Senin, 03 Agustus 2020
Editorial Edisi 2
Lantaran itulah dalam edisi khusus Pro:aktif kali ini diangkat aneka macam artikel dengan tema seputar perempuan . Pertama, pada kasus kita diulas Mengapa hanya sedikit wanita yang menjadi aktivis? Artikel ini dijawab pada artikel yang ke 2 yaitu Pergulatan & dialektika Ibu-bunda Aktivis. Berlanjut dalam Profil ditampilkan bagaimana Ibu-bunda aktivis tadi memaknai keibuan mereka. Media kali ini mengangkat setidaknya dua media yang terkait menggunakan info wanita. Pertama sebuah resensi film berjudul Jual-Beli perempuan & Anak produksi Yayasan Jurnal Perempuan dan ke 2, sebuah ulasan jurnal bertema Perspektif Gender dalam Pendidikan, yg diterbitkan pula sang Yayasan Jurnal Perempuan. Dalam ulasan mengenai Pendidikan Politik Melalui Komik dapat ditinjau bahwa masih masih ada bias gender pada pemilihan tokoh-tokohnya. Terkait dengan pemilu, kami bagikan pula pengalaman jalan-jalan seseorang staff Kail pada mengkoordinir fasilitator buat voters education buat wanita di beberapa kota di Indonesia bulan Pebruari dan Maret 2004 yg lalu. Dan akhirnya dalam opini ditampilkan Diskursus Pekerja Perempuan & Upah Rendah, sumbangan berdasarkan Maria Clara Neti Veronica menurut CSIS.
Tak lupa kami sajikan kegiatan-kegiatan Kail dalam bagi-bagi cerita dan rencana. Bagi anda yang telah lelah beraktivitas, & merasa kaki anda pegal-pegal, jangan lewatkan tips untuk Mengatasi kaki pegal & telapak kaki pecah-pecah. Akhirnya, selesainya anda relatif kalem, silakan buka rubrik pikir yang mengangkat kasus perbedaan gaya belajar dan pengaruhnya dalam perbedaan tindakan kita.
Selamat membaca,
Redaksi
Sabtu, 01 Agustus 2020
Editorial Edisi 3
Tulisan-tulisan yang tersaji diantaranya pengalaman jalan-jalan seorang aktivis KaIl pada memberikan Pendidikan Partisipatif buat Para Pemilih Perempuan di banyak sekali kota pada Indonesia; sebuah goresan pena berjudul Demokrasi berawal berdasarkan rumah menghiasi rubrik gaya hidup; rubrik pikir kali ini menyajikan sebuah artikel berjudul Pendidikan buat Orang Dewasa:
Pelatihan Partisipatif vs Seminar; ad interim rubrik tips buat fasilitator mengangkat analogi kiprah antara FASILITATOR dan BIDAN yg bersumber dalam metodologi yang sama; Profil kali ini mengisahkan Ibu Lusia Ping, Sang Penyambung Generasi Dayung di Kalimantan Barat; dan dalam media diulas MONALISA SMILE, sebuah film yang mengangkat cerita mengenai metode pendidikan yg nir umum dalam zamannya. Dalam kasus kita dibagikan curah pendapat bertajuk ?Bekerja dengan keyakinan?, yg semoga makin memotivasi kerja-kerja aktivis kita.
Kegiatan-kegiatan Kail dalam bulan Maret- Mei 2004 diangkat pada Bagi-bagi Cerita, yaitu Pendidikan Pemilih bekerja sama dengan UNISOSDEM Bogor, Pelatihan buat Para Trainer buat Materi Cara Berpikir Sistem buat Menganalisis Perseteruan Sosial, Lingkungan dan Gender dan Pelatihan Cara Berpikir Sistem buat Menganalisis Konflik Sosial, Lingkungan & Gender Angkatan ke-4; dan jangan lewatkan, Agenda Kail beberapa bulan ke depan, INFO ASSOCIATES serta Serial Terbitan KaIl.
Selamat Membaca!
Kamis, 30 Juli 2020
Editorial Edisi 4
Tulisan-goresan pena yang dapat dinikmati pada edisi kali ini antara lain Bagaimana Melakukan Proses Daur Ulang buat Penggunaan Popok Sekali Pakai, bisa Anda rasakan dalam rubrik Tips; rubrik MEDIA kali ini menyajikan dua butir film dokumenter. Pertama, sebuah resensi film bertajuk Membunuh Hari (Killing the Days) yakni sebuah film yang mendeskripsikan dinamika duduk perkara penggusuran yang dialami oleh rakyat Teluk Gong pada Jakarta. Kedua, anda bisa menikmati sebuah film dokumenter berjudul Roda Rakyat (People?S Wheels) sebuah film yg menggambarkan kerasnya perjuangan kehidupan seseorang tukang becak. Sementara dalam rubrik PIKIR kali ini menyajikan Neoliberalisme: Ketika Uang Makin Digdaya dan buat rubrik masalah kita, dibagikan refleksi hidup seseorang aktivis, berjudul Tulang rusuk yg hilang? Rubrik Profil kali ini mengangkat Munawiyah: kisah usaha seseorang petani perempuan yang mengalami berbagai macam bentuk penindasan, & itu juga yang kemudian menggerakkannya buat menjadi galat satu dari sekian aktivis wanita yg secara konsisten menentang berbagai bentuk penindasan.
Kegiatan-aktivitas KaIL dalam bulan Juni-September 2004 yang diangkat dalam rubrik Bagi-bagi Cerita merupakan pertemuan Jaringan Aktivis Lintas Bidang Garap yg telah diadakan buat yang ketiga kalinya dan Pelatihan Penggunaan Permainan menjadi media buat Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (buat Pemula) angkatan pertama yang diikuti oleh 32 orang berdasarkan berbagai daerah di Indonesia. Serta jangan lewatkan INFO Associates dan Agenda KaIL beberapa bulan ke depan.
Selamat Menikmati !
Minggu, 26 Juli 2020
Editorial Edisi 5
Sebagai ungkapan kasih berdasarkan Pro:aktif buat pembaca sekalian, pada edisi kali ini pun sengaja dipersembahkan tema ?Aktivis & Kehidupan Cinta?.
Edisi kali ini diawali menggunakan kisah Cinta Ku menurut Seberang Lautan. Lalu terdapat rubrik Masalah Kita yang membahas tentang Cinta dan Perbedaan Etnis. Berikutnya rubrik Pikir menyajikan artikel mengenai pilihan hidup buat Menikah atau Melajang. Opini seputar cinta dikemas pada sebuah artikel berjudul Bersit-Bersit Makna Cinta.
Tak lupa jua kami memberikan tips Agar Anda & Si Dia Tetap Dekat dan Irit. Pada rubrik jalan-jalan kami bawakan sang-oleh Cerita dari Bali. Media kali ini mengangkat film output garapan PEKKA-PPSW bekerja sama dengan Komnas Perempuan menggunakan judul Sebuah Dunia Tanpa Suami: Perempuan Kepala Keluarga Bercerita. Lalu Gathering PT. Calmic Cabang Bandung dan Pelatihan Cara Berpikir Sistem buat Menganalisis Pertarunga Sosial, Lingkungan & Gender ? Angkatan lima, Lokakarya Perancangan Paket Pendidikan Lingkungan serta Workshop buat Gagasceria merupakan aktivitas-kegiatan yang kami angkat dalam rubrik Bagi-bagi Cerita.
Selamat membaca!
Jumat, 24 Juli 2020
Editorial Edisi 6
Belum hilang dari ingatan kita, bagaimana kita bahu membahu buat membantu saudara kita di Aceh & Nias yang tertimpa musibah, tanpa memandang agama, suku, ras, wilayah loka tinggal, mata pencaharian, juga kebangsaan. Sisi positif yang dapat kita maknai dari sebuah bala yakni bahwa bangsa yg beragam ini ternyata masih tergetar hatinya bahkan mau menyisihkan sejenak perbedaan yang terdapat buat sanggup membantu saudaranya yg menderita.
Demikian pula terbitnya Pro:aktif ini tidak lepas dari upaya bahu membahu dari banyak orang yang bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk membagikan ide, pendapat, atau pun pengalamannya. Dimulai dari proses pembuatan hingga isinya, edisi kali ini memang sangat sesuai dengan temanya yakni “Pluralisme”.
Di jendela muka akan ditampilkan profil Budhis Utami yang akan mengungkapkan tentang Pluralisme Bagi Seorang Feminis. Lalu pada jendela kedua, kita akan diajak menguak kembali Kenangan dari Borneo, pertikaian -yang katanya- antar etnis. Jendela berikutnya mengajak kita untuk berpikir mengenai Pluralisme, Sekarang dan Esok.
Jendela opini menuangkan tentang Pembelajaran Pluralisme Untuk Anak dan tak lupa pada jendela di sebelahnya disertakan tips untuk Membangun Paradigma Pluralisme Pada Anak. Dari Puing-Puing Aceh disajikan pada jendela lain sebagai hadiah perjalanan dari ujung utara Pulau Sumatera.
Jendela media mengulas tentang bagaimana agama bisa menjadi aktor yang kontra produktif terhadap upaya menciptakan kehidupan plural yang damai, yakni dalam resensi buku Tafsir Ulang Perkawinan Lintas Agama dan ulasan buku Lajja. Dari jendela berikutnya dibagikan cerita mengenai Pelatihan Criminon, Pelatihan Cara Berpikir Sistem di Blitar, Pelatihan Teknik Membawakan Permainan di Kampung, Gladi Intelektual FMIPA UNPAR dan Workshop Games untuk Associates KaIl.
