Rabu, 17 Juni 2020

[OPINI] Visi Keluarga Transformatif - Visi yang Berpihak Pada Masyarakat

Oleh: Navita K. Astuti



Diskusi Keluarga
Sebuah keluarga terbentuk atas dasar ikatan dan komitmen bersama antara suami dan istri. Ikatan tersebut dilandasi oleh perasaan saling mengasihi, komitmen bersama untuk membentuk sebuah keluarga, serta memiliki tujuan bersama yang hendak dicapai oleh pasangan tersebut. Seringkali, komponen yang terakhir disebutkan jarang dibahas oleh pasangan suami istri yang saling mengikat diri dalam ikatan pernikahan. Kebanyakan, pernikahan  diartikan semata-mata sebagai takdir hidup semata, hanya agar masyarakat menilai bahwa dirinya berada pada status aman dan dapat diterima oleh masyarakat.



Sebagaimana layaknya sebuah pesawat yg hendak tanggal landas, pada sebuah pernikahan diperlukan arah yang hendak dituju beserta oleh pasangan suami istri. Mau ke mana arah keluarga kami? Akan menjadi seperti apa keluarga yg akan kami bentuk? Begitulah kira-kira pertanyaan yg perlu dijawab sebelum pasangan suami istri menciptakan keluarga.


Keluarga & Tantangan Jaman
Akhir-akhir ini, begitu sering kita menemui famili yg retak oleh beberapa karena. Pertengkaran yang berlarut-larut, sulitnya menemukan istilah rujuk, ketidakcocokan pada antara suami dan istri. Saling nir tahu asa satu sama lain. Merasa paling sahih sendiri. Semua itu berujung pada perpisahan dan perceraian.


Tuntutan hayati tinggi menciptakan setiap anggota keluarga mengejar materi. Anak-anak lebih tak jarang diasuh sang asisten tempat tinggal tangga, lantaran orang tua sibuk memenuhi kebutuhan materiil. Kedua orang tua sporadis berkumpul beserta dengan anak-anak mereka . Tujuan awal pembentukan famili menjadi terlupakan karena kesibukan masing-masing anggotanya.


Perkembangan teknologi menyebabkan kurangnya sentuhan fisik yg sesungguhnya diperlukan oleh seseorang anak atau anggota famili. Teknologi internet, personal komputer kecil & ringan yg mudah dibawa ke mana-mana, sampai tablet yang hanya segenggaman tangan, menciptakan orang-orang terlena menggunakan hiburan juga pelaksanaan online yang disajikan. Dengan fasilitas tadi, orang-orang mengabaikan pentingnya kebersamaan secara fisik. Dengan kecanggihan teknologi seperti itu, orang jua dapat semakin larut pada pekerjaan. Mereka lupa dalam orang-orang pada sekitarnya. Esensi penting dalam keluarga buat saling mengisi, mendukung dan membicarakan visi bersama menjadi terkesampingkan.



Membaca Bersama Keluarga
Ketika visi dan tujuan bersama yang menjadi pengikat kebersamaan dalam keluarga pudar, maka lahirlah ketidakcocokan, pertentangan, perselisihan antar anggota keluarga. Ada beberapa keluarga berujung pada perpisahan. Namun, keluarga lainnya ada pula yang mampu bertahan, memperbaiki diri, membina visi mereka kembali.


Sebuah Visi yg Transformatif bagi Keluarga dan Masyarakat
Visi bersama merupakan kondisi krusial keutuhan tempat tinggal tangga. Tak hanya itu, waktu sebuah visi beserta pada sebuah famili bisa dipelihara & dikomunikasikan pada antara setiap anggotanya, maka keluarga tersebut bisa memaknai maksud dan tujuan kebersamaan mereka dan dengan demikian, membuat hidup setiapanggota keluarga sebagai lebih berarti.


Sebagai bagian menurut warga , sebuah famili yg bisa menempatkan visi beserta mereka bagi kemajuan & kesejahteraan warga pada sekitar mereka adalah famili yang memiliki visi transformatif.


Visi bersama yg transformatif memampukan sebuah keluarga melihat posisi mereka pada tengah masyarakat. Visi tersebut menciptakan famili sanggup mendorong setiap anggotanya buat turut merogoh peran pada dalam masyarakat secara nyata sesuai bakat dan panggilan hayati mereka masing-masing.


Sepasang suami istri, Febry & Nat, keduanya mantan aktivis GMKI, menghidupi visi famili mereka : menyebarkan karunia dan bakat hadiah Sang Pencipta buat memuliakan Sang Pencipta menggunakan melayani sesama insan, tanpa membedakan latar belakang suku, kepercayaan , maupun ras.


Dalam keseharian, & pada disparitas karakter antara Febry yg cenderung cepat dalam merogoh keputusan & Nat yang penuh pertimbangan dan sangat hati-hati dalam menetapkan, mereka menjalani visi bersama tadi.


