Kamis, 14 Mei 2020

[EDITORIAL] PRO:AKTIF ONLINE NO 20/AGUSTUS 2018

Salam Transformasi!

Di bulan Agustus ini, Pro:aktif Online balik hadir di tengah-tengah Anda. Setelah pada edisi sebelumnya kita merefleksikan galat satu kebutuhan dasar, yaitu pangan, kini kami mengajak pembaca sekalian buat merefleksikan ?Papan? Yg juga merupakan kebutuhan fundamental dalam hidup manusia.

Papan (shelteratau hunian) yang memadai adalah salah satu kebutuhan paling mendasar manusia. Manusia butuh tempat untuk bermukim: beristirahat, berlindung, dan berkegiatan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan baik secara individu maupun kolektif. Papan yang memadai akan mendukung kondisi jiwa dan raga manusia yang tinggal di dalamnya. Sehingga, kondisi hunian serta pemukiman yang memadai hendaknya dapat mendukung pencapaian kualitas hidup kita sebagai manusia. Tercapainya kualitas hidup yang baik, mengoptimalkan kemampuan manusia untuk beraktivitas, mewujudkan visi dan misi hidupnya di dunia.

Oleh karena itu, menggunakan mengusung tema ?Tantangan Pemenuhan Kebutuhan Papan (Hunian) di Masa Kini? Kami mengajak Anda buat menelusuri artikel-artikel pada dalam edisi ini.

Rubrik PIKIR menghadirkan tiga butir tulisan, yang mengajak pembaca buat merefleksikan makna sebuah rumah atau loka tinggal. Dua artikel yang dibawakan sang Eventus Ombri Kaho dan Umbu Justin membicarakan mengenai makna sebuah rumah bagi rakyat tradisional pada ke 2 loka tidak selaras di Indonesia, yaitu pada Besikama (Kabupaten Malaka) & Weelewo (Kabupaten Sumba Barat Daya). Bagi warga di ke 2 tempat tersebut, tempat tinggal tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung semata. Rumah merupakan pusat aktivitas spiritual, yaitu ruang pertemuan insan dengan Sang Pencipta sekaligus perwujudan daya juang manusia di tengah alam semesta ini. Setiap bagian dari tempat tinggal yg mereka bangun memiliki maknanya masing-masing yang terhubung menggunakan pengalaman spiritual tadi. Artikel ketiga dari rubrik ini, masih sang Umbu Justin, mengajak pembaca buat merenungkan sebuah seni menciptakan ?Papan? Atau bangunan loka tinggal berdasarkan sudut pandang almarhum Romo Mangunwijaya Pr., seorang rohaniwan sekaligus arsitek. Bagi Romo Mangun, membentuk sebuah rumah adalah pemaknaan balik hayati manusia yg bertarung pada kompleksitas hayati sekaligus merayakan keindahan berdasarkan kehidupan itu sendiri.

Rubrik MASALAH KITA dibawakan sang Kristoporus Primeloka, membawakan perseteruan yang dihadapi sebagian akbar masyarakat Indonesia dalam pemenuhan loka tinggal, yaitu kenyataan terpusatnya lokasi pembangunan perumahan yg dalam lokasi mata pencaharian, yang membuahkan dalam terjadinya arus perpindahan rakyat mendekati huma pencaharian, yang lalu mengakibatkan kasus lainnya, misalnya terbentuknya perkampungan kumuh-padat penduduk & terjadinya penggusuran. Penyebab lain dari kepadatan pemukiman merupakan terdapatnya paradigma bahwa satu famili perlu mempunyai satu rumah. Penulis menggugah pembaca dengan pemikiran mengenai alternatif lain yang mampu dilakukan terkait dengan pengadaan tempat tinggal bagi famili.

Rubrik OPINI menghadirkan artikel dari Ari Ujianto yang menyampaikan perseteruan yang sama seperti di rubrik sebelumnya, yaitu kurangnya akses perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Di dalam artikel tadi, Ari Ujianto mengajukan 2 terobosan bagi pemenuhan hak atas loka tinggal yg layak bagi masyarakat, pertama, melalui pemugaran kebijakan pemerintah atas penataan perumahan bagi masyarakat, kedua, melalui peningkatan keswadayaan warga dalam mencukupi kebutuhan tempat tinggalnya.