Selamat Membaca!
Minggu, 19 Juli 2020
Editorial Edisi 8
Uang mampu bikin orang bahagia tiada kepalang
Uang bikin mabuk kepayang?
Uang? Lagi-lagi uang ?.
KAIL kini dimotori para aktivis muda yang berada dalam tahun-tahun awal menapaki kehidupan ?Konkret?. Segala idealisme yg berkembang semasa mahasiswa, sekarang menghadapi tantangan. Menjadi pertanyaan besar bagi kami, permanen konsisten atau mengikuti arus global ? Salah satu titik perenungan penting yang kemudian berkembang adalah, misalnya tercermin dalam kutipan lagu Nicky Astria pada atas : mengapa uang sebagai begitu krusial ? Alasan keharusan mencari cukup poly uang, sudah menciptakan cukup poly aktivis melepaskan sebagian atau semua idealisme.
Melihat begitu penting persoalan ini, kami memunculkan PROAKTIF kali ini dengan tema Aktivis dan Pengelolaan Anggaran Pribadi, dengan modal nekat. Benar-benar modal nekat, karena di dalam tim KAIL saat ini belum ada yang memiliki latar belakang teoritis yang cukup untuk mengkaji persoalan ini. Dan, ternyata memang sulit mencari orang yang tertarik mendalami isu ini. Segala yang tertulis di dalam edisi kali ini, dipelajari dengan melakukan riset sendiri dari awal.
Karena itulah, semua goresan pena pada edisi kali ini perlu dipercaya menjadi bagian dari proses eksperimen pemahaman atau sebuah prototype. Bukanlah sesuatu yg sudah benar, valid atau solid. Harapannya adalah membuka pintu perihal dan mendorong kepedulian kita semua terhadap gosip strategis namun tidak seksi ini. Kami mengundang keterlibatan anda seluruh, buat memperbaiki konsep dan kerangka tulisan, yang selanjutnya akan diproses sebagai handout kail.
Dalam edisi ini kami menampilkan seri tulisan yang disebar dalam tiga rubrik. Rubrik Pikir mengetengahkan Dari Alat Tukar menjadi Alat Kekuasaan, bagaimana uang bertransformasi dari alat tukar menjadi jantung kekuasaan. Sedangkan, rubrik Opini menampilkan perenungan tentang Absurdnya Ekonomi Uang. Proses mengembangkan tulisan-tulisan ini telah menjadi proses belajar yang sangat berharga dengan hasil yang mengejutkan bagi penulisnya sendiri. Betapa lama kita tidak sadar bahwa uang, yang sudah kita terima sebagai kenyataan alami hidup kita, justru menjadi tangan-tangan kalangan elit ekonomi untuk menguasai hidup kita. Dan, muncul ‘spekulasi’ tentang betapa dahsyatnya perubahan dunia akan terjadi oleh suatu gerakan yang ‘hanya’ berfokus pada merubah sikap pada uang. Tak lupa diketengahkan sejumlah titik terang untuk Keluar dari Jebakan uang. Semua sederhana dan dalam jangkauan anda pribadi, modalnya ‘hanya’ optimisme dan keberanian menghadapi arus dunia.
Dalam buklet tahunan yang dikirimkan yayasan Bina Sarana Bakti, diungkapkan arti kata inflasi. Inflasi berasal dari kata latin yaitu inflare, yang berarti penggelembungan. Inilah yang sedang kita hadapi tetapi jarang disadari. Pertumbuhan ekonomi sekarang adalah semu, layaknya balon yang menggelembung dan kemudian pecah menjadi kesia-siaan….
Pada rubrik Masalah Kita mengangkat Penghargaan Untuk Pekerja Lembaga Nirlaba (Aktivis), ini adalah curhatan seorang aktivis yang bekerja di salah satu lembaga nirlaba dengan segala lika likunya termasuk idealisme, kesejahteraan dan penghargaan yang layak diterima oleh seorang aktivis. Di rubrik Media menampilkan ulasan bulletin BUJET, bulletin anggaran publik di Jawa Barat lengkap dengan data, fakta dan uraiannya. Di rubrik Profil menampilkan Aviva Nababan, aktivis yang telah malang melintang di isu HAM bercerita tentang sepak terjangnya menjadi seorang aktivis, berapa penghasilan yang didapat serta alokasi penyalurannya. Juga ada Waty, salah seorang CL UPC yang terpaksa harus merasakan beratnya kehidupan kota Jakarta dan berani memperjuangkan hak-hak rakyat miskin. Tidak ketinggalan rubrik Jalan-jalan ke Balai Warga Marlina di Kampung Muara, Penjaringan, berbagi TIPS Mengatur Keuangan Aktivis serta cerita menarik seputar kegiatan KAIL dalam Bagi-bagi Cerita, diantaranya Pelatihan Hambatan Belajar kerjasama Criminon, Pelatihan Pembuatan Peta Masalah dan Perencanaan Kegiatan UPC serta Pelatihan Peta Masalah yang diikuti oleh Associate KAIL.
Juga jangan ketinggalan gosip Associate dan agenda KAIL beberapa bulan ke depan.
Selamat menikmati!
Rabu, 15 Juli 2020
Editorial Edisi 11
Aktivis-aktivis perempuan Indonesia seperti tidak kenal lelah berjuang. Dalam setiap perjuangan itu tentunya tidak hanya suka yang dialami, tetapi juga duka. Perihal Suka Duka Aktivis Perempuan itu juga yang Pro:aktif angkat sebagai tema edisi 11 ini. Pada rubrik Profil diangkat Nenek Della, seoarang pemimpin kampung di Jakarta, yang merupakan sosok aktivis perempuan yang tak tunduk pada usia, tak takluk pada hidup. Pada Masalah Kita, menampilkan Satu Episode Sedih Romantisme Aktivis Perempuan yang ditulis oleh teman aktivis perempuan dari Aceh, Yusmadaniar. Masih dari Aceh, Tabrani Yunis, Direktur CCDE Banda Aceh, menulis untuk opini berjudul Lelaki Aktivis Perempuan.
Pada rubrik Pikir, diulas tentang peran ganda perempuan di bawah judul tulisan Multi Beban atau Multi Peran: Ketidakadilan atau Anugerah?. Masih berhubungan dengan peran ganda perempuan, pada rubrik Tips, akan diulas bagaimana Sukses di Rumah dan di (Ber)kegiatan. Sementara untuk Media, diangkat dua jenis media yang tentunya berhubungan dengan perempuan; resensi film produksi GROOTs International yang berjudul From Disaster To Creativity (Dari Bencana Menuju Kreativitas) dan resensi buletin POTRET terbitan CCDE Banda Aceh. Dari Jalan-Jalan, mengulas Balai Perempuan yang dikembangkan oleh FSWW (The Foundation for the Support of Women's Work) sebuah LSM yang memperjuangkan perempuan di Turki.
Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan KAIL, Jangan lewatkan Bagi-Bagi Cerita dan Info Kegiatan. Oh ya, pada Info Associates, Anda akan berkenalan dengan dua associates dan dua staff baru KAIL, plus penawaran menarik dari KAIL. Sudah penasaran mau lihat penawaran apa ya??? Eit tunggu dulu, masih ada satu rubrik lagi yaitu si bontot alias new comer, yaitu rubrik Wawancara. Pada rubrik ini, akan disajikan hasil wawancara dengan beberapa aktivis seputar tema yang dipilih. Untuk edisi kali ini diangkat hasil wawancara tiga aktivis perempuan dengan tema Ketika Aktivis Perempuan Menjatuhkan Pilihan.
Silahkan mulai membaca menurut artikel manapun. Bebas!
Selamat Membaca,
Redaksi
Jumat, 03 Juli 2020
Editorial Pro:aktif Online, edisi Agustus 2013
Salam inspiratif dan transformatif!
Pro:aktif Online edisi Agustus 2013 balik hadir menggunakan tema ?Anak dan Tantangan Jaman?.
Perbincangan soal anak seperti tidak ada habisnya buat dibahas. Apalagi, menggunakan segala perubahan dan percepatan yang dialami dunia dalam hal teknologi & kabar, segala hal terkait mengasuh & membesarkan anak mendapat imbasnya juga. Oleh karenanya, tema kali ini fokus pada konflik seputar anak serta tantangan yg dihadapi sang para orang tua pada mendampingi anak-anak mereka bertumbuh dan belajar pada masa kini .
Mari kita tengok lebih jauh lagi buah-buah pandangan baru dari edisi kali ini!
Pada rubrik Pikir, terdapat 2 artikel. Pertama, artikel yg ditulis oleh Andy Sutioso, pemerhati pendidikan & pendiri Rumah Belajar Semi Palar Bandung. Beliau memaparkan realita yang dihadapi sang anak-anak pada masa kini . Mulai berdasarkan berkurangnya ruang bermain & belajar dalam anak, hingga perkembangan teknologi yang dihadapi anak masa sekarang. Artikel ke 2, ditulis sang Navita, mengulas banyak sekali jenis pola asuh yang sanggup diterapkan dalam anak, serta banyak sekali kemungkinan karakter anak yang dihasilkan menurut jenis-jenis pola asuh tersebut.
Pada rubrik Masalah Kita, Melly Amalia & David Ardes menuliskan hasil wawancara tertulis terhadap beberapa orang tua tentang hal-hal apa saja yg menjadi tantangan mereka dalam mengasuh & membesarkan anak, serta bagaimana para orang tua tadi menyiasati pola pengasuhan pada masa kini .
