2. Menikmati secangkir ?Kopi Alas?

Barista sedang menyiapkan kopi untuk pelanggan
Secangkir kopi mungkin bukan lagi hal yang asing bagi Anda. Ada yang begitu serius dalam menikmati secangkir kopi, ada juga yang menjadikan kegiatan meminum kopi – apapun rasanya – sebagai hal yang rutin dilakukan bahkan menjadi syarat sebelum melakukan sesuatu. Beberapa dari Anda mungkin terbiasa membuat kopi sendiri, tapi tidak ada salahnya mengunjungi kedai kopi untuk merasakan pengalaman yang berbeda di Kopi Alas.

Berada di dataran tinggi Cimenyan, Kopi Alas hadir memperlihatkan secangkir kopi panas pada tempat yg sejuk & terbuka. Di sini Anda bisa menikmati manual brewing coffee apapun metodenya seharga Rp 15.000. Tapi, Kopi Alas pula menyediakan minuman lain selain kopi menggunakan harga antara Rp 10.000 ? Rp 20.000. Harga ini boleh dibilang lebih murah dibanding tempat kopi lainnya di Kota Bandung. Apalagi, menggunakan pelayanan yg ramah berdasarkan pemilik kedai yang jua sekaligus barista & tempat yang mendukung Anda buat mempunyai ruang sendiri karena jarak antar meja yg ideal. Ketika ditanyakan kepada Kang Reza pemilik Kopi Alas tentang harga yang murah, beliau menjawab ?Harga itu sudah cukup bagi kami?

Kopi Alas sebetulnya menempati galat satu bagian berdasarkan vila yang berdiri disana. Beruntungnya pemilik vila, pengelola vila, dan Kopi Alas mempunyai pencerahan mengenai hayati keberlanjutan & ingin menghadirkan prinsip-prinsip yg nir semua pemilik vila berani menjalankannya. Mereka juga mengakui butuh banyak belajar poly tentang hidup yg berkelanjutan & melihat model-contoh pengelolaan berkelanjutan pada loka lainnya. Apabila Anda berkunjung ke Kopi Alas, Anda diperbolehkan buat menjelajah bagian lain di vila tadi, tapi terlebih dahulu ijin agar pemilik kedai kopi dapat mengontrol siapa saja yang menjelajah.

?Pengantaran kopi hanya hingga sini?, kata Kang Jaenal, keliru satu barista yang mengajak berkeliling.

Apabila Anda telah mendapat ijin dari pengelola Kopi Alas, maka Anda bisa menjelajahi area kurang lebih vila sampai bagian paling atas yaitu lapangan buat berkemah dan memandang Kota Bandung menurut ketinggian dengan suasana yang sejuk dan hening.

Kopi Alas terletak pada Jl. Pasir Impun Atas no. Lima, buka menurut pukul 10.00 s/d 22.00. Semoga deretan alam & kopi bisa membantu merefleksikan perjalanan hayati Anda.

3. Pusat Rehabilitasi : Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, Ciwidey Bandung.

Mengunjungi sebuah sentra rehabilitasi akan menaruh pemandangan tak biasa kepada Anda dan membantu proses pengenalan diri Anda secara utuh. Pusat rehabilitasi memang banyak macamnya, salah satu yang akan dibahas dalam artikel ini adalah Pusat Rehabilitasi Primata Jawa yang berlokasi di Ciwidey, Bandung. Di tempat ini, para aktivis merawat primata-primata yang terluka ataupun jinak sampai para primata ini sembuh & siap buat dilepasliarkan. Sehingga berbeda dari kebun binatang yang justru menjinakkan fauna liar, bisnis para aktivis ini meliarkan pulang primata-primata yang sudah diselamatkan.

Ketika Anda lewat & Owa memunggungi Anda, maka itu salah satu ciri Owa tersebut telah liar dan insting alamiahnya telah balik .

Memang buat masuk ke area ini tidak mampu asal-asalan orang. Untuk itu, inilah saatnya Anda menggunakan modal sosial yg telah Anda miliki selama ini, pertemanan sesama aktivis perlu dijalin erat supaya sesama aktivis bisa saling tahu & membantu. Jika memang Anda nir memiliki akses kepada lokasi Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, maka Anda bisa berkunjung ke Pusat Rehabilitasi lainnya lantaran memang banyak sekali macamnya, yang terpenting merupakan dengan berkunjung kepada tempat penyembuhan tadi Anda bisa mengenali & merefleksikan diri serta meneguhkan balik keberpihakan perjuangan Anda.

