Tampilkan postingan dengan label JASA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JASA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Juni 2020

KUALITAS PRODUK

KUALITAS PRODUK

Kualitas produk merupakan keseluruhan karakteristik serta berdasarkan suatu produk atou pelayanan yg berpengaruh pada kemampuan buat memuaskan kebutuhan yg dinyatakan atou terirat. Kualitas suatu produk terbagi menjadi 2. Kualitas-kualitas tersebut merupakan sebagai berikut (teguh, 2002)
  • Dimensi Kualitas Produk
Dimensi kualitas produk masih ada beberapa dimensi penting, kualitas produk terdiri atas delapan dimensi. Kedelapan dimensi tadi antara lain (tjiptono, 2008)


a. Kinerja (perpormance). Kinerja yang dimaksud adalah efisiensi pencapaian tujuan utama    sebuah produk.
b. Fitur (features). Pitur yang dimaksud adalah atribut produk yang melengkapi kinerja dasar sebuah produk.
c. Reabilitas (reability). Reabilitas yang dimaksud adalah kemampuan sebuah produk untuk tetap berfungsi secara konsisten  selama usia desain.
d. Kesesuaian dengan sfesifikasi (conformance of sfecipications). Kesesuaian dengan sfesifikasi yang dimaksud adalah sejauh mana karakteristik desain dan operasi sebuah produk memenuhi setandar-setandar yang telah ditetapkan sebelumnnya.
e. Daya tahan  (durability). Daya tahan yang dimaksud adalah berkaitan dengan tingkat kemampuan sebuah produk mentolelir tekanan, stress atou trouma tanpa mengalami kerusakan yang berarti.
f. Serviceability. Serviceability yang dimaksud adalah kemudahan mereparasi sebuah produk.
g. Estetika. Estetika yang dimaksud adalah daya tarik dari produk tersebut.
h. Persepsi kualitas (perceived quality). Persepsi kualitas yang dimaksud adalah citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnnya.
  • Dimensi Kualitas Jasa


Suatu produk baik berupa barang atou jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinnya. Kualitas jasa terdiri atas 5 dimensi diantaranya, yaitu (tjiptono, 2008).


a. Reabilitas (reability). Reabilitas adalah berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.
b. Daya tangkap (responsiveness). Daya tangkap adalah berkenan dengan kesediaaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan konsumen dengan segera.
c. Empati ( empathy). Empati adalah berarti  bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
d. Jaminan (assurance). Jaminan adalah berkenan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pelanggan.
e. Bukti fisik (tangibles). Bukti fisik adalah berkenan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan atou perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi komunikasi perusahaan.


Sumber: gedungarsitek

























Senin, 15 Juni 2020

KLARIFIKASI JASA

KLARIFIKASI JASA
Klasifikasi jasa bisa dikelompokkan kedalam beberapa kriteria. Sejauh ini sudah banyak ahli yang mengemukakan skema pembagian terstruktur mengenai jasa, dimana masing-masing ahli memakai dasar perbedaan yang diadaptasi menggunakan sudut pandangnya sendirisendiri.
Sebenarnya pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi), dan pembelian suatu jasa seringkali pula mencakup barang-barang yang melengkapinya (misalnya kuliner pada restoran). Meskipun demikian, Kotler mendefinisikan jasa menjadi setiap tindakan atau perbuatan yg dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang dalam dasarnya bersifat intangible (nir berwujud fisik) & nir menghasilkan kepemilikan sesuatu. Walau begitu, produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik juga tidak.

  • Klarifikasi jasa berdasarkan ahli lovelock dibedakan menjadi tujuh kriteria menjadi berikut:
a. Segmen pasar
Berdasarkan segmen pasar, jasa dibedakan sebagai jasa kepada konsumen akhir seperti taksi, premi jiwa, pendidikan. Dan jasa pada konsumen organisasional misalnya jasa akutansi & perpajakan, atou jasa konsultasi.
B. Tingkatan berkewujudan
Klasifikasi ini berhubungan dengan taraf keterlibatan produk fisik & konsumen. Klasifikasi ini dibedakan menjadi, renten goods service, owned good service, & non goods service.
C. Keterampilan penyedia jasa
Berdasrkan kriteria ini, jasa terdiri atas prefesional service (seperti konsultan manajemen, konsultan hokum & konsultan pajak) dan non professional( seperti sopir taksi & penjaga malam).
D. Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan klasifikasi ini jasa dibagi sebagai commercial service atou profit service (misalnya bank dan penerbangan), dan non-profit ( seperti sekolah, yayasan, panti asuhan & musiem).
E. Regulasi
Dalam penjabaran ini, jasa dibedakan sebagai regulated service (misalnya makelar, angkutan generik dan perbankan) & non-regulated (misalnya catering & pengecatan tempat tinggal ).
F. Tingkat intensitas karyawan
Berdasarkan tingkatan ini, penjabaran jasa dibedakan sebagai equipment-based service (misalnya cuci mobil otomatis, atm) dan people based service (misalnya satpan, jasa akutansi & konsultan hokum).
G. Tingkatan hubungan penyedia
Pada pembagian terstruktur mengenai ini jasa dibedakan sebagai high-contact service (misalnya bank, dokter) & low-contact service (misalnya bioskop).
Sumber : gedungarsitek

















Cloud Hosting Indonesia