Selanjutnya, dalam rubrik Opini, Dominika Oktavira Arumdati (Ira), praktisi homeschooler & permaculture di Yogyakarta mengungkapkan betapa pentingnya para orang tua untuk menjadi melek media & teknologi, agar dapat tahu perkembangan teknologi digital, dan dapat mendampingi putra-putri mereka bertumbuh di era digital.
Kemudian, pada rubrik Tips, Ardanti Andiarti aktivis pendidikan pada Bandung, mengupas banyak sekali langkah inspiratif bagi para orang tua pada membentuk kepedulian sosial pada anak pada jaman yg semakin individual ini.
Berikutnya, pada rubrik Media, kita dapat menemukan pemaparan Agustein Okamita, seorang ibu berdasarkan dua anak homeschooler serta relawan kami pada Kuncup Padang Ilalang (KAIL), mengenai pengalamannya berinternet bersama kedua anaknya. Dari artikel ini, kita jua dapat mengetahui beberapa alamat website yg berguna buat dipakai sebagai media pembelajaran bagi anak.
Rubrik Profil kali ini diisi oleh sebuah komunitas yang memperlihatkan aktivitas cara lain dan edukatif bagi anak-anak di perkotaan, yaitu Komunitas Sahabat Kota (KSK) yang beralamat pada Kota Bandung.
Rubrik Jalan-Jalan diisi sang David Ardes Setiady, staff kami pada Kuncup Padang Ilalang. Ia menuliskan hasil kunjungannya ke Sanggar Waringin yg berlokasi di dekat terminal angkutan generik Stasiun Besar Bandung. Membaca artikel ini, kita akan dibentuk terkejut oleh ulasannya, betapa loka yg dahulu memiliki sejarah kelam, kini sudah disulap sebagai sebuah loka bermain dan belajar bagi anak-anak jalanan juga rakyat di sekitarnya.
Akhir istilah, kami sebagai redaksi Pro:aktif Online mengucapkan selamat membaca, selamat menemukan butir-buah pandangan baru menurut edisi ?Anak dan Tantangan Jaman? Ini!
Selasa, 30 Juni 2020
Editorial Pro:aktif Online, edisi Desember 2013
Di penghujung tahun ini, Pro:aktif Online hadir pada tengah-tengah Anda dengan tema ?Seni Untuk Perubahan?.
Telah kita ketahui beserta, seni merupakan proses kreativitas insan, yang berasal dari ilham, gagasan, luapan perasaan yg diekspresikan melalui media eksklusif, sebagai akibatnya orang lain dapat turut menikmatinya dan bisa turut mengapresiasi pesan yang disampaikan sang produsen karya seni tadi.
Dalam edisi ini, kami ingin mengajak pembaca untuk mengulik lebih jauh tentang seni juga karya seni yang berperan dan pada menyuarakan tema-tema yang menjadi keprihatinan rakyat, antara lain : kemanusiaan, lingkungan & sosial.
Pada rubrik Pikir yang dibawakan sang David Ardes Setiady, pembaca diajak buat merenungkan bersama mengenai dampak seni pada kehidupan manusia. Pembaca diajak jua buat merenungkan mengenai bagaimana apabila ekspresi buat berkesenian itu dibungkam dari insan itu sendiri.
Berlanjut ke rubrik Opini, Selly Agustina beropini bahwa seni untuk perubahan usahakan menyatu dengan rakyat. Hal ini didukung jua sang jawaban para responden Kail yang dipaparkan pada rubrik Masalah Kita, bahwa sebuah karya seni merupakan media yg tepat buat menyuarakan keprihatinan sosial, kemanusiaan juga lingkungan.
Untuk melihat contoh konkret berdasarkan seni buat perubahan, pada rubrik Media pembaca dapat melihat berbagai aksi seni yg berperanserta dalam menyuarakan keprihatinan masyarakat, yaitu Arpillera, Seni Perca buat Perubahan yang ditulis oleh Melly Amalia dan Rubrik Jalan-Jalan berisi sekelumit kisah mengenai pendidikan seni di Kuba yang ditulis sang Dhitta Puti Sarasvati.
Pada rubrik Profil, Pro:aktif Online melalui artikel yang ditulis sang Dayan D. Layuk Allo, memotret seorang artis dan sepak terjangnya dalam menyuarakan keprihatinannya, yaitu R. Soehardi, seorang seniman pelukis yang lantang meneriakkan kegelisahannya terhadap kenyataan sosial politik yg terjadi di negeri ini.
Pada rubrik Tips, melalui goresan pena Ibu Tini MF, pembaca akan disuguhkan pengalaman konkret dirinya menjadi aktivis yang berjuang buat perubahan nyata pada lingkungan sekitarnya, melalui karya seni yg dihasilkannya.
Semoga dengan edisi ini, pembaca semakin terbuka wawasannya terutama dalam hal seni, dan bagaimana seni dapat digunakan untuk mendorong ke arah perubahan sosial dan lingkungan.
Selamat menikmati!
Sabtu, 27 Juni 2020
Editorial April 2014
Proaktif Online hadir balik pada tengah-tengah Anda!
Bertepatan menggunakan Hari Kesehatan Sedunia yang jatuh dalam tanggal 7 April, maka tema yg kami usung kali ini merupakan ?Kesehatan dan Gaya Hidup?.
Kami percaya, bahwa kesehatan tidak melulu yg terlihat secara lahiriah, tetapi juga mencakup kesehatan batin & pikiran. Kesehatan seseorang juga perlu didukung sang gaya hayati yg sehat serta lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perilaku hidup sehat masyarakatnya.
Dalam edisi kali ini, pembaca akan melihat bagaimana musim gaya hidup rakyat Indonesia jaman kini telah membawa rakyat pada status kesehatan tertentu. Hal ini pula nir lepas dari posisi ekonomi, politik, sosial & budaya bangsa Indonesia sekarang. Pembahasan mengenai keterkaitan antara aspek-aspek yg dimaksud di atas dengan gaya hayati & kesehatan bangsa Indonesia bisa Anda temukan di rubrik Pikir, sebuah artikel yang ditulis berdasarkan wawancara menggunakan Yanuar Nugroho, Staff Ahli Kepala UKP4 pada Jakarta.
Akses menuju pelayanan kesehatan yg memadai juga terdapat jaminannya. Di rubrik Opini, David Ardes Setiady akan mengajak pembaca buat mengenal banyak sekali fasilitas agunan kesehatan yang ditawarkan sang perusahaan premi kesehatan.Pemaparan mengenai premi dilengkapi juga menggunakan kelemahan dan kelebihan berdasarkan sebuah asuransi kesehatan.
Bagaimana aktivis memandang perkara kesehatan serta bagaimana mereka memecahkan masalah kesehatan, dikupas pada pada rubrik Masalah Kita, oleh Any Sulistyowati.Artikel ini ditulis berdasar hasil penyebaran survey ke beberapa jaringan yang dimiliki sang Proaktif Online.
Teladan hayati sehat bisa kita baca pada Rubrik Profil, yg ditulis sang Navita Astuti menurut kajian media. Rubrik ini memunculkan sosok menggunakan visi akbar yaitu mewujudkan Kota Bandung yang sehat, bersih & berkelanjutan. Beliau adalah Walikota Bandung periode 2013-2018, Ridwan Kamil. Di rubrik ini, pembaca akan melihat betapa kuat kepedulian dia dalam pembangunan sebuah kota yg sehat & berkelanjutan, dan bagaimana prinsip gaya hidup sehat menyatu dalam tindakan dia sehari-hari hingga pada acara kerja yang dicanangkannya buat Kota Bandung.
Masih menggunakan fakta tentang Kota Bandung. Di Rubrik Jalan-Jalan, Selly Agustina mengajak pembaca berjalan-jalan ke taman-taman kota di Kota Bandung. Pembaca dapat melihat, eksistensi taman-taman kota di Bandung sudah turut memberi kontribusi bagi perwujudan Kota Bandung yg sehat serta perilaku hayati sehat warga Bandung.
Berbicara mengenai gaya hidup sehat, tak lepas menurut apa yang dikonsumsi manusia pada hayati sehari-hari. Rubrik Media mengajak pembaca buat waspada terhadap zat-zat yg terkandung pada dalam makanan yang Anda konsumsi. Rubrik ini berisi resensi Kamus Zat Aditif yg diterbitkan oleh Yayasan Pengembangan Bioteknologi & Biosains (YPBB). Dalam ulasan ini, pembaca akan diajak buat melihat aneka zat yg masih ada pada dalam makanan juga minuman di sekitar kita, yg dalam kadar eksklusif sangat berbahaya bagi tubuh.
Nah, buat memulai kebiasaan juga perilaku sehat, tidak susah kok. Juga, tidak mahal! Bagaimana caranya? Rubrik Tips yang ditulis sang Melly Amalia akan mengulas tentang tips-tips sebagai sehat tanpa wajib mengeluarkan rupiah berlembar-lbr.
Semoga dengan edisi ini, para pembaca menjadi lebih paham betapa pentingnya menjalankan pola hidup sehat bagi hayati masing-masing dan korelasinya terhadap lingkungan, rakyat dan generasi mendatang. Tidak ada kata terlambat buat memulai kebiasaan hayati sehat. Mari kita mulai, berdasarkan sekarang!