4. Berendam pada Pemandian Air Panas : Kawah Rengganis

?Sepertinya berendam air panas enak, nih?

Pernahkah Anda menggumam misalnya pada atas? Jika ya, maka berkunjung ke Kawah Rengganis sanggup jadi pilihan yang sempurna bagi Anda. Berbeda dengan pemandian air panas lainnya yang menyediakan kolam renang air panas sebagai loka berendam, Kawah Rengganis masih terbilang asri dan menghadirkan alam sepenuhnya pada sekeliling Anda.

Lokasi Kawah Rengganis cukup luas dan nir seluruh pengunjung mengeksplor setiap sudutnya, dan ini merupakan keuntungan bagi Anda buat mengasingkan diri sembari menikmati pemandangan lebih kurang sembari berdialog menggunakan alam & diri Anda sendiri.

Kawah Rengganis berada di Kecamatan Rancabali dan masuk ke komplek Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII), Jawa Barat Indonesia. Untuk masuk ke area pemandian air panas Anda hanya perlu membayar harga tiket masuk sebanyak Rp 5.000 per orang. Mengistirahatkan sendi-sendi yg kaku & pikiran-pikiran yg bercabang menggunakan berendam pada air panas merupakah hadiah yg perlu Anda berikan dalam pikiran, tubuh, dan jiwa Anda. Dengan syarat diri yg segar sehabis berendam, Anda dapat melanjutkan usaha-perjuangan yang sedang dilakukan dengan tenaga yg ?Bersih? Dan lebih banyak berdasarkan sebelumnya.

5. Berkeliling di Pasar Tradisional : Pasar Ciroyom

Pergi ke pasar tradisional sanggup jadi pilihan yg menginspirasi Anda buat mengenal diri sendiri melalui aneka macam kegiatan yang terjadi pada sana. Aktivitas yg terjadi pada pasar tradisional sedikit poly memiliki disparitas menggunakan kegiatan sehari-hari yang Anda temui. Pada pasar tradisional, Anda dapat melihat orang-orang bekerja menggunakan tenaga yg luar biasa. Para pedagang menyiapkan dagangannya dengan sungguh-sungguh, baik menggunakan mengeliminasi bahan pangan yang tidak layak jual ataupun memotong daging menjadi beberapa bagian. Beda jenis dagangan tidak sinkron pula persiapan yang mereka lakukan. Ditambah lagi apabila Anda beruntung, Anda dapat melihat grup petani yang mengantarkan output panen mereka. Anda jua dapat melihat petugas angkut-angkut barang dan interaksi mereka menggunakan pedagang atau pembeli lainnya. Kegiatan yang terjadi ini membangun atmosfer kerja yang hangat & menginspirasi.

Salah satu pasar tradisonal yang bisa sebagai pilihan buat Anda kunjungi merupakan Pasar Ciroyom. Pasar Ciroyom merupakan galat satu pasar terbesar dan terlengkap yg menjadi salah satu sumberpangan segar bagi masyarakat Kota Bandung. Pasar ini mulai aktif di malam hari, sebagai akibatnya dengan berkunjung ke tempat ini Anda dapat melihat paras lain Kota Bandung dalam malam hari.

Bagi Anda yang tak jarang berbelanja ke Pasar Ciroyom mungkin mengunjungi tempat ini merupakan hal yg biasa, namun dengan tujuan berbeda maka Anda bisa merasakan & menangkap hal yg tidak sinkron pula. Sedangkan, bagi Anda yang belum pernah mengunjungi pasar tradisional pada malam hari maka Pasar Ciroyom mampu sebagai keliru satu destinasi Anda.

Dengan mengamati kegiatan di pasar, kiranya menginspirasi Anda buat mengadaptasi atmosfer usaha yang sama, menyegarkan pulang pikiran & perasaan yang selama ini membelenggu dan membantu Anda buat mengenal diri lebih dalam lagi.

Itulah lima loka yg bisa jadi pilihan Anda buat mengenal diri lebih dalam lagi. Apakah Anda tertarik untuk melakukan galat satu aktivitas di atas? Atau Anda malah terinspirasi tempat dan kegiatan lain yang lebih membantu Anda mengenal diri Anda secara utuh? Apabila ya, ayo menyebarkan cerita kepada kami & yang lainnya. Selamat menemukan diri Anda.

