Senin, 11 Mei 2020

[EDITORIAL] PRO:AKTIF ONLINE NO 21/ DESEMBER 2018

Salam Transformasi!

Di penghujung tahun ini, Pro:aktif Online pulang hadir di tengah-tengah Anda. Setelah dalam dua edisi sebelumnya kita merefleksikan kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan & papan, sekarang kami mengajak pembaca sekalian buat merefleksikan ?Sandangdanquot; menjadi kebutuhan dasar manusia.

Manusia mengenakan sandang atau pakaian untuk berbagai hal antara lain: melindungi tubuh dari cuaca dingin maupun panas, kesopanan, mendukung tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas tertentu (misalnya: perenang, penyelam, koki (chef), tukang las, pegawai pabrik, dan sebagainya) atau sebagai penunjuk identitas budaya atau kelompok tertentu. Namun demikian, dalam proses produksi sandang terdapat beberapa masalah terkait lingkungan maupun manusia yang mendukung pengadaan sandang tersebut.

Maka, dibalut pada tema ?Tantangan Pemenuhan Kebutuhan Sandang pada Masa Kini? Kami sajikan artikel-artikel yg diharapkan dapat membuka wawasan para pembaca sekalian buat tahu lika-liku proses penyediaan kebutuhan sandang dikaitkan dengan gosip lingkungan yg berkelanjutan juga kesetaraan bagi insan yang terlibat di dalam setiap termin prosesnya. Mari kita simak citra artikel edisi kali ini.

Rubrik PIKIR yg dibawakan oleh Umbu Justin menggelitik kita menggunakan pemikiran mengenai sandang menjadi indera pendukung pencitraan manusia, tetapi di saat yang bersamaan, ia begitu cepat & gampang dilucuti, sehingga citra insan seolah-olah cepat jua berganti. Hal yg paling menggelitik dari artikel ini, adalah hubungan antara prestise manusia dengan sandang yg dikenakannya. Apakah martabat manusia bisa berubah-ubah secepat atau semudah bergantinya pakaian di tubuh kita?

Rubrik MASALAH KITA dibawakan oleh Any Sulistyowati, yg menuturkan tentang pertarungan seputar produksi hingga konsumsi pakaian dikaitkan menggunakan dampaknya terhadap lingkungan dan peradaban manusia. Ia menghadirkan sejumlah faktor penghambat insan pada mengonsumsi pakaian ramah lingkungan & berkelanjutan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penulis memberikan saran buat menyikapi hambatan-kendala tersebut supaya tercapai pemenuhan kebutuhan sandang yang lebih ramah bagi lingkungan maupun rakyat.

Rubrik OPINI menghadirkan artikel menurut Angga Dwiartama yang menelisik rantai produksi pakaian di masa sekarang. Ia mengajak pembaca buat kilas kembali bepergian industri pakaian global semenjak sebelum revolusi industri hingga diciptakannya prosedur yang memungkinkan sandang disajikan menggunakan cepat di hadapan konsumen. Dalam proses penyajian secara cepat itu, Angga memotret banyak sekali ketimpangan yang rupanya merugikan lingkungan maupun insan-manusia yg terlibat pada dalamnya. Di akhir artikel, Angga menekankan pentingnya kiprah pada ujung rantai produksi-konsumsi pakaian, yaitu konsumen itu sendiri.

Rubrik TIPS menghadirkan artikel yang ditulis sang Any Sulistyowati. Artikel ini membahas mengenai penggunaan popok bayi. Ia menuliskan mengenai kelebihan & kekurangan dua jenis popok, yaitu popok sekali gunakan & popok kain. Titik berat primer dari artikel ini adalah pada langkah-langkah praktis penggunaan popok kain yang diyakini meminimalkan potensi kerusakan lingkungan dibandingkan penggunaan popok sekali gunakan.

Rubrik MEDIA dibawakan sang Jeremia yang menulis ulasannya mengenai sebuah film berjudul True Cost. Di pada film tadi digambarkan tentang biaya produksi sandang yang semakin tinggi pesat dalam 15 tahun terakhir, namun produk pakaian yang dihasilkan dijual menggunakan harga murah & perusahaan pakaian masih menerima laba yg cukup besar . Pembuat film ini, Andrew Morgan dan para pendukungnya, melakukan penelitian dan pendokumentasian tentang porto-biaya ?Lainnya? Yg ditekan secara luar biasa demi meraup keuntungan yg demikian akbar.

Rubrik JALAN-JALAN dibawakan oleh Yosepin Sri Ningsih. Dari carut marut industri sandang yang membawa kita semua pada keprihatinan isu lingkungan maupun keadilan dan kesetaraan manusia, Yosepin membawa kita pada geliat aktor-aktor yang membawa harapan baru terwujudnya proses produksi ramah lingkungan, serta memberdayakan manusia yang terlibat di dalamnya. Dua aktor yang digambarkan dari artikel ini, yaitu Kana Goods dan Bixa Batik, telah mewakili sekian banyak pelaku produksi sandang yang keluar dari mainstream produksi sandang masa kini.

Kait Nusantara, yang dibawakan oleh Nita Roshita dalam Rubrik PROFIL, juga merupakan aktor pembaharu pada gerakan produksi pakaian ramah lingkungan. Didukung oleh 5 wanita dengan latar belakang pendidikan yang tidak sinkron, Kait Nusantara bergerak memberdayakan masyarakat pada pedesaan untuk secara arif menyelamatkan asal daya alam yg ada pada desa, sekaligus manfaatkan asal daya alam menjadi produk yang bernilai gunakan.

Sebagai pendukung gerakan pakaian ramah lingkungan dan setara bagi manusia yg terlibat pada dalamnya, Kail tentu mempraktekkan prinsip-prinsip keberlanjutan pada pengelolaan produk sandang pada Rumah Kail. Oleh karena itu, Rubrik RUMAH KAIL yang dibawakan oleh Didit Indriati memberikan pengalaman Kail dalam pemanfaatan produk pakaian. Pengalaman ini tertuang dalam aktivitas-aktivitas bersama rakyat sekitar, aktivis juga pada praktek keseharian di Rumah Kail itu sendiri.

Akhir kata, holistik artikel pada edisi ini diperlukan menginspirasi kita semua,yaitu: (1) dimulai dari penelusuran sejarah produksi pakaian global, sampai perubahan yang terjadi di masa sekarang yang sudah berperan dalam penurunan kualitas alam dan manusia. (2) berlanjut dalam tawaran solusi yg perlu segera dipraktekkan, yaitu penyadaran bagi tiap individu, yang dalam hal ini adalah konsumen sandang. Sebagai konsumen, kita sadar, bahwa pada setiap pilihan & tindakan kita telah turut berkontribusi kepada kualitas alam maupun sesama insan, dan (3) penyadaran tadi telah mengakibatkan beberapa aksi konkret berdasarkan beberapa pihak yg mengupayakan produksi sandang ramah lingkungan, kita perlu mendukung & sebisa mungkin menularkan aksi positif tadi kepada semakin poly orang.

Akhir istilah, seiring menggunakan semangat pergantian tahun, ayo mulai upayakan agar kita semua semakin merogoh tanggung jawab terhadap pilihan & tindakan yang herbi pemenuhan kebutuhan pakaian buat mendorong tercapainya kualitas hayati insan yang lebih baik serta selaras dengan alam.

Navita K. Astuti

Cloud Hosting Indonesia