Selamat menggali inspirasi!
Selasa, 23 Juni 2020
Editorial Agustus 2014
Memasuki bulan peringatan kemerdekaan Bangsa Indonesia, Pro:aktif Online balik hadir di tengah-tengah Anda. Namun, sebelum berkiprah lebih jauh, kami ingin mengajak pembaca semua buat mempertanyakan kembali, sudahkah Anda memaknai kemerdekaan bagi diri Anda sendiri? Sudahkah hidup Anda berdaulat, pada tengah hiruk pikuk perkembangan jaman waktu ini?
Dalam rangka memperingati kemerdekaan Republik Indonesia, Pro:aktif Online hadir untuk memaknai kemerdekaan dari aspek mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu pangan. Oleh karena itu, tema yang kami usung kali ini adalah “Bangsa Indonesia dan Kedaulatan Pangan”
Pangan merupakan keliru satu hal penting pada kehidupan manusia. Ia adalah wahana dasar yg diperlukan oleh manusia buat melanjutkan hidupnya. Sebagai sebuah wahana, hendaknya insan memiliki kebebasan pada proses pengadaan pangan, bebas memasak bahan baku pangan sebagai makanan sehat yg memperkuat tubuh, bukan menjadi penyakit bagi tubuh itu sendiri.
Tetapi, bagaimana ketika kebebasan pada proses pengadaan pangan itu justru membelit insan dalam bulat ketergantungan yang merugikan? Dengan keadaan demikian, dapatkah dikatakan bahwa insan telah berdaulat dalam hal pangan?
Pengertian kedaulatan pangan sebuah bangsa,menurut Serikat Petani Indonesia, merupakan hak setiap bangsa buat memproduksi pangan secara berdikari, serta hak buat menetapkan sistem pertanian, peternakan dan perikanantanpa adanya subordinasi dari kekuatan pasar internasional.
Mencermati definisi di atas, apakah Bangsa Indonesia telah berdaulat dalam hal pangan? Oleh karena itu, mari kita telusuri jawabannya bersama-sama dalam edisi Pro:aktif Online kali ini.
Pertama-tama, untuk mengetahui hakikat kedaulatan pangan itu sendiri, Anda dapat membaca rubrik Opini yang ditulis oleh Angga Dwiartama. Dalam artikelnya, ia membedakan antara ketahanan atas pangan (secure of food) atau ketahanan melalui pangan (secure through food).
Rubrik Opini yg kedua, ditulis oleh Anton Waspo, mengulik tentang kenyataan impor bahan pangan pada Indonesia yg sudah mematikan produk pertanian lokal. Hal ini tentu saja mengurangi upaya bangsa Indonesia untuk berdaulat dalam bidang pangan. Bagaimana upaya mengurangi kecenderungan mengimpor bahan pangan, dapat kita cermati di dalam artikel ini.
Rubrik Pikir yg ditulis oleh Angga Dwiartama mengajak pembaca buat merenungkan balik tentang cengkeraman kapitalisme terhadap proses pengadaan pangan. Rubrik Pikir yg kedua, ditulis oleh David Ardes.Dalam rubrik tersebut pembaca diajak untuk merenungkan secara khusus tentang kedaulatan pangan pada skala Indonesia sebagai suatu bangsa.
Rubrik Masalah Kita, yg ditulis secara kolaboratif sang Agustein Okamita & Navita Astuti, mengulas tentang penurunan mutu pangan, mulai berdasarkan proses pengolahan di lahan pertanian, proses panen sampai proses pengolahan menjadi bahan pangan. Artikel ini mengajak kita seluruh untuk kritis mencermati proses-proses pengadaan pangan yang mengutamakan mutu dan mendukung kesejahteraan & kesehatan konsumen.
Rubrik Media ditulis sang Shintia D. Arwida, mengulas aneka macam bacaan yang akan mencerahkan pembaca tentang duduk perkara pangan.
Rubrik Tips ditulis sang Maya Pujiati.Ia membahas tentang mudah & murahnyamenghasilkan pangan sendiri berdasarkan kebun famili. Ia juga memberi contoh praktik-praktik yg dilakukannya sendiri pada tempat tinggal , buat menghasilkan makanan sehat tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal.
Di rubrik Tips yang ke 2, Melly Amalia mengulas aneka macam tips menentukan bahan kuliner yg menyehatkan tubuh.
Any Sulistyowati membawakan rubrik Profil berisicerita mengenai gerakan Koperasi Teikei. Keistimewaan koperasi ini adalah sistem pengadaan pangan secara pribadi dan sehat yang diciptakan secara mandiri antara produsen dan konsumen pada Provinsi Chiba, Jepang.
Melly Amalia membawakan rubrik Jalan-Jalan, yg mengulas mengenai kegiatan sebuah organisasi bernama Bandung Berkebun. Yg penekanan dalam pemanfaatan huma untuk kebun. Rubrik ini hendak menunjukkan tentang banyak sekali keuntungan yang didapat berdasarkan berkebun.
Menilik artikel-artikel yang terdapat di edisi ini, satu hal yang perlu direnungkan beserta, bahwa kemerdekaan bukan sekedar status, atau sekedar angka-angka atau semata-mata standar yang telah dicapai, melainkan sebuah upaya atau gerakan, yg berawal berdasarkan hati masing-masing individu. Sudahkah kita sendiri membebaskan diri berdasarkan belenggu ketergantungan akan sesuatu? Terkait dengan tema ini, kita perlu bertanya kembali pada diri kita sendiri, sudahkah kita merdeka buat memilih sistem pangan sehat dan berkelanjutan bagi diri kita sendiri? Sudahkah Bangsa Indonesia mempunyai pencerahan buat mewujudkan itu seluruh?
Mari, berjuang buat merdeka!
Minggu, 21 Juni 2020
EDITORIAL Pro:aktif Online, Edisi Desember 2014
Di penghujung tahun 2014 ini, Pro:aktif Online hadir menggunakan mengusung tema ?Peran Ibu Masa Kini.?
Istilah ibu kerap diasosiasikan pada peran wanita dalam ranah domestik, yaitu rumah tangga. Ibu, sebagai pengurus rumah tangga, sekaligus berperan sebagai istri suaminya dan melahirkan serta membesarkan anak-anak. Namun, peran ibu terus mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Kini semakin banyak ibu berkarya di luar rumah, sekaligus mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Potret kehidupan ibu masa kini, menjadi pembahasan dalam edisi Desember Pro:aktif Online, terkait dengan peringatan hari Ibu, tanggal 22 Desember 2014.
Kesempatan bagi perempuan Indonesia masa kini buat mendapatkan hak-hak mereka tidak terlepas berdasarkan perjuangan para Srikandi Indonesia pada masa lampau. Keberanian dan kegigihan para pejuang perempuan ini buat mengangkat harkat perempuan & memperjuangkan kemerdekaannya menjadikan hasil yang tidak sedikit. Namun perjuangan mereka belumlah selesai. Sampai hari ini perjuangan itu masih dilanjutkan sang para Srikandi Indonesia modern, meskipun pada bentuk & situasi yang tidak sama. Sosok para tokoh pejuang wanita sebelum dan setelah kemerdekaan, & pergerakan-pergerakan mereka akan diulas oleh Melly Amalia pada rubrik Profil.
Dalam rubrik Pikir, Dominika Oktavira Arumdati akan mengajak kita merenungkan makna modernitas dan dampaknya terhadap famili, terutama ibu dan anak. Penulis jua memperlihatkan beberapa cara untuk menyikapi modernitas & upaya mengatasi problem-duduk perkara yang muncul menurut modernitas tersebut.
Ibu yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah sering menghadapi banyak dilema. Banyak tantangan yang akan dihadapi, termasuk dampak-dampak dari keputusannya terhadap dirinya sendiri, pasangan, maupun anak-anaknya. Alasan-alasan para ibu untuk bekerja di luar rumah, serta suka duka yang mereka alami ketika menjalani peran ganda ini akan dibahas dalam rubrik Opini yang ditulis oleh Theresia Sri Endras Iswarini
Dalam rubrik Masalah Kita, Anastasia Levianti mengemukakan persoalan dan konflik yang dialami oleh para perempuan aktivis yang memiliki peran ganda, sebagai ibu dan sebagai seorang aktivis.
Kisah pada pulang pembuatan film ?Temani Aku Bunda,? Diceritakan oleh Dhitta Puti Sarasvati dalam rubrik Media. Kisah ini merupakan tentang perjuangan seorang ibu pada membela hak anaknya yang menghadapi duduk perkara waktu ingin menyatakan kebenaran.
Dalam rubrik Media jua, C. Any Sulistyowati menurut Kuncup Padang Ilalang memaparkan manfaat internet bagi para bunda modern. Di artikel ini pula diberikan poly situs pembelajaran yang sanggup dimanfaatkan oleh para mak buat menaikkan kapasitas & pengetahuan mereka, tanpa perlu meninggalkan buah hati mereka.
Artikel-artikel lain yg melengkapi Pro:aktif Online kali ini merupakan Tips Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga yang ditulis sang Agustein Okamita dan Liputan hasil kunjungan Bernadeta Ratna Kristanti ke Pengrajin Kreasi Perca dampingan Dwaya Manikam.
Kami berharap seluruh artikel yg disajikan pada Pro:aktif Online edisi ini bisa menginspirasi dan memperluas wawasan kita mengenai kiprah para ibu pada era modernitas ini, sekaligus memperkuat kapasitas para ibu dalam menjalankan peran-perannya.