Kamis, 07 Mei 2020

[JALAN-JALAN] MENGINTIP KEHIDUPAN DI KEBUN BELAKANG

Oleh : Debby Josephine

Apa yang muncul di benak Anda ketika pertama kali mendengar kata kebun belakang? Kemungkinan besar jawabannya adalah sebuah kebun yang berada di belakang rumah. Tapi, kira-kira bagaimana bentuknya? Apa saja yang ada di dalamnya? Kehidupan seperti apa sih yang terjadi di sana? Nah, kali ini saya akan mengajak Anda untuk mengintip sebuah kehidupan di “Kebun Belakang”, tempat yang ide utamanya adalah untuk pemenuhan kebutuhan hidup harian namun berkembang menjadi tempat yang dapat menginspirasi orang lain untuk bergerak bersama ritme alam.

Berlokasi sempurna pada pinggir jalan Pesantren, Cimahi, loka ini sempat menimbulkan rasa ragu di hati saya. Lokasinya terbilang relatif ?Kota? Karena berdampingan dengan ruko akbar dan beberapa tempat tinggal glamor. Ketika hingga, tampak pagar hitam yang relatif tinggi sebagai akibatnya menutupi pandangan orang luar yang ingin melihat ke pada. Tidak berapa lama , pagar hitam pun dibuka sang Teh Ivana. Teh Ivana merupakan pemilik dari Kebun Belakang. Saya & teman aku disambut dengan hangat & dipersilahkan masuk.

Begitu masuk, kami melihat area cukup luas yg disiapkan buat loka parkir dan sedang ada dua mobil terparkir di sana. Berjalan sedikit ke arah kanan, kami melihat bangunan tempat tinggal mungil menggunakan jalan mini di sisi luarnya yang terhubung dengan area tempat duduk pada luar bangunan rumah. Teh Ivana mempersilakan kami buat duduk sembari memanggilkan Kang Misbah, suami Teh Ivana yg lalu lebih banyak bercerita tentang Kebun Belakang.

Kang Misbah pun datang dan menyambut kami dengan hangat lalu bercerita tentang kondisi Kebun Belakang. Ternyata, Kang Misbah sedang memperbaiki green house. Ia mengganti tiang greenhouse yang dulunya memakai materi bambu dengan baja ringan. Hal ini disebabkan kondisi bambu yang sudah lapuk dikhawatirkan dapat roboh. “Dengan baja ringan akan lebih awet.”, katanya.

Di musim kemarau ini, Kang Misbah sedang fokus membereskan kebun, menyiapkan benih, sambil mencoba mengumpulkan jerami dan lumpur untuk membangun gudang. Kami kemudian  diajak melewati jalan setapak di tengah kebun  menuju saung yang letaknya berada di bagian paling belakang dari area yang mereka miliki.

Begitu melihat kebun, kita dapat langsung melihat beberapa raised bed yang biasa ditemukan pada kebun yang menggunakan prinsip permakultur. Di dalam setiap raised bed terdapat berbagai jenis tanaman.  Kang Misbah mengolah berbagai tanaman ini untuk kebutuhan pangan harian dan produksi water kefir yang ia titipkan di beberapa tempat untuk dijual.

Tampak depan Kebun Belakang.

Semakin berjalan ke arah pada kebun, semakin damai suasana terasa, semakin pada pula isi perbincangan kami. Kang Misbah menceritakan bagaimana perjalanannya ?Berjumpa? Menggunakan konsep permakultur pertama kali pada tahun 2015 yang kemudian berkembang sampai waktu ini.

Bermula menurut menanam selada di lahan seluas 7 x 5 meter, Kang Misbah mulai membuka bisnis toko sayuran di loka tersebut. Saat itu, Kang Misbah & famili tinggal pada wilayah yg cukup jauh berdasarkan lokasi kebun. Lama kelamaan, lantaran Kang Misbah dan keluarga merasa lelah dengan bepergian bolak pulang antara kebun dan rumah, akhirnya mereka tetapkan buat berpindah, tinggal di lahan kebun yg mereka namai Kebun Belakang.

Setelah Kang Misbah sekeluarga tinggal di area Kebun Belakang, lahan kebun menjadi lebih terawat karena sudah menjadi tempat tinggal sendiri. Di fase ini, Kang Misbah mulai memaksimalkan lahan seluas 1.600 meter dengan menanam berbagai jenis tanaman sesuai zonasi, membangun kandang ayam, mendirikan saung, dan lain sebagainya. Kang Misbah mengungkapkan bahwa semua sumber pendapatan berasal dari kebun. Apalagi setelah mendirikan saung, pemanfaatan kebun menjadi lebih banyak. Bisa dipakai untuk bermain, workshop kecil-kecilan, dan menjadi destinasi kunjungan sekolah.

