Tampilkan postingan dengan label Adeline MT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Adeline MT. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 Agustus 2020

[MASALAH KITA] BEKERJA DENGAN KEYAKINAN

Motivasi orang buat bekerja tentu majemuk. Ada yg bekerja buat sesuap nasi, terdapat yg buat segenggam berlian, ada yg untuk idealisme ('panggilan' entah kemanusiaan entah religius). Kita sendiri mungkin bekerja buat & dengan alasan yg merupakan kombinasi berdasarkan berbagai faktor. Semua sungguh absah-absah saja.

Siang tersebut beberapa sahabat ngobrol-ngobrol mengenai kerja, profesionalisme, idealisme dan realita. Perdebatannya, jika kita bekerja profesional buat tujuan sosial (baca: buat NGO) apa oke saja kalau nir dihargai & tidak dibayar (diberi thank you pun nir!)? Atas nama sosial dan 'panggilan', apakah oke sebuah LSM akbar nir menggaji layak (jauh dibawah UMR) staf atau volunteernya? Apalagi banyak LSM yg berteriak-teriak soal HAM, hak buruh, hak sosial ekonomi pada luar akan tetapi terhadap staf atau orang-orang yg membantu mangkat -matian malah memberi janji bukan bukti. (Contoh konkret poly! Ini sdh pendapat generik di publik non LSM).


Ada teman yg mencoba membela image LSM dengan menjatuhkan perusahaan (corporate). Seraya mengkerutkan kening, beliau mencela sebuah konsultan public relation yang, 'mau-maunya kerja menciptakan publikasi buat konglomerat & pejabat?!' saat perdebatan memanas, saya hanya bisa amanah dengan apa yang saya pikir dan rasakan, 'Lu boleh makan itu idealisme, tapi kalo kepepet nggak bisa bayar uang sekolah anak, gue nggak akan membuat malu jadi standguide lagi, pake rok mini senyum sana-sini dapat 200-300ribu rupiah satu shift! Masa bodo LSM, sama kaya VOC: kerja paksa tanpa bayar!'


Kami pulang dengan tertawa-tawa (maklum, baru kumpul-kumpul menggunakan sahabat usang). Tetapi ada penasaran tersisa untuk aku . Tak adakah pekerjaan yg mendamaikan keduanya: idealisme dan kebutuhan kesejahteraan keluarga? Masa kita harus memaksakan anggaran tidak boleh berkeluarga agar sanggup melayani sesama 24 jam tanpa bayaran?


Pikir punya pikir, apa pun pilihan kita, yang krusial sinkron hati (atau sinkron tujuan kita diciptakan ha..Ha..Ha..). Yang juga penting, kita yakin akan apa yg kita kerjakan. Kalau honor tinggi akan tetapi kita gak yakin 'produk jualan' kita...? Atau sebaliknya kita percaya kecap kita nomor satu akan tetapi disuruh kerja rodi, kerja seberat direktur akan tetapi gaji dibawah office boy? Beratlah...


Tiba-tiba saya teringat Eddie Rickenbacker, mantan penerbang Perang Dunia I, pendiri dan CEO Eastern Airlines (Amerika). Selain karena 135 kali luput dari maut, ia terkenal karena prinsip-prinsip manajemen bisnis dan personal. Dalam paper berjudul "My constitution", Rickenbacker menulis,
"I will always keep in mind that I am in the greatest business in the world, as well as working for the greatest company in the world, and I can serve humanity more completely in my line of endeavor than in any other."


Nah.... Apakah kita telah seyakin itu menggunakan pekerjaan atau pilihan kita.....?


(Dikutip berdasarkan e-mail yang dikirimkan oleh Adeline MT, 15 Maret 2004)




















Cloud Hosting Indonesia