Senin, 04 Mei 2020

[EDITORIAL] PRO:AKTIF ONLINE NO. 23/ AGUSTUS 2019

Salam Semangat Kemerdekaan!

Di bulan Agustus, bulan kemerdekaan ini, Proaktif Online balik terbit. Kemerdekaan kali ini diterjemahkan sebagai kemandirian dan kedaulatan diri buat memilih berbagai hal penting dan kebutuhan mendasar dalam kehidupan. ?Mandiri Memilih: Berdaulat buat Memenuhi Kebutuhan Diri? Sebagai tema yg dipilih buat Proaktif Online edisi no.23/2019 kali ini. Bisa menentukan berarti merdeka buat mempertinggi kualitas hidup, meski pilihan yg diambil tidak umum dipilih oleh masyarakat. Peningkatan kualitas hidup berarti tidak hanya memikirkan diri sendiri, namun meningkatnya juga kepedulian pada makhluk lain & keselarasan hayati menggunakan alam semesta. Para aktivis yang sebagai penulis di edisi kali ini menyadari betul akan hal ini.

Pada rubrik MASALAH KITA, Kristien Yuliarti menceritakan kegelisahannya tentang upaya menjaga kebersihan tanpa mencemari lingkungan. Ia yakin, terdapat bahan lokal yang ramah lingkungan yg dapat dipakai menjadi alternatif sabun pabrikan. Berkenalanlah ia menggunakan lerak, berdirilah Omah Hijau menjadi jalan baginya mensosialisasikan lerak. Tetapi demikian, berkiprah sendiri, ternyata tidaklah gampang. Seringkali tanpa teman berakibat perubahan sulit dilakukan. Inilah konflik yg dialami Karina Adistiana, penulis pada artikel kedua dalam rubrik MASALAH KITA. Ternyata kemandirian menentukan tidak dan merta menciptakan perubahan jadi gampang. Psikolog dan aktivis pendidikan ini memaparkan bahwa eksistensi sahabat dalam melakukan perubahan menjadi aspek penting bagi keberhasilan kita pada upaya memperjuangkan kedaulatan pangan dan hayati selaras alam.

Di rubrik PIKIR, ada Mayang Manguri yang mengajak kita berpikir bersama dalam memilih gaya hidup. Apakah memilih gaya hidup yang tren di masyarakat membuat kita menjadi berdaulat? Atau pilihan gaya hidup yang lain dan tidak populer, seperti frugal living membuat kita menjadi lebih sejahtera? Ternyata kemandirian dalam memilih pun ada resikonya. Karena, menjadi mandiri berarti bertanggung jawab dengan pilihan hidup kita. Hal inilah yang disampaikan Any Sulistyowati dalam Rubrik OPINI.

Di rubrik TIPS kali ini, Fitri Kusnadi menyebarkan kiat-kiat berdasarkan pengalamannya ketika menentukan menyelenggarakan pendidikan mandiri bagi keluarganya. Konsekuensi bahwa kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap pendidikan & anak merupakan salah satu tips yg disampaikannya. Sedangkan penulis artikel selanjutnya pada rubrik TIPS, Rensti Raharti, memaparkan cara-cara menjalankan gaya hidup minim sampah yg sederhana dan dapat dimulai menurut tempat tinggal , sekaligus memberi contoh gaya hidup ini kepada anak, agar kemandirian & kedaulatan hayati bisa dilanjutkan dalam generasi selanjutnya.

Siapa yang tak kenal SHINE?  Platform pendidikan informal yang memberdayakan masyarakat dengan pelatihan-pelatihan terutama produk sehari-hari yang selama ini menimbulkan ketergantungan masyarakat pada produk berkemasan. Dalam rubrik PROFIL, Kandi Sekarwulan mengangkat sepak terjang Ines Setiawan, pendiri dan penggerak SHINE. Kita tentu dapat belajar dan menerima inspirasi dari Ines tentang bagaimana ia bisa sampai kepada pemikiran dan lakunya untuk menjadikan sebanyak mungkin orang berdaulat atas dirinya untuk memenuhi kebutuhan diri.

Sedangkan pada goresan pena yg ke 2 dalam rubrik PROFIL, Kukuh Samudra mengangkat kisah Mbah Paiman, seseorang petani ?Terbelakang? Pada daerah Karanganyar, yang mempertahankan cara bertani menggunakan berdaulat: organik, menanam menurut bibit hasil panen serta membuat kompos sendiri. Keputusan ini diambil secara berdikari sang Mbah Paiman, sekalipun dianggap aneh sang orang-orang di sekitarnya.

Pada rubrik MEDIA, Sally Anom Sari mengangkat beberapa film yang mengangkat kemandirian hidup & pemenuhan kebutuhan diri. Dalam rubrik JALAN-JALAN, Debby Josephine mengajak kita ke sebuah tempat yang mengupayakan kemandirian dan kedaulatan pangan, sebuah loka pada perbatasan Kota Bandung & Cimahi, yg bernama Kebun Belakang.

Terakhir, Navita Kristi Astuti bercerita tentang bagaimana selama ini KAIL menjalankan kemandirian di Rumah KAIL, dengan memanfaatkan bagian rumah dan kebun. Masih banyak tantangan untuk mewujudkan KAIL sebagai rumah nol sampah (zero waste). Namun ada beberapa sistem yang telah berjalan di Rumah KAIL yang secara perlahan-lahan tapi pasti ikut mendukung peningkatan kualitas hidup anggota KAIL, relawan dan mitra yang berkunjung maupun makhluk hidup yang lain yang juga tinggal di Rumah KAIL.

Semoga artikel-artikel di dalam edisi ini menambah permenungan bagi para pembaca terkait kemerdekaan & kedaulatan dalam menentukan kehidupan yang sehat dan selaras alam.

Editor:

Deta RatnaKristanti

Cloud Hosting Indonesia