Selamat membaca!
Kamis, 18 Juni 2020
Editorial Pro:aktif Online Edisi April 2015
Apa kabar? Semoga kita seluruh pada keadaan sehat dan sejahtera.
Setelah menyajikan tema mengenai Ibu dalam edisi sebelumnya, Pro:aktif Online memilih menu yang bertema ?Peran Ayah Masa Kini? Buat edisi April 2015 kali ini.
Istilah ayah kerap diasosiasikan pada peran laki-laki sebagai kepala keluarga & pencari nafkah. Namun, peran ayah terus mengalami perubahan seiring perkembangan jaman. Kini semakin banyak ayah terlibat dalam pekerjaan domestik, termasuk mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Dalam Proaktif Online edisi April 2015 ini, kami akan mencoba membahas potret kehidupan ayah masa kini & kiprah penting mereka bagi famili.
Apa saja peran ideal yg diperlukan menurut para ayah dan tantangan-tantangan apa yg mereka hadapi menggunakan kondisi-kondisi mereka yg unik? David Ardes Setiady yg berkolaborasi menggunakan Navita Kristi mencoba mendeskripsikan peran ayah masa sekarang pada pada keluarga. Mari kita simak output kerja sama mereka pada rubrik Masalah Kita.
Dalam rubrik Pikir, Yully Purwanti ikut mewarnai sajian Pro:aktif Online edisi April ini dengan mengajak para ayah untuk mengasuh para buah hatinya. Tulisan yang berjudul “Ayah, Mari Mengasuh...”, membuat kita merenungkan kembali bagaimana peran ayah yang utuh dalam keluarga.
“Meningkatkan kesadaran akan peran ayah melalui cara ayah”, itulah yang dilakukan Idzma Mahayattika dan teman-teman melalui gerakan Ayah ASI Bandung. Siapa mereka, dan apa yang mereka lakukan dalam mendukung keluarga? Simak tulisan hasil wawancara Deta Ratna Kristanti dalam rubrik Profil.
Penelitian internasional yang dimuat di Science Daily edisi 12 Juni 2012, menyebutkan bahwa kasih sayang ayah sama penting—bahkan bisa lebih penting—dengan kasih sayang ibu dalam pembentukan kepribadian anak. Oleh sebab itu semestinya sudah tidak ada lagi alasan bagi setiap ayah untuk cuci tangan dalam pengasuhan serta pendidikan anak. Tulisan Anggayudha Ananda Rasa tentang pentingnya kehadiran Ayah dalam kehidupan seorang anak, disajikan dalam rubrik Opini.
Dalam rubrik Jalan-jalan, Any Sulistyowati mencatat hasil selancarnya di dunia maya untuk meliput kelompok-kelompok pendukung para ayah dalam mengoptimalkan perannya di dalam keluarga. Dalam tulisan ini, penulis menceritakan hasil liputannya tentang misi organisasi-organisai tersebut dan inisiatif-inisiatif yang mereka lakukan untuk mendukung peran ayah sebagai “agen perubahan.”
Dapatkah seorang ayah bertahan dalam perjuangan hidup, sekaligus tetap hadir untuk anak-anaknya? Penggalan kisah kehidupan Chris Gardner yang divisualisasikan dalam film “Pursuit of Happyness”, disajikan dalam rubrik Media oleh Agustein Okamita.
Apa saja tips untuk sebagai ayah yg dibanggakan sang anak? Rubrik Tips kali ini melengkapi semua rangkaian artikel Pro:aktif Online edisi April 2015 ini. Dalam goresan pena ini, Melly Amalia mewawancarai beberapa orang aktivis dan merangkum saran-saran mereka bagi para ayah, supaya mampu sebagai ayah yg dibanggakan oleh anak-anak mereka.
Melalui seluruh artikel di atas, kami berharap kita semua dapat terinspirasi sekaligus bertransformasi, supaya lebih baik pada menjalani kiprah-peran kita menjadi agen perubahan.
Selamat membaca,
Redaksi
Senin, 15 Juni 2020
Editorial Pro:Aktif Online Agustus 2015
![]() |
Http://www.Kidnesia.Com/Kidnesia/ |
Potret-Negeriku/Warisan-Nusantara/
Mengibarkan-Bendera-Merah-PutihSalam kemerdekaan!
Salam Informatif & Transformatif!
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang merdeka, Pro:aktif Online ingin ikut mengambil bagian dalam mengisi kemerdekaan ini dengan menyajikan berbagai informasi yang memberikan perubahan positif bagi masyarakat. Perubahan-perubahan yang diharapkan dapat terjadi itu dimulai dari bagian terkecil masyarakat, yaitu keluarga. Untuk itu, Pro:aktif Online edisi Agustus 2015 ini mengambil tema "Keluarga". Dalam edisi ini, kami mengangkat berbagai isu seputar keluarga.
Konsep famili mengalami perubahan makna berdasarkan masa ke masa. Mulai menurut famili besar pada masa kemudian, hingga keluarga inti pada masa sekarang. Saat ini keluarga dianggap sebagai satuan terkecil di rakyat. Di dalam famili terjadi proses transfer nilai-nilai yg ingin diwujudkan pada warga . Nilai-nilai tersebut yg dibutuhkan dapat diwariskan pada generasi mendatang.
Keluarga poly berperan pada kemunculan para aktivis. Banyak aktivis yg tumbuh dan berkembang lantaran ide & dukungan keluarganya. Banyak pula aktivis yg justru tumbuh karena berbagai perkara yang dihadapi pada dalam keluarganya..
Rubrik Profil Pro:aktif Onlinekali ini mengangkat profil keluarga aktivis Antonius Sartono (Black)dan Elisabeth A.S. Dewi (Nophie). Hasil wawancara penulis dengan keluarga ini dirangkum dalam sebuah tulisan menarik tentang bagaimana keluarga aktivis ini membagi waktu untuk menjalankan kegiatan keluarga dan aktivisme mereka.
Dalam rubrik Pikir , penulis memaparkan tentang perubahan definisi dan bentuk keluarga dari masa ke masa serta peran penting keluarga dalam proses penemuan panggilan hidup seorang aktivis.
“Aktivisme selalu digerakkan oleh kasih sayang,” demikian salah satu kalimat yang disampaikan oleh penulis rubrik Masalah Kita . Dalam rubrik ini, penulis menceritakan pengalaman masa kecilnya bersama kedua orang tuanya yang menjadi aktivis. Selain kisah suka dan duka, penulis menceritakan bagaimana aktivitas kedua orang tuanya menginspirasinya sehingga menjadi seorang aktivis seperti sekarang ini.
Terbentuknya sebuah keluarga bukan semata-mata disebabkan oleh takdir. Ikatan suami dan isteri di dalam keluarga terjalin karena komitmen dan visi bersama. Penulis Rubrik Opini menguraikan mengenai pentingnya visi bersama di dalam keluarga. Ia juga mengungkapkan bahwa visi bersama di dalam keluarga juga perlu diarahkan menjadi sebuah visi transformatif. Visi transformatif merupakan sebuah visi yang mampu menempatkan peran setiap anggota keluarga di tengah lingkungan dan masyarakat, guna mendukung perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Bagi seorang aktivis yang banyak melakukan kegiatan, pengelolaan waktu secara efektif merupakan salah satu kunci keberhasilan. Bagaimana cara aktivis mengelola waktu mereka? Bagaimana agar mereka bisa menjadi aktivis profesional sekaligus sungguh-sungguh memperhatikan kehidupan pribadi dan hubungan dengan anggota-anggota keluarga? Dalam rubrik Tips, penulis membagikan kiat-kiat pengelolaan waktu yang lebih efektif.
Rubrik-rubrik lain yang melengkapi sajian Pro:aktif Online Agustus ini adalah rubrik Media yang mengangkat tentang cara pemanfaatan media sebagai sarana parenting di era internet dan rubrik Jalan-jalan yang menceritakan bagaimana para aktivis mengisi waktu luang mereka dan tempat-tempat wisata yang mereka kunjungi bersama keluarga.
Semoga setiap rubrik yang kami hidangkan dalam edisi ini dapat menginspirasi terjadinya perubahan baik dalam kerangka berpikir maupun pada dalam cara kita mengisi kemerdekaan yang telah kita jalani selama ini.
Selamat menikmati!
Jumat, 12 Juni 2020
EDITORIAL PROAKTIF ONLINE DESEMBER 2015
Kita mengenal sebuah pepatah lama, “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Sebaliknya, kita juga mengenal banyak penyakit psikosomatis di kehidupan modern ini. Artinya banyak penyakit fisik yang dialami sebetulnya merupakan ekspresi penyakit mental. Jadi dengan mental yang sehat, tubuh pun menjadi lebih sehat dan kuat. Meskipun mulai menjadi perhatian, persoalan kesehatan mental belum sepopuler kesehatan fisik. Banyak orang masih mengabaikan persoalan-persoalan mental ini karena dianggap bukan masalah, tabu atau malah ketika mengalami persoalan mental justru ditutupi karena dianggap negatif.
Mengingat pentingnya kesehatan mental ini, Proaktif edisi Desember 2015 ini mengangkat tema tersebut. Berbagai artikel disajikan, mulai dari bagaimana potret kondisi kesehatan mental di berbagai negara, bagaimana para aktivis menghadapi dan menyikapi persoalan kesehatan mental serta berbagai cerita dan berbagai tantangan dan kiat-kiat seputar penyelesaian persoalan mental melalui rubrik-rubrik berikut ini.
