SEJARAH DESAIN INTERIOR INDUSTRIAL STYLE
Sejarah Desain Interior Industiral Style
Sejarah desain interior pada industrial style dari material lantai, dinding,
Sejarah Desain Interior Industiral Style
1. INDUSTRIAL STYLE Bella Erika (1603144059) Thalia Sabrina A (1603144163)
2. Pengertian Konsep Industrial Gaya desain interior industri (Bahasa inggris: Industrial design) merupakan seni terapan di mana keindahan dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain interior industri membuat ciptaan mengenai bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis & rona, atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis, bisa digunakan buat membentuk produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.
3. SEJARAH Pada tahun 1950an Gaya arsitektur industrial awalnya merambah desain interior & arsitektur Eropa lantaran banyaknya bangunan bekas pabrik yang tidak lagi digunakan. Agar nir terbengkalai, maka dilakukan penyesuaian supaya gedung-gedung ini mampu dijadikan hunian yang layak dan nyaman. Akan namun, walaupun dilakukan beberapa penyesuaian, karakter asli bangunan tidak dihilangkan.
4. TOKOH Nama Bangunan : Loft Minacciolo Arsitek/Designer : Silvio Stefani
lima. Nama Bangunan : Midlife Crisis Loft Arsitek / designer : Lev Lugovskoy
6. 780 Brewster by Lemay Associ?S
7. Ciri-karakteristik Konsep Industrial Desain interior berkonsep industrial ini mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu beberapa material yang cenderung kasar misalnya logam & baja balok lantai sengaja diekspos untuk menerangkan karakternya & lebih menampilkan perbedaan makna yg berkaitan dengan dunia industri. Gaya ini umumnya dirancang fungsional menggunakan latar belakang teknik yg bertenaga dan desain interior gaya industrial ini pula berkutat dalam pemilihan material yang tampak apa adanya misalnya dinding batu bata ekspos, lantai beton, material yang terdapat difinishing dengan menonjolkan bentuk dan tekstur alaminya. Berikut ini adalah ciri-ciri konsep melalui elemen pembentuk ruang & funiturenya.
8. ? Elemen Atas : pada konsep ini umumnya tidak memakai plafond sebagai elemen atasnya, melainkan menggunakan atap ekspose
9. ? Elemen Samping: Pada elemen samping interior, material yg pada pakai tampak apa adanya seperti batu bata ekspose, tembok acian, dll. Contohnya seperti gambar berikut:
10. ? Elemen Dasar: Pada elemen dasar interior, material yang di pakai adalah lantai parket, atau lantai acian. Tidak memakai lantai keramik atau lantai granit sekalipun. Contohnya misalnya gambar berikut:
11. ? Furniture: Furniture pada ruangan cenderung tanpa finishing cat, melainkan lebih mengambarkan rona aslinya. Contohnya misalnya: 1. Furniture yang berbahan kayu umumnya tidak pada cat, melainkan hanya pada politur sebagai tindakan buat mengantisipai gangguan rayap, 2. Furniture berbahan besi/aluminium/stainless pun tidak di cat sama sekali, melainkan di abaikan terdapat adanya misalnya layaknya aslinya material tersebut. Terkadang pula menggunakan furniture yang bahannya bersal dari benda yg di siklus ulang. Contohnya seperti gambar berikut:
12. WARNA INDUSTRIAL STYLE Gaya industrial umumnya menggunakan warna-rona monokromatik atau natural.
13. PENCAHAYAAN Lampu yg dipakai umumnya berkesan industrial, mulai berdasarkan neon hingga lampu gantung yang sering digunakan buat pabrik. Lampu gantung yang dicat dengan rona porselen atau yg menggunakan epilog alumunium menjadi karakteristik khas lampu menurut pabrik-pabrik tua.
14. ORNAMEN Bentuk ornamen atau pola yg ada pada desain industrialis nir jauh berbeda dengan yg diterapkan dalam desain modern dan minimalis, yaitu garis-garis tegas & tegak lurus. Pola ini membuat desain industrialis permanen terlihat terkini walaupun tak jarang menggunakan material yg natural dan terkesan tua.
15. KESIMPULAN Industrial style timbul pada tahun 1950an dan sangat popular pada masa nya. Meskipun industrial style sempat mengalami penurunan namun industial style kembali populer pada tahun 2000an Industrial style memiliki karakteristik spesial tersendiri seperti material bangunan yg diekspose, furniture tanpa finishing sehingga biaya yg digunakan lebih terjangkau.
16. REFERENSI ?