Gambar diambil menurut http://www.Kesehatanmasyarakat.Berita/?P=338
Sekarang ini tentu kita sudah nir asing lagi dengan produk asuransi kesehatan. Berbagai perusahaan premi memperlihatkan produk premi kesehatan dengan macam-macam fitur yg pada pada dasarnya memberikan kemudahan dan jaminan saat mengakses layanan kesehatan. Mengapa iuran pertanggungan kesehatan tersebar? Dan apa itu iuran pertanggungan kesehatan?
Asuransi kesehatan muncul ketika biaya kesehatan menjadi mahal. Membengkaknya biaya kesehatan menjadi momok yang mengerikan bagi siapapun. Maksud hati berobat untuk sembuh, namun ketika mendapati biaya berobat melebihi kemampuan untuk membayar, maka penyakit lain malah bertambah. Dunia kesehatan Indonesia, beberapa waktu terakhir ini, menampilkan kasus-kasus yang menyedihkan. Salah satunya adalah peristiwa dibuangnya pasien miskin di RSUD Lampung, alasan yang diketahui adalah pasien tersebut tidak mampu membayar biaya pengobatan yang diterimanya. Mundur ke tahun 2012, seorang pemulung harus merelakan putrinya terkena muntaber hingga menghembuskan nafas terakhirnya, alasannya tidak mampu membayar biaya pengobatan ke puskesmas. Kedua cerita itu hanya sepotong kecil dari situasi dunia kesehatan yang kadang begitu kejam membiarkan nyawa manusia melayang karena tidak mampu membayar. Atas dasar hal itulah, asuransi kesehatan makin menancapkan kehadirannya di tengah masyarakat.
Asuransi kesehatan pada dasarnya seperti produk asuransi lainnya, yakni memberikan jaminan perlindungan dalam dunia kesehatan. Artinya bilamana terjadi sesuatu secara tidak terduga pada kesehatan kita, asuransi akan menggantikan biaya kesehatan yang dikeluarkan akibat penyakit yang diderita. Biaya yang digantikan ini tidak berlaku sama untuk semua produk asuransi kesehatan, melainkan tergantung jenis dan kebijakan dari perusahaan penyedianya. Ada yang menawarkan penggantian secara penuh, ada yang memasang batas maksimal penggantian sehingga apabila biaya yang dikeluarkan melebihi batas, pasien pengguna asuransi kesehatan harus mengeluarkan biaya sisanya.
Umumnya, untuk asuransi kesehatan, perusahaan-perusahaan penyedia asuransi kesehatan bekerja sama dengan pihak rumah sakit. Hal ini berhubungan dengan pengaturan pembiayaan bagi pemegang polis asuransi kesehatan, karena bila tidak ada kerjasama, beberapa rumah sakit akan mengharuskan pasien untuk membayar biaya pengobatan atau bahkan menolak pasien tersebut. Sementara dari pihak perusahaan asuransi, cenderung mengarahkan pemegang polis untuk berobat ke rumah sakit yang sudah memiliki jaringan dengan mereka. Hal ini kadang menyulitkan pemegang polis terutama terkait dengan lokasi rumah sakit yang dimaksud.
Penulis pernah melihat pengalaman seorang teman menurut Swedia yg kebetulan mampir ke Indonesia. Teman tersebut mengalami semacam masuk angin, tetapi karena tidak biasa mengalaminya, dia masuk tempat tinggal sakit buat mencari memahami apa yg terjadi padanya. Sebelum masuk ke tempat tinggal sakit, beliau harus memastikan bahwa tempat tinggal sakit yg akan dikunjungi masuk pada kategori tempat tinggal sakit yang akan ditanggung sang iuran pertanggungan yg diikutinya. Setelah mendapatkan kepastian, barulah dia berobat di rumah sakit itu.
![]() |
Gambar diambil dari http://www.asuransi-kesehatan.org/wp-content/uploads/2010/12/asuransi-kesehatan-terbaik.jpg |
Asuransi kesehatan, dalam sistem yang berlaku sekarang ini, menaruh keringanan pada biaya pengobatan, terlebih jika kita diharuskan untuk melakukan operasi. Namun pada prakteknya, perusahaan asuransi selalu mensyaratkan hal ini dia buat menjadi pemegang polis :
- Riwayat penyakit yang diderita; semakin panjang daftar penyakit yang pernah kita derita, semakin kecil kemungkinan kita dapat menjadi pemegang polis asuransi.
- Penghasilan; ini bukan syarat yang diajukan oleh asuransi secara tertulis, namun dari kewajiban menyetor sejumlah uang untuk membeli polis asuransi, maka penghasilan adalah syarat yang penting.
Selain kondisi yang telah disebutkan pada atas, perusahaan premi juga melihat faktor usia yg akan menghipnotis besarnya polis yang harus dibayarkan. Logika yang mendasari merupakan semakin tua usia seseorang, mereka dicermati memiliki kerentanan terhadap penyakit sebagai akibatnya kemungkinan besar akan tertimpa resiko terhadap penyakit. Dengan kondisi demikian, perusahaan iuran pertanggungan akan mengeluarkan uang relatif banyak buat menjamin resiko yang ditanggung oleh pemegang polis. Maka kompromi yg dilakukan merupakan menggunakan meningkatkan harga polis.