Dalam rubrik Pikir, penulis memaparkan berbagai fakta seputar kesehatan mental, berbagai tantangan yang dihadapi berikut usulan langkah-langkah penyelesaiannya di tingkat global. Di tingkat yang lebih mikro, penulis rubrik Masalah Kita mengulas soal burn-out pada aktivis dan kiat-kiat penanggulangannya. Tantangan penyelesaian persoalan kesehatan mental ternyata tidak sederhana. Mental blocking yang menghambat kesehatan emosi diulas di dalam rubrik Opini.
Bagaimana cara-cara memelihara dan meningkatkan kesehatan mental diulas dalam rubrik Tips. Selain itu, masih ada Rubrik Media mengangkat tentang musik dan lagu sebagai media pelepas ketegangan dan rubrik Jalan-jalan yang memaparkan berbagai tempat dan kegiatan untuk melepaskan ketegangan sekaligus menyalurkan bakat dan kegemaran.
Dalam Rubrik Profil disajikan informasi mengenai dua organisasi yang bergerak untuk pendampingan perempuan dan anak korban kekerasan, yaitu LBH APIK dan Hotline Surabaya. Kedua organisasi ini berfokus antara lain pada proses penyembuhan mental korban akibat trauma kekerasan yang mereka alami di masa lalu. Semoga tulisan-tulisan di atas memberikan inspirasi bagi anda sekalian untuk memelihara dan menjaga kesehatan mental. Selamat menutup tahun ini dan menyongsong tahun 2016.
Selamat berbahagia!
Redaksi
Selasa, 09 Juni 2020
Editorial Proaktif Online Edisi April 2016
Pada Pro:aktif Online edisi Desember 2015, KAIL mengangkat topik tentang kesehatan mental. Salah satu cara membangun dan menjaga kesehatan mental kita adalah dengan mengurangi stres. Berbagai tulisan di internet mengatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi stres adalah melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan sesuai minat. Penelitian berjudul Real-Time Associations Between Engaging in Leisure and Daily Health and Well-Being yang dilakukan Zawadzki, dkk. (2015), menunjukkan hasil bahwa subjek penelitian yang secara rutin melakukan aktivitas rekreasi menyatakan bahwa mereka memiliki mood yang lebih baik, semangat yang lebih tinggi, dan tingkat stres yang lebih rendah. Aktivitas rekreasi dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai aktivitas khusus yang dipilih sendiri (self-selected) dan memberikan kepuasan sendiri (self-rewarding) yang dilakukan di luar jam kerja.
Pro:aktif Online edisi April 2016 mengangkat tema Hobi berdasarkan sudut pandang aktivisme. Disandingkan menggunakan pekerjaan aktivis yang biasanya merupakan kerja-kerja panjang yang membutuhkan pemikiran dan kerja keras dan membuat perubahan, maka hobi mampu dianggap sebagai kegiatan mengisi balik baterai tenaga. Karena itu, pemilihan hobi yang sesuai perlu dipertimbangkan. Di Rubrik Tips, penulis mengungkapkan beberapa tips pertimbangan menentukan hobi yang sinkron menggunakan diri kita.
Ketika telah mempunyai hobi yg sinkron menggunakan diri kita pun, ternyata masih ada kendala ketika menjalankan hobi. Rubrik Masalah Kita mencoba mengulas kendala-kendala yang dihadapi aktivis berkaitan dengan aktivitas menjalankan hobi mereka serta bagaimana cara para aktivis menyiasati kendala-hambatan yg mereka hadapi.
Sementara itu, penulis di Rubrik Opini mengajak kita menempatkan hobi sebagai kegiatan yg membebaskan sehingga bisa sebagai nutrisi bagi jiwa raga. Jangan sampai kegiatan hobi yang seharusnya melegakan berubah menjadi misalnya beban.
Dalam Rubrik Pikir, penulis mengajak pembaca buat melihat hobi lebih jauh dari sekadar aktivitas pengisi saat luang dan rekreatif. Kegiatan-kegiatan aktivisme yang dilakukan dengan semangat hobi sanggup jadi lebih berdaya mendorong perubahan. Hal ini sejalan dengan aktivitas gerakan yang dilakukan sosok Profil kita kali ini, di mana aktivitas hobi dalam hidupnya sebagai jembatan buat menyebarkan & bergerak menggiatkan terjadinya perubahan.
Bagi para pembaca yang membutuhkan berita mengenai loka mengeksplorasi, menyalurkan dan mengembangkan hobi pada Bandung, silahkan membaca ulasan pada Rubrik Jalan-Jalan. Demikian juga bila Anda tertarik untuk mencari hobi baru & menyebarkan hobi Anda, silahkan menengok Rubrik Media, yg menyajikan fakta tentang halaman-laman hobi pada dunia maya.
Mulai edisi April 2016 ini, ada rubrik baru di majalah Pro:Aktif Online, yaitu Rubrik mengenai Rumah KAIL. Rubrik Rumah KAIL akan mengembangkan tentang banyak sekali hal yg diterapkan pada Rumah KAIL sebagai upaya mendukung hayati berkelanjutan. Pada edisi kali ini, Koordinator Rumah KAIL menyebarkan mengenai sistem penanganan sampah yang dijalankan di Rumah KAIL.
Selamat membaca. Semoga hobi membuat Anda lebih banyak berkarya.
Jumat, 05 Juni 2020
Editorial Pro:aktif Online Edisi Agustus 2016
71 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Merdeka atau Boneka?
17 Agustus 1945 dapat digambarkan sebagai momentum berakhirnya catatan tragis sebuah bangsa yang menjadi budak atas tanahnya sendiri. Raungan ”Merdeka atau Mati” dari para pejuang, pemuda, rakyat, pos-pos pertahanan terdengar di tiap pelosok negeri ini, hingga akhirnya kemerdekaan itu dapat direbut, benarkah bangsa ini sudah betul merdeka?20 Tahun selesainya Proklamasi Kemerdekaan 1945 bangsa ini mengalami periode keterbukaan politik yg diakhiri menggunakan perebutan kekuasaan sang Soeharto dalam 1965. Terulang lagi sebuah luka akibat jatuh pada periode kediktatoran selama 33 tahun lamanya, sampai ada gerakan bak bulir-bulir didih dari bawah menuju bagian atas & manunggal menjadi pergolakan hebat dampak barah yang ditebar sendiri oleh orde tadi.
Proaktif kali ini akan mengulas 71 tahun setelah hari kemerdekaan Bangsa Indonesia, benarkah kita telah merdeka? Untuk itu dalam rubrik Pikir, penulis memaparkan catatan sejarah yang telah kemudian hingga saat ini dan merefleksikan makna berdasarkan kemerdekaan itu sendiri. Dalam rubrik Masalah Kita, penulis menghadirkan sudut pandang beberapa aktivis tentang sejauh mana Indonesia sudah merdeka dalam banyak sekali bidang, ancaman yang sedang dihadapi serta cara mengatasi ancaman-ancaman tadi.
Lalu apa saja aktivitas-aktivitas aktivis dalam memaknai kemerdekaan dan apa peran aktivis menjadi pelaku gerakan sosial? Hal tadi akan dipaparkan dalam rubrik Opini. Rubrik Profil Pro:aktif Online kali ini mengangkat profil Hendra Gunawan, seseorang matematikawan dan inisiator Anak Bertanya.Com. Hasil wawancara penulis dengan Pak Hendra dirangkum menjadi sebuah goresan pena menarik tentang pentingnya kemerdekaan dalam peningkatan kualitas & membangun budaya bernalar agar siap menghadapi tantangan zaman.
Pembahasan kemerdekaan pun dibahas menurut sisi terdekat pada kehidupan kita sehari-hari, bagaimana kita dapat merdeka menurut penjajahan saat dan penggunaan gadget, rubrik Tips akan memberikan kiat-kiat terbebas menurut penjajahan waktu & belenggu pemakaian gadget.
Rubrik-rubrik lain yg melengkapi sajian Pro:aktif Online Agustus ini merupakan rubrik Media yg mengangkat mengenai narasi dalam kitab yang merekam bepergian lahirnya sebuah bangsa dan bagaimana kitab tadi pula yang bisa menciptakan sebuah bangsa bertahan. Rubrik Jalan-jalan yg menceritakan mengenai ruang publik yang dapat memerdekakan aktivitas-aktivitas para aktivis. Semoga setiap rubrik yang kami hidangkan pada edisi ini bisa menginsipirasi sehingga bersama kita dapat terus memaknai kemerdekaan. Merdeka!
Senin, 01 Juni 2020
Editorial Pro:aktif Online - edisi Desember 2016
Tak terasa putaran saat kini beranjak ke penghujung tahun 2016.
Pada akhir tahun ini, Pro:aktif Online balik hadir dengan tema ?Budaya Membaca Buku?
Membaca merupakan sebuah aktivitas penting & utama pada pada kehidupan manusia. Dengan membaca, seorang mendapatkan ilmu & pengetahuan. Membaca adalah ventilasi menuju dunia dan wawasan yang luas. Demikian pentingnya membaca sebagai akibatnya mampu mendongkrak kualitas hidup manusia & kesejahteraan suatu rakyat.