Visi tersebut mereka tanamkan pula pada buah hati mereka, Putra. Kepedulian Febry dan Nat terhadap masyarakat tercermin pada cara mereka mendidik Putra. Febry sebagai ayah berperan menumbuhkan karakter kepemimpinan pada diri Putra, sedangkan Nat sebagai ibu mendidik Putra dengan kelemahlembutan dan kepedulian kepada sesama dan lingkungan hidup. Visi yang mereka hidupi sederhana, namun transformatif sifatnya. Visi tersebut mampu keluar dari ruang kenyamanan pribadi dan mau peduli pada masyarakat maupun lingkungan hidup di sekitarnya.


Sepasang suami istri lainnya, Dien Fakhri Iqbal dan Permata Andhika adalah contoh keluarga yang memiliki visi transformatif. Mereka dipertemukan dalam visi keberpihakan bagi masyarakat korban bencana serta memiliki minat yang sama tentang terapi trauma dengan body movement. Atas dasar kesamaan visi tersebut, mereka bersepakat untuk menjalani hidup sebagai sebuah keluarga. Setelah keluarga mereka terbentuk, keberpihakan mereka bagi masyarakat korban bencana tetap terpelihara. Iqbal dan Mata (panggilan akrab mereka) saling dukung dalam aktualisasi diri masing-masing.


Tidak banyak keluarga memiliki visi transformatif misalnya yg dipegang oleh keluarga Febry-Nat juga Iqbal-Mata. Beberapa keluarga lain, mungkin terdiri menurut pasangan yg visinya bertolak belakang sebelum akhirnya mereka dipersatukan pada dalam mahligai perkawinan. Apakah yg terjadi pada visi mereka sebelumnya? Bisa jadi visi eksklusif berubah seiring perkembangan yg dialami dalam keluarga mereka. Namun, sejauh itu disepakati, dinikmati & mendukung aktualisasi diri setiap anggota famili, tetaplah merupakan visi beserta yg menguatkan sebuah famili.


Tantangan & Solusi
Visi transformatif lahir dari proses keberpihakan & keprihatinan keluarga akan rakyat pada lebih kurang mereka. Visi seperti ini tidak sporadis menerima tantangan berdasarkan aneka macam pihak, terutama pada jaman yg semakin menjunjung individualisme misalnya ketika ini. Visi transformatif cenderung menerima cemoohan, ejekan & pertentangan. Tak jarang jua timbul perilaku skeptis akan upaya yang diperjuangkan dalam visi transformatif tadi.


Hal ini dialami sang pasangan Iqbal dan Mata, yang mendapat ujian justru berdasarkan famili akbar mereka berdua. Namun, karena visi tadi lahir berdasarkan bunyi hati mereka yang terdalam, semua tantangan itu mereka hadapi dengan ketua dingin. Iqbal & Mata berupaya memberitahuakn pada famili besar bahwa mereka konsisten pada perjuangan yg mereka lakukan.Perlahan tetapi niscaya, famili besar menerima apa yang mereka perjuangkan.


Tantangan lainnya dapat muncul dari anggota keluarga inti itu sendiri, seperti yang dialami oleh Febry dan Nat.  Banyak faktor yang menjadi penyebab, antara lain latar belakang keluarga, perbedaan sifat hingga ego pribadi yang cukup kuat terbentuk sejak kecil. Juga, karena sudah membuka diri terhadap masyarakat sekitar, keluarga Nat dan Febry dituntut pula untuk banyak mendengar dan memahami permasalahan orang lain maupun masyarakat di sekitar. Dalam hal ini, dibutuhkan kesabaran dan pemahaman yang lebih terhadap orang lain, agar tidak tergesa-gesa menilai situasi maupun mengambil tindakan.


Oleh karenanya, visi transformatif perlu buat direfleksikan secara beserta-sama. Kualitas komunikasi perlu ditingkatkan buat merefleksikan capaian apa saja yang telah dihasilkan sang famili tadi. Penting jua buat melakukan apreasiasi satu sama lain atas apa yang telah dilakukan. Segenap anggota famili perlu mempunyai rasa syukur atas setiap langkah kecil yang sudah dicapai.


Merupakan tantangan bagi setiap pasangan buat mewujudkan sebuah famili yang dapat saling mengisi satu sama lain. Lantaran dalam dasarnya suami dan istri adalah sepasang pribadi menggunakan perbedaan sifat & karakter serta memiliki ego pribadi. Tetapi, diperlukan keyakinan kuat bahwa tenaga positif akan terbentuk dari peleburan ke 2 sifat & visi yg berbeda. Ini adalah kapital utama berdasarkan sebuah famili buat maju mewujudkan visi transformatif. Pada titik ini, setiap anggota keluarga akan saling mendukung ekspresi setiap anggotanya. Tentunya, aktualisasi diri yg dimaksud merupakan aktualisasi yang tidak hanya mementingkan diri sendiri. Aktualisasi diri yg dimaksud adalah ekspresi yang bermanfaat bagi masyarakat. Itulah visi transformatif di dalam famili.


 ***





























































Cloud Hosting Indonesia