Oleh: David Ardes Setiady
Sepotong Realitas Kesehatan Mental Dunia
Sumber : www.dreamstime.com |
Umumnya, waktu krisis ekonomi terjadi, tingkat depresi & bunuh diri cenderung naik, misalnya yg juga terjadi pada Indonesia menjadi galat satu negara yang terkena pengaruh krisis ekonomi. Di sisi lain, persepsi rakyat tentang kebutuhan mengalami peningkatan, di mana kebutuhan utama tidak lagi sebatas pangan-sandang-papan saja, namun merambah dalam gadget (produk teknologi) yg sebetulnya berada dalam lapis ke 2 (sekunder) ataupun ketiga (tersier). Kemudian, peristiwa politik dan aturan yg disiarkan melalui media publik (televisi, koran, radio, internet, dll) turut menciptakan semacam pesimisme komunal mengenai asa akan peningkatan kesejahteraan. Belum ditambah aspek pendidikan yg masih pada termin reformasi (pembenahan) pada tingkat masyarakat, bahwa pendidikan yg harusnya lebih diutamakan berbasis pada nilai-nilai kehidupan dan moral, bukan pada teknis kompetensi yang sejauh ini belum terbukti berkontribusi positif bagi perkembangan mental anak-anak masa kini .
Kondisi-kondisi pada atas sudah menaikkan potensi terjadinya penyakit mental misalnya depresi, kecemasan, skizofrenia, penggunaan narkoba, anti-sosial, bunuh diri. Secara generik, konflik kesehatan mental dunia adalah jumlah energi medis buat menangani penyakit mental tadi belum mencapai proporsi yg berimbang, di mana hanya ada satu % tenaga kesehatan dunia yg menangani penyakit mental. Untuk negara-negara berkembang, hanya terdapat 1 psikiater per 100.000 orang, sementara dalam negara-negara maju, ada 1 psikiater buat dua.000 orang (bds jurnal Mental Health Atlas WHO 2014).
WHO sebagai badan dunia yang menangani masalah kesehatan menciptakan sebuah Action Plan 2013 ? 2020 buat kesehatan mental global, pada mana organisasi tadi mencanangkan beberapa goal berskala dunia buat menaruh ruang bagi semua insan buat mempunyai kesehatan mental yang baik. Sehat mental mengartikan seseorang mampu menyadari potensinya, bisa menangani stres dalam hidup, bekerja menggunakan produktif, & berkontribusi terhadap komunitas mereka (Margareth Chan, Dirjen WHO). Ada 4 sasaran yg ditetapkan oleh WHO, yakni :
- Kepemimpinan dan pemerintahan yang efektif untuk kesehatan mental,
- Undang-undang untuk kesehatan mental yang terintegrasi, komprehensif dan jaminan pelayanan sosial yang berbasis komunitas,
- Strategi implementasi untuk promosi dan pencegahan,
- Penguatan sistem informasi, penelitian, dan bukti.
Sumber : deliveringhappiness.Com |
Melihat minimnya energi kesehatan jiwa yg ada di dunia, apalagi pada Indonesia, menggunakan penduduk kurang lebih 250 juta jiwa baru mempunyai sekitar 451 psikolog klinis (0,15 per 100.000 penduduk), 773 psikiater (0,32 per 100.000 penduduk), & perawat jiwa 6.500 orang (2 per 100.000 penduduk) dari data bulan Februari yg dipaparkan sang Dr Eka Viora SpKJ, Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI, Selasa (10/2) pada lokakarya Penguatan Peran dan Kurikulum Psikolog pada University Center UGM.
Untuk menanggulangi dan mengantisipasi kesehatan mental rakyat, usulan kebijakan yg dibentuk oleh WHO mungkin telah meliputi arah yg perlu buat dilakukan oleh pemerintah, sejalan menggunakan target yg dicanangkan pada rencana aksi tersebut. Di antaranya:
a. Penguatan kepemimpinan dan pemerintahan yg efektif untuk kesehatan mental
Penguatan kepemimpinan mengarah pada upaya melibatkan banyak sekali pemangku kepentingan (?) (stakeholder) dalam menyusun kebijakan sistem pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya merangkul organisasi non pemerintah (non-governmental organization) dan gerombolan -grup warga , terutama gerombolan rakyat yg memiliki gangguan mental.
B. Menyediakan kesehatan mental yang terintegrasi, komprehensif dan agunan pelayanan sosial yang berbasis komunitas
Akses terhadap pelayanan kesehatan sebagai langkah kebijakan berikutnya, pada mana galat satu sarana yg telah diidentifikasi adalah mengembangkan pelayanan kesehatan & sosial yang berbasis komunitas, serta diintegrasikan menggunakan rumah sakit umum. Perawatan kesehatan mental pula diharapkan mencakup perawatan kesehatan fisik karena keterkaitan faktor risiko kesehatan yang nir selalu pribadi diketahui.
C. Mengimplementasikan strategi implementasi buat promosi dan pencegahan
Promosi dilakukan dalam bentuk penyuluhan kesehatan mental kepada semua rakyat warga bertujuan untuk memberikan akses sebesar-besarnya & seluas-luasnya. Selain itu, penyuluhan memiliki tujuan yang lebih akbar, yakni pencegahan. Pencegahan terhadap gangguan mental mungkin perlu serius dalam kebijakan yang antidiskriminasi & penyuluhan buat memperbaiki stigma dan pelanggaran hak asasi yg berkaitan dengan gangguan mental. Selain itu, pencegahan bunuh diri pula wajib termasuk ke pada prioritas, melihat terjadinya peningkatan tren bunuh diri di kebanyakan negara. Kecenderungan bunuh diri dikaitkan menggunakan lemahnya sistem pengawasan, keliru kaprah antara bunuh diri menggunakan kecelakaan yang mematikan, serta kesamaan kriminalisasi pada beberapa negara.
D. Penguatan sistem berita, penelitian, & bukti buat kesehatan
Kecenderungan penelitian lebih banyak dilakukan sang negara-negara yg memiliki pendapatan tinggi dan hal ini ditinjau perlu dikoreksi supaya negara-negara berkembang bisa menyusun strategi pada menanggapi kebutuhan dan prioritas kesehatan mental. Dalam kerangka dunia, negara-negara pada global harus membuatkan sistem fakta yang mudah diakses sang siapa pun, terutama buat mendistribusikan data ataupun output penelitian ke poly orang. Dengan sistem liputan yg baik, penelitian bisa dilakukan dengan lebih baik karena melibatkan lebih banyak responden. Untuk itu, data-data hasil penelitian perlu dipilah-pilah dari jenis kelamin dan usia dan jua ke dalam kategori-kategori yang mencerminkan majemuk kebutuhan di subpopulasi, termasuk kebutuhan individual.
Dengan 4 usulan kebijakan yg tertuang pada planning aksi WHO, bisa ditarik kontekstualitasnya terhadap situasi masing-masing negara pada menyikapi duduk perkara kesehatan mental yg ada.
Referensi literatur :
- The Mental Health Action Plan?S 2013 ? 2020, World Health Organization (2013)
- https://ugm.Ac.Id/id/liputan/9715-minim.Psikolog.Ribuan.Penderita.Gangguan.Jiwa.Belum.Tertangani