Dalam edisi kali ini, budaya membaca sudah dipotret berdasarkan berbagai sudut pandang sang para kontributor penulis Pro:aktif Online, dimulai dari rubrik Pikir yg dibawakan sang Sofie Dewayani. Artikel yg dibawakannya mengajak pembaca buat menyelami & memahami perilaku dan pilihan-pilihan generasi masa kini yang melek teknologi digital. Dengan pemahaman baru tersebut, pembaca diajak buat menyikapi secara bijak perkembangan teknologi yang ada, serta mencari cara yang strategis agar norma membaca nir tergerus oleh perkembangan teknologi tersebut.
Rubrik Opini disajikan oleh Umbu, yang menggunakan indahnya memaparkan global yg membaca. Alam semesta terdiri dari insiden membaca yang tidak pernah usai, dimulai dari pembacaan semesta terhadap awal mula dunia pada naluri ?Membaca? Pada manusia purba sampai terciptanya simbol-simbol yang sekarang dipakai oleh rakyat terkini pada membaca. Secara menarik, Umbu mengajak pembaca buat meninjau pulang budaya membaca pada hubungannya menggunakan pola berpikir kritis. Ia menyandingkan membaca yang dilakukan Alice dalam kisah ?Alice in Wonderland? Dengan membaca yg dilakukan Pinocchio, sang boneka kayu yang akhirnya sebagai manusia.
Rubrik Masalah Kita dibawakan sang Kukuh Samudera. Ia memaparkan mengenai kebiasaan membaca kitab pada kalangan aktivis. Kukuh mengantarkan pembaca pada pengalaman para aktivis pada mengakses buku, yg dikaitkan menggunakan peran mereka pada loka karya masing-masing.
Rubrik Jalan-Jalan dibawakan oleh Yosepin Sri Ningsih, mengisahkan tentang Perahu Pustaka Pattingaloang, sebuah perpustakaan yg dibangun pada atas sebuah bahtera layar dengan misi menjangkau daerah-wilayah terpencil buat menaikkan minat membaca rakyat, terutama masyarakat di Indonesia bagian timur.
Rubrik Media ditulis sang Tabrani Yunis, direktur Center for Community Development and Education (CCDE) di Aceh, menuturkan tentang majalah POTRET yg adalah majalah bagi aktivis & kaum wanita di Aceh.
Rubrik Profil diisi menggunakan dua artikel, pertama, mengenai Perpustakaan Jalanan yang ditulis sendiri oleh pendirinya, Senartogok, yg mengisahkan jatuh bangun usaha mereka menyuarakan gema literasi di jalanan. Artikel ke 2 merupakan profil mengenai seorang penulis bacaan anak, Eugenia Rakhma, yg mengisahkan pengalaman pada menulis bacaan yang mampu memikat hati anak-anak yg membacanya.
Rubrik Tips dibawakan oleh Any Sulistyowati yang menuliskan kiat-kiat menaikkan budaya membaca kitab pada kalangan aktivis dan tips buat mengakses kitab yang sinkron dengan bidang minat masing-masing.
Akhir istilah, semoga menggunakan penerbitan edisi ?Budaya Membaca Buku? Ini dapat berguna bagi peningkatan minat baca pada kalangan aktivis. Mari kita refleksikan balik makna membaca bagi diri kita masing-masing.
Selamat membaca dengan penuh makna!
Sabtu, 30 Mei 2020
Editorial Pro:aktif April 2017
Selamat berjumpa kembali di Pro:aktif Edisi April 2017 ini. Sudah 4 bulan perjalanan waktu kita pada tahun 2017, menggunakan banyak sekali peristiwa yang terjadi, baik di sekitar kita maupun di dunia. Edisi kali ini, Pro:aktif Online mengangkat tema ?Mengenal Diri Bagi Aktivis?.
Proses mengenal diri adalah proses yg nir berujung & terjadi dalam siapapun jua, tak pandang usia, jenis kelamin, apalagi pekerjaan & jalan hidup. Seorang aktivis sekalipun nir terlepas dari proses mengenal diri, baik yang disadari maupun yang berlalu begitu saja. Terlebih aneka macam bidang kerja & layanan yang diberikan sang seseorang aktivis, memerlukan sosialisasi diri yg bisa membuatnya bertahan dalam gosip yg dikerjakan atau malah menemukan ?Panggilan hayati? Yg selama ini dicari. Proses mengenal diri bukan berarti bahwa sebelumnya kita tidak kenal ?Siapa diri kita?, melainkan mempertanyakan kembali, sejauh mana kita mengenal & memahami diri sendiri.
Edisi April 2017 ini mencoba mengupas berbagai sudut pandang yang disajikan oleh para kontributor penulis Pro:aktif Online, yang diawali dengan rubrik PIKIR yang diisi oleh Umbu, yang akan membawa kita pada masa lampau dimana dua orang pangeran beda kebangsaan, yakni Hamlet dan Diponegoro disandingkan. Rangkaian kata yang disusun oleh Umbu mengajak kita untuk menemukan diri di pusat keberadaan, dengan metafora bahwa kitalah sang penyair yang mewujudkan eksistensi kita dengan sajak kehidupan yang menyelami seluruh sisi kehidupan agar indera kita semakin tajam menyerap realitas di sekitar kita.
Rubrik PIKIR yang ke 2, ditulis sang penulis yang sama. Kali ini Umbu mengetengahkan sebuah upaya buat mengingatkan kita bahwa berpegang dalam nilai-nilai perikemanusiaan berarti melepaskan diri berdasarkan banyak sekali label yg melekat. Melalui tokoh Raden Mas Minke, kita diingatkan soal realita kehidupan yg selalu berpotensi melahirkan penindasan lantaran dinamika kekuasaan antar kelas. Siapapun yang terbangun dan terpanggil untuk membela nilai-nilai perikemanusiaan tadi, berempati dalam kaum tertindas, berjuang lantaran memang ?Telah sepantasnya aku berjuang?. Di sini, Umbu jua mengingatkan kita dalam siapa Raden Mas Minke sebagai tokoh sejarah yg dilupakan sang bangsa Indonesia.
Rubrik OPINI menghadirkan tulisan dari Anastasia Levianti yang dalam setiap baris tulisannya adalah proses refleksi itu sendiri, mencoba menyadarkan kita betapa pentingnya proses tersebut bagi seorang aktivis. Pilihan-pilihan atas isu yang dikerjakan, kepedulian atas isu sosial, maupun sumber stres pada bidang pekerjaan saat ini dapat ditemukan dengan menempatkan diri sebagai sumber masalah yang sekaligus juga sumber solusi. Rutinitas yang dijalani tanpa menyadari tujuan dari aksi yang dilakukan berpotensi menyesatkan seorang aktivis yang kemudian bisa terjebak pada mengutamakan sarana, ketimbang tujuan yang hendak dicapai. Refleksi diri diharapkan menjernihkan kembali, mana yang sesungguhnya sarana dan mana yang menjadi tujuan yang seharusnya dilayani oleh sarana tersebut.
Rubrik MASALAH KITA yang ditulis oleh Siska mengulas konsep diri sebagai pusat refleksi, dimana apa yang ada di dalam pikiran kita kemudian diwujudkan pada aksi-aksi yang dilakukan di dunia nyata. Konsep diri akan membantu kita membentengi diri dari persoalan-persoalan yang tidak perlu karena kita mengenal dan menerima batasan / kelemahan diri pada isu yang dikerjakan atau aksi yang dijalankan. Proses refleksi tidak dimaksudkan untuk meniadakan kelemahan, namun justru memampukan kita untuk memahami bahwa adanya kelemahan tersebut menjadi alarm ketika kita sudah melewati batas dan perlu menarik diri. Di samping itu, penguatan konsep diri tidak selalu tentang refleksi ke diri sendiri namun juga bercermin pada jalan hidup tokoh-tokoh dunia yang telah tertuang pada buku otobiografi.
Rubrik PROFIL kali ini, ada Alvieni Angelica yang mengajak kita berkenalan dengan Capacitar, sebuah organisasi nirlaba yang terbentuk di bumi Amerika Latin oleh seorang biarawati bernama Sr. Mary Hartmann, CSA. Capacitar memiliki tujuan utama memberdayakan manusia dalam aspek self-healing atau daya penyembuhan diri. Capacitar meyakini bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh kehidupan secara holistik. Penyakit-penyakit pada manusia seringkali timbul karena oleh trauma maupun luka batin yang belum tuntas. Metoda penyembuhan yang menyerap dan mengadaptasi berbagai teknik tradisional dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan modern kemudian dibagikan kepada siapapun yang membutuhkan, untuk mendorong semakin tersebarnya pengetahuan tersebut.
Rubrik MEDIA, ditulis oleh Any Sulistyowati, menaruh perspektif lain mengenai global internet yang justru sangat bermanfaat buat membuat kita semakin kenal siapa kita. Terbukanya fakta dan pengetahuan secara bebas, berdampak dalam semakin mudahnya kita mengakses ilmu psikologi populer & berguna. Berbagai tes pemetaan kepribadian, mulai menurut yg telah relatif dikenal misalnya Personality Plus & MBTI, hingga Eneagram akan membantu kita mengidentifikasi ?Tipe kepribadian apakah aku ??. Dengan bantuan internet, output tesnya bisa eksklusif dicermati disertai penerangan yang relatif gampang buat dipahami.
Rubrik JALAN-JALAN pertama dipandu oleh Debby Josephine yang akan membawa para pembaca dalam beberapa loka asyik pada kota Bandung yang kiranya tidak terduga, namun bisa membuat Anda semakin mengenal diri Anda. Menjelajah loka-tempat tadi nir bisa dipisahkan berdasarkan kegiatan yang usahakan Anda lakukan sembari berada di tempat tadi.