Rubrik TIPS menghadirkan 3 artikel. Dua artikel ditulis oleh Any Sulistyowati. Artikel pertama, berdasar pengalaman pribadinya, Any Sulistyowati menulis tentang langkah-langkah membangun tempat tinggal virtual sesuai menggunakan kondisi aktual sumberdaya maupun finansial yang dimiliki. Sedangkan dalam artikel kedua, masih ada hubungannya dengan artikel pertama, adalah tentang langkah-langkah membangun loka tinggal menggunakan porto ekonomis dan selaras alam, yaitu menggunakan material bekas. Pembaca dapat mengusut latar belakang pemilihan material membentuk tempat tinggal yang selaras dengan alam di pada artikel ini. Artikel ketiga, ditulis sang Jaladri, yang menuliskan tentang gaya hidup ekonomis dan selaras alam yang perlu dilakukan sang aktivis pada bertempat tinggal.

Rubrik MEDIA dibawakan oleh Kukuh Samudra yg menulis resensi sebuah kitab berjudul Halaman Rumah/YARD, dari Tanah Indie, sebuah komunitas pemerhati isu papan pada Makassar. Buku tadi memuat esai-esai terkait pekarangan atau page tempat tinggal sebagai bagian dari tempat tinggal manusia, yg dibidik berdasarkan berbagai tema, yaitu diantaranya: tradisi, interaksi sosial & ruang hayati.

Rubrik JALAN-JALAN dibawakan oleh Any Sulistyowati. Artikelnya membawa pembaca untuk melihat sebuah komunitas bernama Cobb Hill Community Co-housing di Amerika Serikat.  Cobb Hill merupakan sebuah komunitas yang bertempat tinggal bersama sekaligus menjalankan pola hidup bersama untuk hidup selaras alam. Komunitas tersebut memenuhi kebutuhan harian mereka secara mandiri. Oleh karena itu, selain membangun rumah-rumah tempat tinggal, komunitas ini melengkapinya dengan lahan pertanian dan peternakan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup.

Rubrik PROFIL dibawakan oleh Fransiska Damarratri yang menulis profil 4 komunitas dan organisasi pemerhati isu papan yang ada di Indonesia.  Dari artikel tersebut, kita dapat mengetahui bahwa terdapat sepak terjang berbagai pihak di Indonesia maupun di dunia, yang mengupayakan tercapainya ruang hidup yang lebih baik, swadaya, dan bersama (komunal) bagi seluruh masyarakat.

Rubrik RUMAH KAIL dibawakan oleh Didit Indriati yg menunjukkan pengalaman KAIL dalam merawat dan memelihara rumah & kebun menggunakan cara yg selaras dengan alam.

Keseluruhan artikel dalam edisi ini dibutuhkan menginspirasi kita seluruh, dimulai dari pemetaan kasus-kasus yang ada seputar pemenuhan kebutuhan akan loka tinggal. Untuk mengatasi perkara, disajikan banyak sekali tawaran solusi antara lain : (1) cara lain cara mengorganisir diri dan masyarakat agar swadaya dalam pemenuhan kebutuhan tempat tinggal, (dua) penerapan gaya hidup bertempat tinggal, (3) cara-cara menciptakan & merawat rumah yang selaras alam. Kita dapat mengetahui aneka macam pihak baik individu maupun komunitas telah mengupayakan langkah-langkah pemenuhan ruang hayati yg lebih baik berdasarkan hari ke hari, demi tercapainya kualitas hayati manusia yg semakin baik dan selaras dengan alam.

Akhir kata, seiring dengan gempita peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh dalam bulan ini, kami berharap bahwa kita seluruh semakin merdeka terhadap pilihan & tindakan yang kita ambil sehubungan menggunakan pemenuhan ruang hidup yg mendorong tercapainya kualitas hidup manusia yang lebih baik dan selaras menggunakan alam.

MERDEKA!

Navita Kristi Astuti

Cloud Hosting Indonesia