Tampilkan postingan dengan label Didit Indriati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Didit Indriati. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Mei 2020

[RUMAH KAIL] PEMANFAATAN SANDANG DI RUMAH KAIL

Oleh: Didit Indriati

Sandang merupakan kebutuhan utama insan buat melindungi tubuh berdasarkan cuaca panas atau dingin & buat menampilkan diri menjadi mahluk yang berbudaya.

Sandang lebih dari sekedar pakaian; sandang juga menunjukkan semangat, atau paham dari si pemakainya. Sandang pun menjadi cara seseorang atau sekelompok orang menyatakan identitas mereka. Misalnya dokter berpakaian khusus, tentara berseragam khusus, anak sekolah berseragam, ulama memakai jubah atau peci, perempuan muslim memakai jilbab,  tukang masak menggunakan celemek dan tutup rambut, semua memiliki ciri sandang yang khas. Sandang juga berbeda sesuai fungsi seperti untuk olah raga, renang, mendaki gunung, menyelam, balap motor, menjelajah angkasa sebagai astronot, dan semua memiliki standar yang sesuai dengan peruntukannya.

Sandang sebagai bukti diri diri?

Namun,dalam proses produksinya, sandang berpotensi menurunkan kualitas alam karena penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari tanah dan udara. Ditemukannya bahan-bahan sandang sintetis yang tak dapat diurai di alam,  berpotensi membahayakan alam di masa mendatang, jika pemakaiannya tidak diiringi dengan pemikiran yang arif terkait alam.

Seringkali seorang membeli produk sandang lantaran dipercaya sedang tren pada jaman tadi, namun segera dibuang saat tren tadi sudah lewat. Padahal, buat membentuk satu bahan sandang tersebut sekian banyak bahan yg berpotensi menghambat alam sudah terbuang, mulai menurut proses pembuatan hingga dengan pemasaran.

Visi Perkumpulan Kail terhadap Sandang

Rumah Kail mengedepankan visi keberlanjutan pada setiap aspek kehidupan. Selain pangan dan papan, sandang yang berkelanjutan adalah harapan utama menurut Rumah Kail.

Kail membangun jaringan sosial menggunakan para teman melalui relawan Kail maupun mitra-mitranya pada mewujudkan visi Kail dalam sandang yang berkelanjutan.

Berdasarkan pengalaman Kail dalam mendorong sandang yg berkelanjutan, maka ide-pandangan baru aktivitas berikut ini akan terus dipraktekkan pada Rumah Kail:

  • Jika ada sandang yang bahannya masih bagus tetapi nir bisa dipakai lagi, bisa didaur ulang buat dijadikan lap tangan, cempal, keset, dan lain sebagainya
  • Kain sisa proses menjahit yg tak terpakai namun masih mengagumkan mampu diubah menggunakan sedikit kreativitas menjadi perca hias, kain epilog meja (taplak), gorden, boneka kain, sampul kitab , hiasan kaleng ,arpillera, dan sebagainya.
  • Apabila terdapat relawan yg mempunyai kecintaan di bidang produksi sandang berkelanjutan maupun pemanfaatan produk pakaian ramah lingkungan yg bisa membuatkan ilmu atau keterampilan, akan diundang buat mengenalkan minat mereka, misalnya proses membatik, proses menenun, proses kerajinan perca, & lain-lainnya.

Salah satu upaya mempromosikan pakaian berkelanjutan merupakan menyelenggarakan bazaar pakaian bekas layak pakai. Upaya ini telah berjalan selama lima tahun, dan selalu dikemas pada perayaan Hari Ulang Tahun KAIL dan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus. Melalui para relawan juga kawan-mitranya, Kail mengumpulkan sebesar-banyaknya sumbangan pakaian bekas yang masih layak pakai, lalu dijual secara murah kepada warga sekitar Rumah Kail maupun para relawan yg hadir buat menyukseskan kegiatan tadi. Tujuan menurut aktivitas ini tentunya adalah buat meneruskan umur pakai dari sandang.

Suasana persiapan bazaar Rumah Kail

Kegiatan bazaar sandang bekas layak gunakan di Rumah Kail

Selain bazaar murah, Kail menyimpan kain perca yang bisa dipakai buat membentuk produk-produk terkait sandang yang diperlukan di Rumah Kail, antara lain buat dijadikan keset, lap, cempal, taplak juga hiasan ruangan.

Kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh Kail dalam pemanfaatan residu-residu perca antara lain mengadakan aktivitas keterampilan bersama bunda-bunda menurut Kampung Cigarugak yaitu menciptakan taplak, cempal dan keset menurut kain perca. Melalui aktivitas ini, masyarakat lebih kurang mendapatkan keterampilan baru, dan pula mengusut prinsip pakaian berkelanjutan melalui aktivitas daur ulang bahan, yaitu kain perca.

Selain itu, Kail mengadakan kegiatan memasak perca yang dianggap dengan seni arpillera. Seni arpillera ini, selain mengusung prinsip sandang berkelanjutan, pula merupakan media penyembuhan batin menurut stress berat. Bila ditengok ke belakang, dalam awal mulanya, arpillera adalah bentuk protes para mak terhadap kediktatoran Jendral Auguste Pinochet menurut Chile yg mengakibatkan puluhan ribu orang terbunuh atau hilang lantaran penculikan. Para mak di Chile berkumpul buat menyatakan duka & perlawanan mereka dengan menciptakan arpillera. Gambar-gambar yang ada dari arpillera tersebut merupakan perwujudan perlawanan mereka terhadap kediktatoran pemerintah di masa itu.

Contoh karya arpillera pada Rumah Kail

Arpillera menjadi penyemarak dinding Rumah Kail

Artikel mengenai seni arpillera ini jua bisa dibaca pada link ini dia (https://proaktif-online.Blogspot.Com/search?Q=arpillera). Selain menjadi bentuk protes damai, seni arpillera adalah wahana penyaluran perasaan, penenangan batin dan proses pengabadian sebuah peristiwa.

Demikian seluk beluk pemanfaatan pakaian berkelanjutan di KAIL. Kami berharap agar manfaat & pandangan baru berdasarkan aktivitas yang kami laksanakan dapat juga menginspirasi rakyat kurang lebih juga para agen perubahan pada luar sana.

Cloud Hosting Indonesia