Kecenderungan generik yg terjadi adalah perusahaan asuransi selalu memberikan produk asuransi kesehatan pada orang-orang yg sehat. Hal ini dikarenakan perusahaan iuran pertanggungan ingin orang menyimpan uang pada bentuk polis & pada jangka waktu yang cukup panjang tidak menggunakannya. Semakin sporadis seorang pemegang polis sakit pada rentang pelunasan polisnya, maka uang yang ditanamkan akan cukup besar buat diputar ke dalam usaha yg lain. Sementara sebaliknya, apabila seorang pemegang polis beberapa kali sakit atau mengalami sakit yg parah, maka perusahaan asuransi harus mengeluarkan porto yg cukup akbar buat menanggung pengobatannya. Tentu, sebagai sebuah perusahaan pada paradigma bisnis, maka yang diupayakan adalah mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.
Sementara pengelolaan dana asuransi kesehatan dalam dasarnya memakai prinsip subsidi silang. Penjelasannya berikut ini, iuran pertanggungan kesehatan mempunyai rentang ketika pembayaran polis, homogen-rata 10 tahun lamanya. Pemegang polis diwajibkan buat membayar polis asuransi pada kurun waktu tadi setiap bulan. Di sini, tergantung kebijakan perusahaan premi dalam mengaktifkan perlindungannya. Ada yang pribadi mengaktifkan proteksi terhadap pemegang polis, yang merupakan sehabis pemegang polis melakukan pembayaran dalam bulan pertama lalu tertimpa penyakit, maka perusahaan asuransi akan menanggung porto pengobatan sesuai menggunakan konvensi. Ada jua yg mensyaratkan bahwa proteksi hanya terbatas dalam penyakit tertentu, misalnya operasi tidak ditanggung. Hal demikian tergantung pada kebijakan premi & hal itu jua bergantung pada model usaha yg dibangun sang perusahaan bersangkutan.
Bagaimanapun modelnya, secara prinsip, mereka yang tidak pernah sakit akan digunakan dananya untuk menanggung yang sakit. Apabila dananya tidak dipergunakan dalam rentang waktu tertentu, maka dananya akan diputar dalam instrumen keuangan yang lain agar menghasilkan profit bagi perusahaan tersebut. Profit tersebut yang kemudian digunakan untuk membayar ongkos operasional dan menggaji para staf. Dulu, pernah ada kasus yang membuat trauma masyarakat Indonesia di tahun 1990-an, di mana asuransi kesehatan akan hangus bila tidak digunakan. Kebijakan ini dibuat oleh Perusahaan Asuransi Bumiputera. Dampak yang dihasilkan cukup membekas di hati para korban sehingga mereka alergi untuk mendengar kata ‘asuransi’. Persoalannya adalah polis yang dibayarkan tidak dapat dicairkan kembali setelah masa pertanggungan berlalu. Polis yang hangus kemudian menjadi hak perusahaan asuransi.Kondisi ini yang menyebabkan para pemegang polis merasa dirugikan.
Dalam kondisi sekarang, hal tersebut tidak berlaku lagi, yakni ketika polis telah jatuh tempo, dana yang telah dikumpulkan dapat dicairkan kembali. Bahkan beberapa perusahaan memberikan bonus kepada pemegang polis, bila selama masa pertanggungan tidak pernah terjadi kerugian. Kondisi ini mungkin bisa dikatakan sebagai hasil pembelajaran para perusahaan asuransi, atau strategi pemasaran yang dilakukan untuk menarik para nasabah. Jadi, bila kita membeli polis asuransi, maka kita tidak perlu kuatir bahwa polis akan hangus.
Sebagai penutup, iuran pertanggungan kesehatan bagi beberapa orang merupakan pilihan yg paling wajar dalam mengamankan hidup, mempertimbangkan porto kesehatan yang mahal. Di sisi lain, pada sistem keuangan yg berlaku ketika ini pada mana segalanya bertumpu pada uang, maka menekan pengeluaran keuangan pada jangka panjang melalui pembelian polis menjadi sangat masuk akal pula. Tetapi, yang perlu disadari pada membeli asuransi kesehatan merupakan pola hayati kita sendiri. Selama pola hayati yg kita miliki seimbang, antara apa yg kita makan & keluarkan, maka kita tidak perlu kuatir akan menderita sakit parah sehingga nantinya porto pengobatan menjadi mahal. Maka kiranya nir arif apabila kita merogoh keputusan membeli asuransi kesehatan karena kekuatiran belaka. Kita wajib memikirkan dengan akal sehat dan sadar bahwa asuransi kesehatan adalah instrumen pendukung pada kehidupan masa kini buat memudahkan kehidupan keuangan masa sekarang.