Rubrik JALAN-JALAN kedua terdapat Yanti Herawati yg menjadi pemandu Anda menjelajah di suatu wilayah Bumi Parahyangan yang jua tidak terduga. Sebuah areal yg mungkin tidak akrab pada pendengaran Anda, namun penjelajahan yg semakin pada akan membuat segalanya sebagai nir asing lagi. Memilih sebuah jalur bepergian yg nir biasa, mungkin akan membawa keraguan dalam diri Anda, yang kemudian akan terkikis seiring dengan penemuan diri pada perbatasan laksana tepi tebing yang siap membuat Anda terjun bebas semakin dalam dalam diri sendiri.
Rubrik TIPS menghadirkan Dyah Synta, seseorang pengajar yoga yang menunjukkan tips melakukan gerakan (asana) yang bisa membawa kita dalam relaksasi dan sebagai proses pengenalan diri melalui penghayatan atas bentuk-bentuk asana yang kita lakukan. Yoga benar-benar merupakan tentang diri sendiri, lantaran kita nir melakukannya buat dipandang dan dinilai sang orang lain, melainkan sebuah bentuk komunikasi diri kita yg lainnya , misalnya pemikiran, perasaan, dan energi.
Rubrik RUMAH KAIL kali ini mengajak para pembaca berkeliling berdasarkan perspektif seseorang Melly Amalia pada menjelajah diri melalui galat satu bagian Rumah Kail. Tidak hanya bangunan fisik berdasarkan rumah tersebut, namun jua dari aktivitas-kegiatan yg sudah sebagai satu bagian dari tempat tinggal itu sendiri. Di manakah Anda akan menemukan spot yang nyaman buat berefleksi pada Rumah Kail?
Akhir kata, semoga para pembaca semakin mengenali diri sendiri melalui artikel-artikel yg ada pada edisi ?Mengenal Diri Bagi Aktivis?. Kiranya hayati aktivisme kita semakin positif melalui refleksi.
Selamat menemukan diri.
Selasa, 26 Mei 2020
EDITORIAL PRO:AKTIF ONLINE EDISI AGUSTUS 2017
Para pembaca budiman,
Kembali kita berjumpa pada Pro:aktif dan kali ini memasuki edisi Agustus 2017 dengan membawa tema ?Berjejaring pada Keberagaman di Negara Kesatuan Republik Indonesia?. Bulan Agustus bagi bangsa Indonesia selalu sebagai bulan penting karena peringatan hari kemerdekaan yang jatuh dalam lepas 17 Agustus & selalu mengumandangkan refleksi bepergian buat merengkuh kemerdekaan tadi dengan susah payah. Refleksi kemerdekaan kali ini kiranya perlu membawa kita seluruh buat mengingat bahwa bangsa ini dibuat dari keberagaman dan sudah sebagai identitasnya semenjak semula. Menilik perkembangan dinamika di masyarakat akhir-akhir ini yang seolah berakibat keberagaman menjadi asal kontradiksi, tentu mengundang keprihatinan tersendiri, bagaimana kita bisa mewariskan nilai luhur yg arif pada menyikapi keberagaman?
Pro:aktif edisi Agustus sudah mengumpulkan berbagai tulisan yang kiranya dapat menginspirasi anak-anak bangsa ini buat merayakan keberagaman menjadi nikmat & karunia Yang Mahakuasa. Di samping itu, yang paling primer adalah ajakan buat berjejaring dalam keberagaman yg kiranya akan selalu sanggup memantik pandangan baru-ilham cemerlang memajukan negeri ini.
Kita akan mengawali edisi kali ini menggunakan rubrik MASALAH KITA yang diisi sang Dhitta Puti Sarasvati yang menunjukkan pada kita perihal dinamika yg dihadapi oleh para aktivis waktu berinteraksi dengan sesama aktivis. Selain disparitas karakter, perbedaan paradigma berpikir & pandangan politik nir jarang menyulut perdebatan. Situasi demikian nir harus menciptakan kita sebagai tersingkir menurut pergaulan menggunakan sesama aktivis atau bahkan hidup ini sebagai terasa begitu menyesakkan. Perbedaan pada hayati aktivis tidak ubahnya dengan empiris kehidupan lainnya, sehingga cara menghadapinya akan sangat krusial buat menciptakan hayati yg majemuk ini mempunyai kekayaannya.
Memasuki rubrik PIKIR menggunakan penulis Sylvania Hutagalung akan membawa kita dalam permenungan menyoal arah masa depan peradaban insan ke depannya. Memakai kacamata arsitektur, tetapi tidak terbatas dalam dunia kearsitekturan itu sendiri, dimana dimensi pembangunan nir lagi sebatas dalam bangunan fisik semata. Perluasan dimensi pembangunan yg perlu dirambah sang penggiat arsitektur telah memasuki aspek sosial kemasyarakatan yg semata menyesuaikan kepada kebutuhan zaman. Keterlibatan komunitas pada pembangunan tidak lagi sebagai objek pembangunan, melainkan menjadi subjek yang menuangkan inspirasi pada dalamnya. Membawa laporan Biennale tahun 2016 di Venesia sambil mengangkat syarat global arsitektur Indonesia.
Umbu Justin dalam rubrik OPINI mengantarkan para pembaca untuk mengingat kembali jejak sejarah, bagaimana bangsa Indonesia memang sejak semula dibangun oleh keberagaman dan sudah menjadi identitas warga bangsa ini untuk beragam. Walau berbagai tantangan jaman menerpa, terutama dinamika dunia politik yang menjerumuskan bangsa ini pada pertentangan identitas di akar rumput, selayaknya ada yang harus mengingatkan kembali kepada jejak perjuangan merengkuh kemerdekaan agar bangsa ini tetap menjaga keutuhannya. Kebhinnekaan dalam kemerdekaan perlu dikumandangkan lagi agar segenap bangsa Indonesia ini kembali nyaman dalam keberagaman.
Sementara rubrik TIPS mengajak kita untuk merefleksikan manfaat olahraga dalam melebarkan jejaring sosial, sebagai akibatnya tidak hanya manfaat kesehatan fisik yang didapat. Kukuh Samudra menegaskan balik bahwa berolahraga nir hanya memperhatikan aspek fisik semata, tetapi jua perlu memperhatikan aspek sosialnya dengan melakukannya bersama-sama dalam sebuah komunitas ataupun dalam jejaring pergaulan yang tidak sebatas dalam satu jenis olahraga saja.
PROFIL kali ini, Navita Kristi Astuti bercerita mengenai organisasi Peace Generation yang secara konsisten berupaya berbagi nilai-nilai universal perdamaian seluas-luasnya, terutama melalui pendidikan di sekolah. Organisasi yg berbasis pada Bandung ini, didirikan sang 2 insan menurut latar kebangsaan yg tidak sama, berupaya menciptakan dunia menjadi lebih tenang dengan memunculkan para agen-agen perdamaian pada tingkat lokal. Perkenalan ini sekaligus jua memberikan ajakan terbuka buat berpartisipasi pada dalamnya.
Sejenak JALAN-JALAN ke Gedung Indonesia Menggugat yang sarat sejarah perjuangan bangsa Indonesia, karena di gedung ini, salah satu ilham kebangsaan berdasarkan Bapak Proklamator yakni Ir. Soekarno berkumandang dalam pledoinya, yakni ?Indonesia Menggugat?. Reina Ayulia Rosadiana akan menjadi pemandu bagi para pembaca menjelajah ke sudut-sudut ruangan yang terdapat pada sana. Selain itu, para pembaca jua sanggup mencicipi suasana pada pada Gedung Indonesia Menggugat yg jauh berdasarkan somasi-somasi kebangsaan karena sudah bertransformasi sebagai ruang publik yang menjadi titik temu inspirasi-ide segar menurut generasi muda Indonesia.
Fransiska Damarratri menghadirkan film Tabula Rasa dalam rubrik MEDIA kali ini, yang tidak saja menggugah selera makan, melainkan juga menggugah kesadaran kita tentang jalinan keberagaman antar tokoh yang sebetulnya representasi singkat akan identitas hidup ini serta bangsa Indonesia. Keberagaman identitas – baik budaya, logat, bahasa, serta cara berpikir – sebagaimana masakan Minang dalam film tersebut laksana sebuah syarat agar hidup ini semakin nikmat. Analogi perbedaan dalam bumbu-bumbu dan bahan makanan yang diracik sedemikian rupa hingga menghadirkan sensasi kenikmatan di lidah, maka demikian pula kiranya keberagaman dalam hidup.
Pemandu RUMAH KAIL kali ini adalah Any Sulistyowati yang akan mengajak pembaca melihat kebun KAIL yg menerapkan prinsip permakultur. Prinsip ini menekankan keragaman jenis, tidak hanya tumbuhan tetapi kiprah dari makhluk yg terdapat di pada kebun supaya bisa menjaga kualitas alam di sekitarnya. Tidak hanya soal teknis menanam, melainkan terdapat info pemanfaatan ruang supaya kebun bisa sebagai loka bermain, dimana anak-anak sendiri berkenalan menggunakan aktivitas berkebun jua.
Akhir istilah, terbersit asa supaya para pembaca turut menyerap semangat keberagaman yang telah sebagai nafas hayati bangsa ini selama lebih kurang 72 tahun kemerdekaannya.
Salam Bhinneka. Merdeka!
David Ardes Setiady
(Editor)