Jumat, 12 Juni 2020

[RUMAH KAIL] Ayo Minimalkan Sampah! - Belajar dari Cara Penanganan Sampah di Rumah KAIL-

Oleh : Melly Amalia – Koordinator Rumah KAIL

Sampah akan jadi menjijikan dan merusak keindahan bila tidak ditangani secara tepat. Biasanya ini disebabkan karena wadah pembuangannya tercampur antara material organik dan non organik atau tidak disimpan di tempat yang benar. Dalam hierarki penanganan sampah, biasanya kita mengenal istilah 3R (reduce, reuse, recycle). Banyak orang yang masih salah kaprah menerapkan konsep 3R ini dengan‘lompat’ langsung ke tahapan daur ulang (recycle). Padahal, sebaiknya konsep 3R ini dilakukan sesuai urutan prioritas, yaitu :

  1. Reduce - Kurangi sampah dari awal atau dari sumbernya,
  2. Reuse - Bila terpaksa menghasilkan sampah, gunakan kembali barang tersebut sesuai dengan kebutuhan, dan
  3. Recycle – Daur ulang sampah, yaitu mengubah sampah yang dihasilkan menjadi barang baru yang dapat dipergunakan lagi.Jadi perlu diingat bahwa recycle merupakan tahap terakhir dalam menangani sampah.
Dalam setiap kegiatan KAIL, Rumah KAIL berusaha memutar aliran material atau meminimalkan material yang dihasilkan. Mulai dari proses pembelian bahan baku, penyajian/kemasannya sampai ke pengolahannya. Meskipun KAIL bukanlah lembaga yang khusus bergerak di bidang lingkungan hidup, penanganan sampah merupakan bentuk kepedulian KAIL untuk berkontribusi dalam usaha pengurangan sampah di bumi serta kampanye hidup berkelanjutan.

Dari hasil identifikasi, sumber sampah dari Rumah KAIL berasal dari aktivitas dapur sehari-hari, konsumsi rapat, serta konsumsi kegiatan Program KAIL. KAIL mencoba menerapkan prinsip penanganan sampah yang pertama yaitu reduce untuk meminimalkan sampah yang dihasilkan.

Sebagai model, hal-hal yg umumnya kami lakukan adalah: kami mengingatkan sesama staf KAIL serta menyampaikan kepada peserta aktivitas dan tamu yg tiba ke Rumah KAIL buat tidak membawa kuliner/minuman yang menghasilkan sampah. Jika membeli barang atau makanan buat kegiatan KAIL, kami membawa wadah sendiri (misalnya misting, rantang, botol minum) dan tas kain. Saat memesan makanan pada warung, wadah kuliner/ rantang kami titipkan dalam penjual kuliner di warung beberapa ketika sebelumnya, sehingga makanan yg dipesan tidak dibungkus memakai kemasan kertas,plastik atau kresek. Ketika membeli kuliner, kami memilih membeli kuliner yang tidak berkemasan, kecuali bila berkemasan daun.

Dalam penyajian konsumsi pada Rumah KAIL, anda tidak akan menemukan air minum dalam kemasan gelas atau botol plastik. Kami menyajikan minuman yang kami masak berdasarkan air segar pegunungan dengan gelas/ cangkir.

Penyajian kuliner dan minuman pada setiap aktivitas di Rumah KAIL

- Mengurangi pemakaian alat dan bahan yang menghasilkan sampahBila dengan terpaksa tetap ada sampah yang dihasilkan, maka barang/sampah tersebut tidak langsung kami buang ke tempat sampah, tetapi akan disimpan dan digunakan kembali (reuse) bila sewaktu-waktu diperlukan. Tentu tujuannya untuk memperpanjang umur barang tersebut. Atau kami kumpulkan dan pisahkan material yang masih berfungsi atau bernilai ekonomi, misalnya tas kresek, dus kertas bekas makanan dan kemasan gula kiloan, untuk kemudian diberikan kepada pemulung.

Upaya untuk mengurangi & menggunakan balik sebagai prioritas utama dalam menangani sampah pada Rumah KAIL. Untuk jenis sampah residu atau yg tidak bisa dimanfaatkan sama sekali, misalnya baterai, kami sebaiknya semaksimal mungkin buat dikurangi atau diminimalkan pemakaiannya. Untuk material sampah organik, Rumah KAIL menerapkan beberapa alternatif pengolahan material organik, yaitu:

  1. Biodigester, yaitu suatu wadah atau bangunan penampung materi organik yang proses penguraiannya dibantu oleh bakteri metanogen untuk menghasilkan gas campuran (metan, karbondioksida dan gas lainnya), yang disebut biogas. Materi sampah organik untuk biodigester biasanya berasal dari sisa makanan dan sayuran, kotoran hewan, kotoran manusia dan materi organik lainnya. Di Rumah KAIL, biodigester berasal dari sisa makanan dan dari pembuangan urine atau tinja di kamar mandi. Biodigester ini dipasang di bawah tanah dan dari hasil pemrosesannya mengeluarkan gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar kompor biodigester.
  2. Pengomposan dengan menggunakan keranjang Takakura serta menara cacing. Keranjang Takakura adalah salah satu metode pengomposan materi organik skala rumah tangga. Sedangkan menara cacing dibuat di kebun, di antara bed (tempat tumbuh tanaman yang dirancang secara khusus untuk) tanaman. Semakin banyak sisa makanan yang dibuang ke menara cacing, maka semakin banyak cacing yang datang dan mendapatkan makanan. Kehadiran cacing-cacing akan membantu tanah di sekitarnya menjadi lebih subur.
Sejak bulan November 2015, Rumah KAIL diramaikan oleh sekawanan hewan ternak bebek. Hebatnya, bebek-bebek ini juga membantu kami mengolah material organik. Caranya, dengan memakan segala jenis material organik yang berasal dari dapur. Sisa makanan, batang sayuran, semua akan ditelan bebek dengan lahap.Untuk material organik yang ukurannya besar, material organik dicacah dulu sehingga memudahkan bebek-bebek menelan makanannya.

Berbagai metode pengolahan materi organik pada Rumah KAIL (dimulai dari kiri atas searah jarum jam):

(1) menara cacing dalam bed; (2) menara cacing pada luar bed; (tiga) keranjang takakura;

(4) kompor biogas; (5) sangkar bebekDemikianlah ulasan mengenai pengolahan sampah di Rumah KAIL.Semoga ulasan ini menambah wawasan Anda mengenai pengolahan sampah yang bisa dilakukan pada skala rumah tangga.Kalau Anda bertandang ke Rumah KAIL, ingatlah buat tidak membawa kuliner atau minuman bungkus yg menghasilkan sampah. Ditunggu, ya, kedatangannya pada Rumah KAIL :)

*****

Cloud Hosting Indonesia