Salam transformasi,
Pro:aktif Online balik hadir pada tengah pembaca sekalian. Dalam edisi ini, yuk kita refleksikan keliru satu proses pemenuhan kebutuhan dasar insan, yaitu pangan.
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah pangan yang memberi asupan nutrisi dan energi untuk berkembang serta beraktivitas. Sebagai kebutuhan dasar, kebutuhan pangan harus dipenuhi oleh setiap manusia secara cukup, tidak berlebih dan tidak kekurangan. Jika manusia kekurangan atau kelebihan konsumsi pangan, maka kesehatannya akan terganggu. Manusia telah mengembangkan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Berbagai kemajuan telah dicapai, baik dari sisi produksi pangan, maupun kualitas pengolahannya. Namun demikian, apakah cara-cara tersebut memberikan pengaruh yang baik pada kesehatan manusia dan kelestarian alam? Adakah dampak-dampak negatif dari sistem pangan yang ada sekarang? Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pangan yang sehat sekaligus ramah lingkungan?
Dengan tema ?Tantangan Pemenuhan Kebutuhan Pangan yang Sehat dan Ramah Lingkungan? Pro:aktif Online menghadirkan banyak sekali tulisan buat merefleksikan tema tadi.
Berikut ini adalah artikel-artikel yg ada pada pada Proaktif Online edisi ini.
Rubrik PIKIR mengajak kita merenungkan pilihan pangan dan makna pangan dari dua sudut pandang yang berbeda. Di satu sisi, Angga Dwiartama merefleksikan pilihan pangan sebagai sebuah pilihan politik yang menubuh. Ketika satu pilihan diambil oleh pemilik tubuh, misalnya pilih junk food atau pangan sehat, maka seketika itu pula tubuh menyatakan haluan politiknya. Di sisi yang lain, Umbu Justin merefleksikan makna proses makan pada manusia yang sejatinya merupakan wujud dari interaksi manusia dengan alam. Orisinalitas proses makan kini banyak dikaburkan oleh ego manusia. Ketika ego manusia dimenangkan, makan dapat menjadi proses yang menginjak-nginjak pihak lain, termasuk alam itu sendiri.
Dalam rubrik MASALAH KITA, dua penulis mengangkat bagaimana produksi dan konsumsi insan waktu ini sudah berdampak pada kesehatan manusia & keberlanjutan alam. Penulis pertama, Any Sulistyowati menceritakan secara singkat aneka macam persoalan pangan yang terjadi waktu ini dari aspek produksi dan konsumsi, baik di taraf lokal & dunia. Sementara penulis kedua, Fransiska Damarratri memaparkan bagaimana efek tingginya kegiatan insan dalam atmosfer bumi & bagaimana pola produksi dan konsumsi tadi sudah sebagai kekuatan geologis sendiri yang mengancam keberlanjutan alam.
Fictor Ferdinand pada rubrik OPINI menuliskan pendapatnya bahwa pemenuhan kebutuhan pangan berada di antara hubungan paternalistik antara pemerintah dengan rakyat negara. Pemenuhan kebutuhan pangan rakyat negara dikondisikan sebagai tergantung pada program-program & kebijakan pemerintah. Menurutnya, pemerintah seharusnya menetapkan kebijakan-kebijakan yang menciptakan rakyat negaranya berdikari dalam pemenuhan kebutuhan pangan mereka.
Dalam Rubrik TIPS, Any Sulistyowati memamparkan pilihan-pilihan upaya pemenuhan kebutuhan pangan yg sehat sekaligus ramah lingkungan. Jika semakin poly orang mempraktekkan upaya-upaya ini, dibutuhkan akan terwujud sistem pangan yg sehat dan ramah lingkungan, dan semakin poly orang bisa menaikkan kualitas hayati mereka.
Navita K. Astuti menciptakan resensi kitab Gesang pada Lahan Gersang yang ditulis sang Diah Widuretno dalam rubrik MEDIA. Buku tadi memuat sepak terjang penulis bersama rakyat dampingannya di Desa Girimulya, Kabupaten Gunungkidul, dalam pendidikan berbasis syarat sosial dan budaya rakyat, termasuk di dalamnya pendidikan seputar kemandirian pada pemenuhan kebutuhan pangan yg selaras alam.
Artikel rubrik JALAN-JALAN yang ditulis oleh Deta Ratna Kristanti menceritakan proses pelatihan para petani di Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur untuk mencapai desa yang berkedaulatan pangan. Kedaulatan tersebut dicapai melalui pertanian organik, kedaulatan benih dan kedaulatan lahan.
Rubrik PROFIL kali ini mengangkat dua aktor pembawa perubahan di sektor pangan, yaitu Warung Sehat 1000 Kebun dan Komunitas di Girimulya yang mempertahankan tradisi pangan lokal mereka dari masa ke masa. Kisah tentang aktor pertama ditulis oleh Vania Febriyantie dan Raden Galih Raditya, sementara kisah tentang aktor kedua ditulis oleh Diah Widuretno.
Artikel rubrik RUMAH KAIL, yg ditulis sang Any Sulistyowati, memuat upaya KAIL buat menghasilkan pangan pada kebun sendiri menggunakan metode permakultur. Kebun KAIL dijalankan menggunakan prinsip-prinsip pertanian selaras alam. Di kebun ini, pangan dihasilkan tanpa menggunakan pupuk kimia & pestisida. Hasil panennya lalu dipakai menjadi bahan makanan dalam aktivitas-kegiatan di KAIL.
Dari artikel-artikel tersebut, kita bisa lebih memahami masalah pangan dari berbagai sudut pandang, mengenali beberapa tantangan utama, & menemukan ide-wangsit kreatif buat penyelesaian duduk perkara pangan tersebut. Kita pula dapat mengetahui beberapa aktor pada negeri ini yang telah & sedang berjuang untuk pangan sehat & ramah lingkungan.
Mengingat perjuangan para pendahulu yg diperingati setiap bulan April, di antaranya: Hari Perlawanan Petani Sedunia (17 April), Hari Kartini (21 April) dan Hari Bumi (22 April), akan sangat sempurna kiranya jika mulai waktu ini kita memilih buat memulai usaha dari diri sendiri ? Melalui pilihan-pilihan pangan kita, atau membangun komunitas buat berjuang bersama memenuhi kebutuhan pangan yg sehat dan ramah lingkungan.
Navita Kristi Astuti
Penanggungjawab Pro:aktif Online