Tampilkan postingan dengan label SIPIL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SIPIL. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Juni 2020

TEORI DASAR PEENCANAAN TEKNIK SIPIL

TEORI DASAR PEENCANAAN TEKNIK SIPIL

Teori dasar perencanaan teknik sipil disini yg akan dibahas tektang struktur dan bebanperencanaan strukturdapat didefinisikan sebagai campuran antara seni dan ilmu pengetahuan yang dikombinasikan menggunakan intuisi seseorang ahli struktur mengenai konduite struktur menggunakan dasar-dasar pengetahuan pada statika, dinamika, mekanika bahan, dan analisa struktur, buat membentuk suatu struktur yang ekonomis & aman, selama masa layannya (Setiawan, 2008:1).


  • Perencanaan suatu konstruksi haru memenuhi aneka macam kondisi konstruksi yang telah dipengaruhi, yaitu:

1. Kuat
Strukrgedung harus direncanakan kekuatan batasnya terhadap pembebanan.
2. Kokoh
Struktur gedung wajib direncanakan kokoh agar deformasi yang terjadi tidak melebihi deformasi yg sudah ditentukan.
3. Ekonomis
Setiap konstruksi yang dibangun wajib semurah mungkin & disesuaikan menggunakan porto yang terdapat tanpa mengurangi mutu & kekuatan bangunan.
4. Artistik (Estetika)
Konstruksi yg dibangun harus memperhatikan aspek-aspek keindahan, tata letak dan bentuk sehingga orang-orang yg menempatinya akan merasa aman dan nyaman.

Teori Dasar-Dasar Perencanaan

Pada penyelesaian perhitungan bangunan perencanaan berpedoman pada peraturan-peraturan yg berlaku pada Indonesia, diantaranya adalah:
1. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
2. PPPURG-1987 tentang Pedoman Perencananaan Pembebanana Untuk Rumah dan Gedung.
3. SNI-1726-2002 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung.

  • Suatu struktur bangunan gedung juga harus direncanakan kekuatannya terhadap suatu pembebanan, adapun jenis pembebanan antara lain:

1. Beban Mati (Beban Tetap)
Beban meninggal adalah berat berdasarkan seluruh bagian berdasarkan suatu gedung yang bersifat permanen, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin dan peralatan tetap yg adalah bagian yg tidak terpisahkan berdasarkan gedung itu. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah & Gedung, hal 1)
2. Beban Hidup (Beban Sementara)
Beban hayati adalah seluruh beban yg terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, & kedalamnya termasuk baban-beban pada lantai yg berasal dari barang-barang yang dapat berp[indah, mesin-mesin dan peralatan yg tidak merupakan bagian yg tidak terpisahkan dari gedung dan bisa diganti selama masa hidup berdasarkan gedung itu, sehingga menyebabkan adanya perubahan pada pembebanan lantai dan atap tadi.
Khusus dalam atap ke pada beban hidup bisa termasuk beban yang berasal menurut air hujan, baik dampak genangan juga akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air ke dalam beban hidup tidak termasuk beban angin, beban gempa, dan beban khusus. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah & Gedung / SKBI-1.Tiga.53.1987,hal 2)
3.Beban Hujan
Dalam hitungan beban hujan diasumsikan menjadi beban yang bekerja tegak lurus terhadap bidang atap & koefisien beban hujan ditetapkan sebesar (40-0,8?) kg/m2 & ? Menjadi sudut atap. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah & Gedung / SKBI-1.3.53.1987,hal dua)
4.Beban Angin
Semua beban yg bekerja dalam gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban memperhitungkan adanya tekanan positif dan negatif yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang dilihat. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung / SKBI-1.3.53.1987,hal dua)
5. Beban Gempa
Beban gempa adalah seluruh beban statik ekivalen yg bekerja dalam gedung atau baguian gedung yg menirukan efek dari gerakan tanah akiabt gempa itu. Dalam hal ini imbas gempa dalam struktur gedung dipengaruhi dari suatu analisis dinamik, maka diartikan dengan beban gempa disini merupakan gaya-gaya pada struktur tadi yg terjadi sang gerakan tanah akibat gempa itu. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah & Gedung / SKBI-1.Tiga.53.1987,hal dua)
6. Beban Khusus
Beban spesifik adalah semua beban yg bekerja pada gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat selisih suhu, penganngkatan & pemasangan, penurunan pondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang asal menurut beban hayati seperti gaya rem yang asal dari keran, gaya sentrifugal dan gaya bergerak maju yg dari deri mesin-mesin, serta pengaruh-pengaruh khusus lainnya. (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah & Gedung / SKBI-1.Tiga.53.1987, hal 2)
Sumber : gedungarsitek



































Cloud Hosting Indonesia