Saung pada ujung kebun

Semua keputusan yang diambil Kang Misbah dan Teh Ivana saat ini tak lepas dari pengalaman mereka yang sempat tinggal 4 tahun di Swedia dan kunjungan Kang Misbah ke sebuah daerah di Thailand pada tahun 2015. “Kita belajar orang gak diseragamkan. Mereka gak nuntut kamu punya pendidikan tinggi, selama kamu capable, kamu diterima.” ungkap Kang Misbah yang sempat mengalami culture shock di Swedia. Saat tinggal di Swedia, mereka jadi lebih concern soal pendidikan, kebebasan berekspresi, dan lebih banyak bereksplorasi tentang tumbuh kembang anak. Di Thailand berbeda cerita. Kang Misbah terinspirasi dengan bagaimana sekelompok masyarakat begitu menikmati hidup, apa yang mereka rasa baik mereka jalankan, meski tidak ada kampanye besar-besaran. Semua berjalan seperti apa adanya saja. Dari situ Kang Misbah mulai fokus pada diri sendiri dan keluarga – berjalan lebih pelan mengikuti ritme alam.

Banyak perubahan yang terjadi pada diri Kang Misbah semenjak berprofesi sebagai petani. Sifatnya dulu yang temperamental lambat laun berubah menjadi lebih tenang. Ia merasa lebih berdaya karena apa yang ia dan keluarganya konsumsi tidak perlu tergantung pada orang lain. Dengan menanam sendiri, rasa makanan yang dimasak lebih nikmat dan disukai anak-anaknya. Kang Misbah merasa lebih mandiri. “Saya bisa bebas, tapi juga mengurus diri sendiri dan keluarga, ini merupakan kebebasan level “Wah”. Saya merasa aman, meski cara hidup berbeda dengan orang kebanyakan. Saya gak kelaparan, lebih ke pasrah, jadi lebih rileks, lebih bebas lagi.”, cerita Kang Misbah siang itu.

Dari kiri ke kanan: Rencana green house, sangkar ayam dan lahan padi pada Kebun Belakang

Saat ini, Kang Misbah berharap setidaknya 50% kebutuhan hidupnya sanggup dicukupi berdasarkan kebun. Ia merasa bahwa pemenuhan kebutuhan hayati bergantung dalam gaya hidup, ?Bisa saja output berdasarkan kebun ini mencapai 100% bila saya tinggal di gunung. Kalau telah begitu, saya nggak usah cari tambahan buat beli pulsa.? Ungkapnya sambil tersenyum.

Kami pun diajak berkeliling kebun. Melihat padi, juga bunga mentari dan rosella yang sedang berbunga. Kami jua diajak ke sangkar loka ayam-ayam pelung. Dipelihara. Benda yg menarik adalah tungku yg dibentuk memakai lumpur dan jerami. Kang Misbah menggunakan btg pisang sebagai cetakan lubang tungku yang menunda bentuk hingga campuran materi kering seutuhnya.

Setelah puas berkeliling, Kang Misbah mengajak kami kembali ke tempat duduk di samping rumah utama. Ternyata sudah ada makan siang disiapkan Teh Ivana. Oh ya, selama berbincang, kami dijamu dengan setandan pisang kepok hasil kebun yang besar-besar dan manis sekali.

Makan siang yang disiapkan oleh Teh Ivana

Saya baru menyadari bahwa posisi rumah itu berada di antara hiruk pikuk jalanan dan kebun belakang yg tenang. Rumah itu berada di tepian. Tepian dalam permakultur yaitu loka pada mana dua tempat asal bertemu. Biasanya wilayah ini lebih produktif & kaya akan keberagaman.

Pengalaman perjalanan aku kali ini memberi kesejukan & inspirasi baru tentang kebun pada tengah kota. Apakah Anda berminat berkunjung ke Kebun Belakang? Silakan mengatur janji terlebih dahulu via DM instagram @kebunbelakang, ya!

Tungku di Kebun Belakang, yg dibuat dari lumpur dan jerami serta batang pisang sebagai penyangga.

Cloud Hosting Indonesia